SOLOPOS.COM - Makam Eyang Udan Agung di Dusun Dadakan, Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Foto diambil Rabu (9/8/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Penamaan tempat terkadang tidak lepas dari legenda yang berkembang turun temurun di suatu wilayah. Makam Eyang Udan Agung yang terletak di Dusun Dadakan, Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar salah satunya.

Sekilas Makam Eyang Udan Agung ini tidak jauh berbeda dengan permakaman kampung pada umumnya. Hanya ada cerita turun temurun yang melegenda di masyarakat setempat terkait makam ini. Sesuai cerita turun-temurun yang berkembang, pemberian nama Eyang Udan Agung berawal dari keberadaan seorang prajurit dari Kerajaan Mataram Kuno di era 1100-an.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Konon, prajurit ini bermukim di sana. Selama kedatangannya hujan datang terus menerus tanpa henti. Hingga kampung yang semula dilanda kekeringan parah, mendadak menjadi berlimpah air. Wilayah itu pun semakin subur, hasil pertanian dan sumber air yang berlimpah.

Sang prajurit menetap hingga meninggal dunia di wilayah tersebut. Sejak itu masyarakat menyebut prajurit itu dengan nama Eyang Udan Agung karena mampu mendatangkan hujan yang besar.

Makam Eyang Udan Agung berada di tengah-tengah permakaman kampung setempat. Keberadaan Makam Eyang Udan Agung terawat dengan sejumlah sentananya. “Eyang ini membuat arca-arca pada zamannya bersama sentana-sentananya,” kata juru kunci Makam Eyang Udan Agung, Suratman, ketika dijumpai Solopos.com, Rabu (9/8/2023).

asale Makam Eyang Udan agung
Makam Eyang Udan Agung di Dusun Dadakan, Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Foto diambil Rabu (9/8/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Suratman mengatakan cerita turun temurun yang melegenda di masyarakat ini semakin kuat dengan temuan artefak diduga peninggalan cagar budaya di lokasi itu dalam lima tahun terakhir. Artefak yang ditemukan berupa Yoni, arca kepala Kala dan sejumlah benda diduga cagar budaya lain. Benda-benda itu telah diamankan di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar.

“Sejak ada temuan itu kawasan Makam Eyang Udan Agung dilabeli Kawasan Cagar Budaya oleh pemerintah,” kata dia.

Dibiarkan Belasan Tahun

Kades Pulosari, Sutino, mengatakan benda diduga cagar budaya yang kali pertama ditemukan adalah Yoni. Benda ini diduga merupakan peninggalan zaman Majapahit. Hal ini terlihat dari struktur dan artefak yang mirip peninggalan zaman Kerajaan Majapahit pada umumnya. Pada penemuan awal, artefak di Makam Eyang Udan Agung hanya dibiarkan tergeletak selama belasan tahun.

“Selama ini memang banyak ditemukan benda-benda. Namun masyarakat tidak tahu ternyata itu benda cagar budaya,” kata dia.

Dia telah meminta warga untuk melapor ke pemerintah desa jika menemukan benda diduga cagar budaya. Pemdes akan menindak lanjutin temuan itu ke Disdikbud. Benda diduga cagar budaya yang ditemukan selanjutnya akan diteliti untuk mengungkap sejarahnya.

Kepala Disdikbud Karanganyar, Yopi Eko Jati wibowo, membenarkan selama ini banyak ditemukan benda peninggalan bersejarah merupakan cagar budaya di Karanganyar, termasuk di kawasan Makam Eyang Udan Agung. Sayangnya di Karanganyar belum ada Tim Ahli Cagar Budaya (TACB). Sehingga begitu ada penemuan benda diduga peninggalan zaman dahulu pihaknya harus berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) untuk dteliti.

“Tapi sejauh ini masih bisa ditangani meski belum ada TACB,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya