Soloraya
Selasa, 17 Januari 2023 - 18:47 WIB

Asal-Usul Pasar Kabangan, Spesifik Menjual Peralatan Rumah Tangga di Kota Solo

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang membersihkan drum di Pasar Kabangan, Kecamatan Laweyan, Solo, Selasa (17/1/2023). Pasar Kabangan merupakan pasar spesifik yang menjual berbagai peralatan rumah tangga dengan material plastik, logam dan karet. Ada sekitar 100 pedagang yang menempati Pasar Kabangan dan direncanakan akan digabung dengan Pasar Jongke.(Solopos.com/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO–Rencana revitalisasi Pasar Jongke ada sejak 2012 sampai 2014. Rencana itu baru terwujud dengan masuk daftar 16 program prioritas pembangunan Kota Solo 2023.

Pembangunan itu sekaligus menggabungkan Pasar Kabangan dengan Pasar Jongke. Ketua Paguyuban Papasan Abang, Giyanto alias Ateng, menjelaskan pedagang mendukung rencana Pemkot Solo yang tertunda sekitar 10 tahun tersebut.

Advertisement

“Mau gak mau harus manut pemerintah. Rencana itu sudah ada sejak 2012 atau 2014,” kata dia ditemui Solopos.com di Pasar Kabangan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Senin (17/1/2023) petang.

Menurut Ateng, tujuan pemerintah melakukan revitalisasi supaya pasar tradisional lebih menarik perhatian bagi pembeli, pasar lebih tertata, dan nyaman bagi pedagang maupun pembeli.

Advertisement

Menurut Ateng, tujuan pemerintah melakukan revitalisasi supaya pasar tradisional lebih menarik perhatian bagi pembeli, pasar lebih tertata, dan nyaman bagi pedagang maupun pembeli.

Pasar Kabangan merupakan pasar spesifik yang menjual berbagai peralatan rumah tangga dengan material plastik, logam, dan karet. Ada sekitar 100 pedagang yang tergabung.

Ateng mengatakan semula Pasar Kabangan merupakan pasar yang berlokasi di seberang lokasi terkini, yakni Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo. Pedagang menjual sayuran serta mesin jahit waktu itu.

Advertisement

Adapun Pasar Kabangan pernah dilakukan beberapa kali perbaikan skala kecil. Revitalisasi terbesar dilakukan sekitar 2005 setelah terjadi kebakaran 2004.

Pasar Kabangan menjadi salah satu pasar tradisional di Kota Solo yang terdampak pandemi, namun kini mulai bergeliat meskipun belum maksimal.

Ateng menjelaskan konsumen Pasar Kabangan 50% luar Kota Solo, 30% pabrik, dan 20% konsumen warga umum.

Advertisement

Berdasarkan laman Pemkot Solo, Pasar Kabangan pada awalnya bernama Pasar Laweyan, hal ini mengacu dari nama sebuah kampung yang terletak berseberangan jalan dengan Kampung Laweyan.

Menurut cerita para sesepuh, pasar tradisional ini sudah ada sejak zaman Belanda. Banyak sebutan untuk pasar ini, antara lain, Pasar Kabangan, Pasar Seng, dan ada juga yang menyebut Pasar Gembreng.

Pedagang Pasar Kabangan kreatif dengan mengolah barang-barang bekas menjadi barang yang mempunyai nilai guna dan nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Advertisement

Meski hanya berupa barang daur ulang, keawetan dari produk yang dibuat bisa dijamin oleh para pedagang. Terbukti hingga kini pasar tak pernah mati dan tetap memiliki pembeli.

Pasar Kabangan memiliki luas lahan 3.660 meter persegi yang menjual berbagai kebutuhan selayaknya pasar tradisional lainnya. Namun setelah 1989 terdapat para pedagang pindahan dari Pasar Kadipolo (dekat Pasar Kembang) yang sejak awal sudah mengkhususkan berdagang plastik dan seng.

Sejak saat itulah pola perdagangan di Pasar Kabangan mengalami perubahan, hingga kini para pedagang lebih banyak menjual dan membuat barang-barang kebutuhan berbahan dasar plastik dan seng.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif