Soloraya
Kamis, 21 Maret 2024 - 13:18 WIB

Asal Usul Dukuh Tapan di Plupuh Sragen, Awalnya Bukti Tempat Bertapa

Fanisa Tasya Nabilla  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Balai Desa Cangkol, Kecamatan Plupuh, Sragen. (Google Maps)

Solopos.com, SRAGEN — Tapan merupakan salah satu dukuh di Desa Cangkol, Kecamatan Plupuh, Sragen. Dulunya, dukuh ini adalah sebuah bukit yang dijadikan tempat untuk bertapa atau pertapan. Hal itulah yang membuat nama Tapan muncul dan dijadikan nama dukuh.

Kondisi geografis Desa Cangkol didominasi oleh dataran rendah, namun jika menuju ke arah Barat tepatnya berbatasan dengan Ngebung yang masuk wilayah Kecamatan Kalijambe, wilayah ini sudah memasuki daerah perbukitan.

Advertisement

Di desa ini terdapat sebuah dukuh yang menyimpan cerita sejarah dari lisan ke lisan, yaitu Dukuh Tapan. Tapan berada tepat di wilayah paling Barat di wilayah Desa Cangkol.

Mayoritas penduduk Dukuh Tapan bermata pencaharian sebagai petani karena banyak pohon-pohon jati dan tegalan.

Advertisement

Mayoritas penduduk Dukuh Tapan bermata pencaharian sebagai petani karena banyak pohon-pohon jati dan tegalan.

Sejarah

Menurut laman sisca.sragenkab.go.id milik Sistem Informasi Cagar Budaya (SISCA), yang dikutip Solopos.com, Kamis (21/3/2024) tempat ini pada awalnya adalah sebuah bukit menjulang yang ditandai dengan pohon Segawe yang cukup besar.

Advertisement

Pada zaman dahulu, ada dua bangsawan dengan rombongan kerajaan melewati wilayah yang sekarang menjadi Dukuh Tapan, tengah beristirahat setelah menempuh perjalanan. Dua ekor kuda yang digunakan sebagai alat transportasi diikat tepat di bawah bukit.

Mereka meluangkan waktu untuk istirahat yang cukup hingga badan merasa bugar dan siap untuk melanjutkan perjalanan.

Saat ingin melanjutkan perjalanan, kedua bangsawan bertitah kepada abdi atau pengikutnya untuk menjaga barang yang ditinggal di bukit ini, dengan ketentuan tidak boleh ada yang mengambil barang tersebut kecuali bangsawan itu sendiri.

Advertisement

Abdi yang setia berusaha menjaga amanah tersebut dengan bertapa. Selain itu si abdi tersebut juga melakukan olah kanuragan serta babat alas untuk menjadikan wilayah sekitarnya agar bisa dihuni.

Kegiatan bertapa inilah yang menjadi asal mula desa dengan bukit yang dijadikan pertapan, lalu disebutkan dengan Tapan. Waktu tak terasa berlalu sampai pada waktunya datanglah utusan bangsawan untuk mengambil barang di bukit Tapan.

Mengingat amanah yang diberikan, sang abdi memiliki pendirian yang kokoh tidak mengizinkan siapa pun mengambil barang bangsawan tersebut. Sedangkan si utusan juga bersikeras untuk melaksanakan tugas yang diberikan.

Advertisement

Perselisihan pun terjadi dikarenakan terdapat perbedaan tujuan hingga akhirnya terjadi pertempuran antara kedua pihak. Di tengah pertempuran, kedua tokoh ini gugur.

Kedua tokoh tersebut yaitu Nyai Pulur dan Nyai Rambat. Nama mereka pun cukup dikeramatkan di Dukuh Tapan hingga sekarang.

Advertisement
Kata Kunci : Asale Sejarah Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif