Soloraya
Minggu, 25 Desember 2022 - 06:06 WIB

Asale Lingkungan Cubluk Wonogiri, Lekat dengan Perjuangan Pangeran Sambernyawa

Muhammad Diky Praditia  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga berada di jalan Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Jumat (23/12/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pengaruh Raden Mas Said atau populer dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa tidak dimungkiri sangat besar di Wonogiri. Jejak langkah pangeran yang pada kemudian hari menjadi Mangkunegara I itu masih ditemukan hingga saat ini di Kabupaten Sukses.

Salah satu jejak langkahnya itu bisa diketahui melalui nama sebuah lingkungan di pinggiran Kota Wonogiri, yaitu Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri.

Advertisement

Tokoh masyarakat Lingkungan Cubluk, Raden Tumenggung (RT) Purnomo Tondonagoro, mengatakan nama Cubluk tidak terlepas dari sosok Pangeran Sambernyawa ketika tengah bergerilya di Wonogiri melawan pasukan Belanda.

Purnomo mengisahkan, dahulu saat Pangeran Sambernyawa dan pasukannya dikejar tentara Belanda, ia sempat singgah di sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Lingkungan Cubluk. Kala itu, tentara Belanda memiliki jumlah pasukan yang lebih banyak dibanding pasukan Sambernyawa. 

Advertisement

Purnomo mengisahkan, dahulu saat Pangeran Sambernyawa dan pasukannya dikejar tentara Belanda, ia sempat singgah di sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Lingkungan Cubluk. Kala itu, tentara Belanda memiliki jumlah pasukan yang lebih banyak dibanding pasukan Sambernyawa. 

Meski begitu, ia dan pasukannya tidak pernah tertangkap. Padahal saat Sambernyawa singgah di Cubluk, jarak pasukannya dengan pasukan Belanda tidak jauh.

Baca Juga: Kisah Penumpang Lolos dari Maut saat Minibus Terguling di Nguntoronadi Wonogiri

Advertisement

Lantaran ketidakmampuan Belanda menangkap Sambernyawa itulah kemudian Sambernyawa bilang kalau Belanda itu cubluk (dalam bahasa Indonesia berarti bodoh). Saat itu, Pangeran Sambernyawa bilang cubluk temen Kumpeni raisa nangkep aku.

“Dari perkataan itu, tempat singgah tersebut dinamakan Cubluk,” kata Purnomo saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (20/12/2022).

Belanda tidak bisa menangkap Sambernyawa karena pada saat itu terjadi suatu keanehan, yaitu pihak pasukan Belanda hanya berkeliaran di sekitar sungai yang saat ini bernama Kali Werang. Mata para kompeni dibuat seperti tidak melihat Sambernyawa.

Advertisement

Baca Juga: Mengenal Asale Tradisi Tilik Bayi di Wonogiri yang Masih Lestari hingga Kini

“Jadi tentara Belanda cuma muter-muter di kali [sungai] itu. Mereka sama sekali tidak melihat Sambernyawa dan pasukannya. Padahal jaraknya dekat sekali. Nama Kali Werang pun diambil dari peristiwa tersebut, yaitu karena Belanda yang cuma kaliweran [mondar-mandir] di kali itu, dinamakanlah Kali Werang,” ujarnya.

Purnomo tidak menyebutkan secara jelas kapan peristiwa itu terjadi. Yang jelas kisah Kisah Pangeran Sambernyawa yang singgah di Cubluk itu kemudian turun termurun hingga perkataannya menjadi awal penamaan di lingkungan tersebut.

Advertisement

“Secara ringkasnya begitu. Raden Mas Said sampai saat ini masih dikenal sebagai tokoh gerilya tak tertandingi sekaligus yang mbabat alas Wonogiri,” katanya.

Walakin cubluk memiliki arti bodoh itu menjadi nama lingkungan, tidak berarti orang-orang yang bermukim di sana merupakan orang bodoh. Tidak sedikit sarjana yang telah lahir di Lingkungan Cubluk. 

Baca Juga: Pemberian Wali, Asale Penamaan Dusun Sumberalit di Pracimantoro Wonogiri

“Bahkan, insinyur pertama di Wonogiri itu berasal dari Lingkungan Cubluk,” imbuh Purnomo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif