Soloraya
Minggu, 14 Juni 2020 - 15:00 WIB

Asale Desa Pusporenggo Boyolali, Taman Bunga yang Memikat Raja Keraton Solo

Bayu Jatmiko Adi  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gapura Desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI – Pusporenggo adalah nama salah satu desa di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Lokasinya berbatasan dengan pusat kota Boyolali.

Ada cerita menarik tentang latar belakang pemberian nama Pusporenggo. Konon desa tersebut ada kaitannya dengan Pakubuwono X, raja di Keraton Kasunanan Surakarta.

Advertisement

Menurut Kepala Desa Pusporenggo, Boyolali, Alif Muktiana, nama Pusporenggo muncul pada 1917. Tempat yang saat ini dinamakan Desa Pusporenggo adalah sebuah wilayah yang menjadi jalur perjalanan Pakubuwono X dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Pesanggrahan Pracimoharjo yang terletak di Desa Paras, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

"Saat ini nama Pusporenggo belum ada. Beliau [Pakubuwono X] sering mengunjungi Pesanggrahan Pracimoharjo, melewati daerah ini. Saat melakukan perjalanan dengan kerabat dari Keraton Surakarta, sempat beristirahat di sebuat lokasi di tengah Desa Pusporenggo saat ini," kata dia kepada Solopos.com, Sabtu (13/6/2020).

Advertisement

"Saat ini nama Pusporenggo belum ada. Beliau [Pakubuwono X] sering mengunjungi Pesanggrahan Pracimoharjo, melewati daerah ini. Saat melakukan perjalanan dengan kerabat dari Keraton Surakarta, sempat beristirahat di sebuat lokasi di tengah Desa Pusporenggo saat ini," kata dia kepada Solopos.com, Sabtu (13/6/2020).

Guru Besar UNS Solo: Kasus Covid-19 di Soloraya Terkendali, Layak Mulai New Normal 

Lokasi yang menjadi tempat beristirahat itu ada di Dusun Sigerok. Ternyata di lokasi tersebut banyak tanaman bunga yang membuat raja dan kerabatnya merasa senang. Bahkan di lokasi tersebut raja sempat menanam bunga. Sejak saat itu lokasi tersebut dinamakan Pusporenggo oleh atau bunga yang tertata.

Advertisement

Kemudian sejak saat itu ada pejabat lurah di Pusporenggo. Lurah pertama itu diangkat dari kalangan Keraton Surakarta. "Namanya panggilannya Raden Soma. Dia tidak menetap di sini [Pusporenggo]," kata Alif.

4 Hari New Normal di Sragen, Kasus Positif Covid-19 Tambah 6 

Tradisi

Menurut Alif, ada tradisi yang dijalankan Raden Soma, dan sampai saat ini masih dilakukan masyarakat Desa Pusporenggo Boyolali. Alif menjelaskan, kebiasan Raden Soma saat Lebaran Idulfitri, selalu pulang ke Surakarta.

Advertisement

"Saat ini dia sudah memeluk Islam. Karena di Pusporenggo belum banyak yang menganut Islam, maka saat Lebaran dia pulang ke Surakarta untuk Salat Idulfitri di Masjid Agung Surakarta. Kemudian pada Lebaran kedua, baru Raden Soma datang ke Pusporenggo untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Pusporenggo," lanjut dia.

Leher Pemuda Tewas Tersayat Benang Layangan di Mojosongo Solo Ternyata Terjerat 2 Senar Bening 

Menurut Alif, dari tradisi itu, sampai saat ini masyarakat di Desa Pusporenggo Boyolali merayakan Idulfitri dengan bersilaturahmi kepada warga sekitar pada Lebaran hari kedua.

Advertisement

"Untuk Salat Idulfitri, tetap mengikuti pemerintah. Tapi perayaannya nanti hari kedua," jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif