SOLOPOS.COM - Dua pusaka berupa tombak milik Raden Mas Said tersimpan rapi di Petilasan Kaliwerak, Lingkungan Gerdu, Kelurahan Giripurwo, Wonogiri, Sabtu (18/7/2015). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Asal usul ini terkait sejarah Petilasan Kaliwerak di Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI – Petilasan Kaliwerak berada di Lingkungan Gerdu, Kelurahan Giripurwo, Wonogiri. Lokasi Petilasan itu terletak sekitar 2 kilometer (km) dari arah belakang Pasar Wonogiri.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun tidak banyak orang tahu tentang arti nama dan sejarah tentang Kaliwerak yang saat ini menjadi bukti simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.

Juru Kunci Petilasan Kaliwerak, Rongo Sadiono Hadi Wirtono, menjelaskan nama Kaliwerak bermula ketika penjajah Belanda yang berjumlah ratusan orang kliweran (berseliweran) mencari Radan Mas Said atau Pangeran Sambernyawa yang saat itu bersembunyi.

Selama hampir satu bulan penuh Belanda selalu kliweran mencari buronannya, Raden Mas Said.

“Pada saat itu dia [Raden Mas Said] bersama 20 pasukannya bersembunyi di tempat terbuka di bawah pohon. Namun, Belanda tidak melihatnya,” ujar Sadiono saat ditemui di Petilasan Kaliwerak, Sabtu (18/7/2015).

Dia mengatakan akhirnya Belanda putus asa dan menarik pasukannya menuju Solo. Setelah mendapati Belanda menarik pasukannya, Raden Mas Said langsung pergi menuju ke Gunung Gambar Ngawen, Gunung Kidul, Yogyakarta lewat jalur pegunungan untuk menyusun strategi menyerang balik Belanda.

“Setelah peristiwa itulah warga menjadikan bekas tempat persembunyian Raden Mas Said itu menjadi Petilasan Kaliwerak yang dikenal sampai sekarang,” kata dia.

Dia mengatakan sampai sekarang petilasan itu masih terjaga dengan baik. Di petisan itu terdapat dua pusaka keramat berupa tombak milik Raden Mas Said yang disimpan rapi dalam ruangan khusus.

“Sampai sekarang masih banyak warga pada hari tertentu seperti Selasa Kliwon melakukan doa di lokasi petilasan. Hal itu sebagai wujud nguri-uri budaya adat Jawa,” kata dia.

Menurut dia, pada malam 1 Sura nanti akan digelar kirab pusaka milik Raden Mas Said. Untuk acara itu akan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri.

Sementara itu, salah seorang warga setempat, meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk memberikan suatu gambaran sejarah singkat tentang Petilisan Kaliwerak dan dipajang di lokasi. Hal itu bertujuan agar generasi muda tahu akan sejarah Petilisan Kaliwerak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya