SOLOPOS.COM - Sejumlah benda cagar budaya yang ditemukan terkubur di dalam tanah dikumpulkan menjadi satu oleh warga di Dusun Candi, Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, Jumat (19/6/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Asal usul ini terkait kisah misteri di Dusun Candi di Desa Bonagung, Tanon, Sragen.

Solopos.com, SRAGEN – Dusun Candi di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, menyimpan misteri. Di dusun yang berlokasi di jalan Tanon-Sumberlawang, Sragen, itu kerap ditemukan benda unik dari dalam tanah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Cerita bermula ketika sejumlah warga yang ingin membangun rumah dikagetkan dengan temuan benda-benda asing dari dalam tanah. Benda-benda itu ditemukan ketika warga ingin membuat fondasi rumah pada 2013 lalu.

Benda-benda cagar budaya seperti arca berbentuk kerbau, lumpang dari batu, batu bata berukuran 40 cm x 20 cm, fosil tulang binatang dan lain-lain ditemukan terkubur di dalam tanah entah berapa tahun lamanya.

“Sayang, saat ditemukan kepala arca kerbau itu sudah hilang dari tempatnya,” kata Wagiman, 55, warga setempat saat ditemui , Jumat (19/6/2015).

Temuan berbagai artefak budaya itu memunculkan spekulasi di kalangan masyarakat yang menyebut Dusun Candi berdiri di sebuah candi. Namun, belum ada temuan yang membuktikan dugaan masyarakat tersebut.

Kendati begitu, warga sekitar percaya Dusun Candi memiliki cerita kehidupan yang terpendam selama ratusan bahkan ribuan tahun. Hingga kini, warga Dusun Candi sendiri tidak mengetahui bagaimana alur cerita itu.

Warga sekitar sebetulnya sudah terbiasa menemukan bebatuan yang antik ketika menggali tanah. Namun, benda-benda itu justru dijadikan bahan fondasi rumah warga. Warga sekitar juga pernah menemukan arca berbentuk manusia. Arca tersebut selanjutnya diserahkan kepada pemerintah.

Menurut cerita nenek moyang warga Candi, dahulu di dusun tersebut terdapat sebuah sumur tua yang sakral. Konon, di dalam sumur itu terdapat sebuah gong yang terbuat dari emas.

Namun, keberadaan sumur itu hingga kini belum diketahui. “Sumur itu sudah terkubur di dalam tanah. Konon, gong emas itu merupakan peninggalan para wali,” ujar Wagiman.

Sekretaris Desa Bonagung, Sumanto, mengakui di wilayah kerjanya banyak berdiri tempat-tempat yang disakralkan warga. Tempat-tempat itu merupakan petilasan dari tokoh-tokoh terpandang pada masanya.

“Di Desa Bonagung ada 11 dusun. Di tiap dusun, rata-rata ada tempat-tempat sakral. Pada malam-malam tertentu, tempat-tempat itu biasa dikunjungi oleh warga,” papar Sumanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya