SOLOPOS.COM - Objek wisata Umbul Susuhan, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten, Jumat (8/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Umbul Susuhan menjadi salah satu destinasi wisata populer di Klaten yang memiliki sederet keunikan. Mulai dari lokasi, pilihan kolam renang, hingga asal-usul namanya pun unik.

Umbul Susuhan berada di tepi jalan raya Klaten-Jatinom, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten. Sejak 2015, umbul itu dikembangkan menjadi destinasi wisata oleh pemerintah desa setempat dan dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mahanani.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Direktur Bumdes Mahanani, Affan Fauzan Pahlawi, mengatakan ada beragam kolam di Umbul Susuhan. Ada dua kolam sumber berlantai alami. Kolam dewasa berukuran 10 meter x 40 meter dengan kedalaman sekitar 2,5 meter.

Kemudian kolam keceh serta kolam anak-anak. Selain itu ada kolam renang syariah yang dikhususkan untuk para perempuan. Tiket masuk Umbul Susuhan, Ngawen, Klaten, Rp10.000 per orang. Anak-anak di bawah lima tahun gratis. Tiket masuk untuk rombongan sekolah PAUD hingga SMA, TPA, serta pondok pesantren diberlakukan diskon.

Umbul Susuhan berdekatan dengan dua umbul lainnya yang berada di desa dan kecamatan yang berbeda. Pada jarak 500 meter, ada tiga destinasi wisata air yakni Umbul Susuhan Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Umbul Jalatundo di Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, serta Umbul Gedaren di Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom.

Jauh sebelum dibangun menjadi destinasi wisata air, Umbul Susuhan dimanfaatkan warga setempat untuk mandi dan mencuci. Di bawah kolam umbul, limpasan air digunakan untuk tempat mencuci truk dan pikap.

Masih Misteri

“Dulu limpasan air dari umbul untuk mencuci truk dari kendaraan pengangkut ternak seusai dari pasar hewan Jatinom. Sejak dibangun, sudah tidak lagi digunakan untuk mencuci kendaraan. Tempat untuk mencuci mobil dialihkan ke selatan Dukuh Mao,” kata Affan saat ditemui Solopos.com di Desa Manjungan, Jumat (8/12/2023).

Sejak dulu, umbul itu bernama Susuhan. Di dekat umbul itu ada Dukuh Susuhan yang masuk wilayah Desa Gedaren dan Dukuh Susuhan yang masuk wilayah Manjungan, Klaten. Soal asal-usul nama itu, Affan mengatakan sebenarnya masih misteri. Belum ada penelitian ilmiah yang meninjau sejarah hingga bisa bernama Susuhan.

Namun, beberapa warga menyebut nama itu berasal dari banyaknya burung yang bersarang di pohon besar yang dulunya menaungi sumber mata air tersebut.

“Menurut warga Dukuh Susuhan, Desa Gedaran, dulu di umbul ini ada dua pohon beringin besar. Di pohon itu banyak burung yang membangun sarang yang dalam bahasa Jawa disebut susuh. Kemudian menjadi nama susuhan. Tetapi ini menurut cerita tutur,” kata Affan.

Salah satu warga Dukuh Susuhan, Desa Gedaren, Sukarno, 60, mengatakan sejak dulu umbul yang berada di dekat rumahnya itu bernama Umbul Susuhan.

Soal asal-usul nama umbul itu dia tak mengetahui secara persis. Dia menjelaskan dulu umbul itu digunakan untuk mandi dan mencuci warga. “Kalau sekarang kondisi umbul jauh lebih bagus dibandingkan dulu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya