Soloraya
Senin, 11 Juli 2016 - 10:30 WIB

ASAL USUL : Irung Petruk Boyolali dan Sejarah Penyebaran Islam

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Flying Fox di kawasanan tikungan Irung Petruk, Desa Genting, Cepogo, Boyolali, Senin (6/8/2012), berhenti beroperasi sementara mengingat minat pengunjung dinilai belum memadai. (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

Asal usul kali ini mengenai Irung Petruk di Cepogo Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI — Cerita tentang jalur Irung Petruk di Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Boyolali, tak lepas dari sejarah penyebaran agama Islam di wilayah Cepogo dan Selo.

Advertisement

Saat Islam mulai menyebar di Jawa, ada seorang Kiai dari keturunan Sunan Kalijaga yang datang ke kawasan lereng Gunung Merapi itu. Orang tersebut bertubuh sangat tinggi, dan hidungnya sangat mancung. Orang tersebut menyerupai warga keturunan Arab.

“Warga masyarakat saat itu memanggilnya Mbah Petruk. Dia bukan Petruk seperti tokoh punakawan tetapi dari perawakan yang tinggi, dan hidung mancung, banyak yang memanggilnya Mbah Petruk,” cerita Kades Genting, Komedi, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (27/5/2016).

Setelah menyebarkan agama Islam di Cepogo dan Selo, Mbah Petruk melakukan perjalanan sampai ke Gunung Bibi yang ada di sisi timur Gunung Merapi. Lama tidak ada kabar dari Mbah Petruk. Warga saat itu mengira Mbah Petruk meninggal dunia di Gunung Bibi.

Advertisement

“Setelah tak ada kabar itu, terdengar sejarah dan cerita bahwa Mbah Petruk itu sebenarnya Kyai Rohaji yang kemudian mendapat julukan Empu Permadi. Dulunya, dia sering jalan-jalan di gardu pandang dan membuat jalan menanjak, menikung mirip dengan hidung Petruk,” tambah dia.

Jalan itu hingga kini masih ada sehingga dikenal dengan tikungan Irung Petruk. Warga Cepogo hingga saat ini masih percaya Mbah Petruk selamanya akan menjadi penyelamat bagi orang Cepogo.

“Setiap Gunung Merapi menunjukkan aktivitasnya, warga Cepogo bisa melihat tanda-tanda itu dari arah Gunung Bibi. Tanda itu seperti petir meloncat ke atas. Kalau belum ada tanda itu, warga Cepogo masih tenang-tenang saja.”

Advertisement

Saat ini, sebuah patung Petruk berdiri tepat di tikungan Irung Petruk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif