SOLOPOS.COM - Warga mengumpulkan batu cagar budaya di kawasan Belik Pitu Ki Ageng Gribig, Dukuh Gajihan, Desa Pandeyan, Kecamatan Jatinom. Foto diambil Selasa (1/9/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Warga Dukuh Gajihan, Desa Pandeyan, Kecamatan Jatinom, Klaten mulai mengumpulkan bebatuan yang diyakini sebagai reruntuhan candi era Mataram Kuno di kawasan Belik Pitu Ki Ageng Gribig.

Lama teronggok di berbagai tempat, sejumlah warga berinisiatif mengumpulkan benda-benda cagar budaya yang masih tersisa. Inisiatif itu salah satunya muncul dari Hardiyana, 46, warga Gajihan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Sebenarnya benda-benda ini kan sudah ada ratusan tahun lalu dan sebagian warga sudah hidup dengan benda-benda ini. Akhirnya ada kesadaran dan meyakini pasti ada sejarah serta nilai-nilainya. Kemudian kami berinisiatif mengumpulkannya pada satu lokasi yang semestinya,” kata Hardiyana saat ditemui di Dukuh Gajihan, Selasa (1/9/2020).

Lebih lanjut, Hardi mengatakan usaha warga untuk terus menyelamatkan benda cagar budaya yang masih tersisa di wilayah Gajihan dan sekitarnya terus dilakukan. Begitu pula dengan membangun kawasan Belik Pitu.

Tak Pakai Masker, Sri Mulyani Dihukum Menyapu Jalan di Klaten

Dari batu-batu yang terkumpul, mereka berencana mendata dan membikin tulisan untuk menjelaskan jenis batuan serta fungsinya sebagai media edukasi. Mereka bersama-sama mulai mengumpulkan benda peninggalan cagar budaya yang masih tersisa mulai Juni 2020 lalu.

Benda-benda itu mereka kumpulkan di kawasan sumber mata air yang berada pada ujung kampung berbatasan dengan area persawahan. Oleh warga kawasan mata air itu diberi nama kawasan Belik Pitu Ki Ageng Gribig.

Nama Belik Pitu disematkan lantaran ada tujuh mata air di tempat itu. Setiap mata air diberi nama sesuai nama pohon yang berdiri di sekitarnya yakni kemuning, lerak, gayam,joho, randu alas, tanjung, serta asem.

Belik Pitu dipilih menjadi lokasi mengumpulkan bebatuan diduga reruntuhan candi Mataram lantaran tempat itu diyakini menjadi pusat ditemukannya bebatuan candi sebelum menyebar ke berbagai lokasi.

Avanza Seruduk Tiang Listrik Usai Tabrakan dengan Vespa di Solo, Begini Kronologinya

Belik Pitu

Sembari mengumpulkan satu per satu benda cagar budaya yang masih tersisa, mereka membangun kawasan Belik Pitu. Secara swadaya warga mulai membersihkan aneka sampah yang berserakan dan mendirikan peneduh di setiap sumber mata air.

Selain itu, mereka membuat bangunan berkonstruksi kayu untuk menempatkan batuan candi yang berhasil dikumpulkan. Rumah menyimpan batuan candi itu mereka beri nama Omah Palon.

Hardi mengatakan kini sudah ada sekitar 65 batuan bekas candi Mataram yang terkumpul di tempat tersebut. Batuan candi yang berhasil dikumpulkan seperti yoni, struktur batuan kemuncak, arca nandi, dan batuan candi lainnya.



Ada pula batu bata merah yang diperkirakan menjadi struktur candi. Oleh warga, mereka berinisiatif menyusun batu bata merah yang sudah terkumpulkan membentuk bangunan candi.

Selain itu, ada batuan pendukung lainnya yang diyakini peninggalan tempo dulu seperti lumpang, kenteng, dan pipisan atau alat untuk menghaluskan ramuan obat.

Inilah Sosok Nunggal Si Preman Paling Garang di Solo Selama 36 Tahun Terakhir

Bebatuan itu bukan  hanya berasal dari wilayah Gajihan. Ada warga dari luar dukuh yang secara sukarela menyerahkan batu cagar budaya yang selama ini berada di rumah mereka atau dibiarkan tergeletak di pekarangan rumah.

Selain itu, kawasan Belik Pitu belakangan menjadi pusat kegiatana budaya warga dengan mengembangkan Sanggar Budaya Gajahan. Anak-anak mulai diajak berlatih seni secara gratis di kawasan tersebut setiap akhir pekan.

“Mimpi kami agar nilai-nilai leluhur itu tidak terputus dari generasi yang ada di kampung kami. Oleh karena itu tempat ini kami jadikan pusat kebudayaan,” kata Hardi.

Gaya Wika Salim Naik Motor Gede Bikin Pria Adem Panas, Mau Dibonceng?

Di sisi lain, Hardi berharap ada tindak lanjut untuk menelusuri struktur candi di Gajihan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Warga meyakini di bawah pekarangan yang ada di dukuh setempat terkubur batuan candi.

Pegiat Klaten Heritage Community, Hari Wahyudi, mengapresiasi cara warga Gajihan merawat sisa benda cagar budaya yang ada di kampung mereka. Dia berharap cara warga tersebut bisa diikuti warga di wilayah lain yang ditemuan banyak peninggalan cagar budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Legitnya Es Dawet Legendaris di Pasar Gede, Pembayaran Praktis Bisa Pakai QRIS

Legitnya Es Dawet Legendaris di Pasar Gede, Pembayaran Praktis Bisa Pakai QRIS
author
Ika Yuniati Minggu, 28 April 2024 - 09:24 WIB
share
SOLOPOS.COM - Lapak jualan es dawet dan gempol pleret dengan nama Hj. Sipon di Pasar Gede Solo ramai pembeli tiap akhir pekan. Foto diambil, Sabtu (27/4/2024) pagi. (Solopos.com/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO – Lapak jualan minuman tradisional berupa es dawet dan gempol pleret Hj. Sipon di Pasar Gede Solo, tak pernah sepi pembeli, Sabtu (27/4/2024) pagi.

Kursi plastik yang disiapkan selalu penuh. Beberapa orang terpaksa menikmati kudapan manis itu dengan berdiri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Anak muda hingga orang tua yang ingin bernostalgia sama-sama antusias mengantre.

Ada yang menikmati racikan kudapan legendaris tersebut langsung di tempat. Namun tak sedikit juga yang membungkus untuk oleh-oleh saudara di rumah.

Maklum, kudapan yang dijual Sipon, 65, ini relatif murah. Ia menjual tiga jenis racikan minuman. Pertama yakni es dawet ketan, kedua es gempol pleret yang dihargai Rp10.000 per posi.

Pada hari biasa, minuman tersebut dijual hanya Rp8.000 per porsi. Racikan ketiga yakni es dawet durian seharga Rp15.000 per porsi.

Koran Solopos

Minuman paling laris, kata Sipon, yakni es dawet dengan ketan hitam.  Namun, gempol pleret dan es dawet durian juga tak kalah peminat.

Dibantu keluarga dan karyawan lain, Sipon, biasanya berjualan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Tiap ada pembeli, tangan Sipon secara cekatan meracik minuman segar itu kurang dari 5 menit. Ada sekitar enam bahan yang harus disiapkan untuk semangkuk dawet ketan.

Bahan tersebut yakni cendol, telasih, ketan hitam, jenang sumsum, gula merah cair dengan irisan buah nangka, kemudian ditutup santan. Tak lupa diberi serutan es agar terasa lebih segar.

Solopos.com turut membeli semangkuk dawet ketan hitam dan es gempol pleret pada Sabtu lalu.

Sensasi manis dan segar begitu terasa pada seruputan pertama. Selanjutnya, gurih santan dan jenang sumsum turut melebur di dalam mulut.

Potongan nangka menambah aroma pada dawet segar khas Pasar Gede ini. Pantas saja banyak pembeli ketagihan untuk datang kembali.

BRImo

Sipon (tengah berhijab) saat melayani pembeli di lapak jualan es dawet dan gempol pleret miliknya di Pasar Gede Solo, Sabtu (27/4/2024) pagi. (Solopos.com/Ika Yuniati).

Saking banyaknya pembeli, Sipon, harus selalu mempercepat cara meracik makananya. Tiap akhir pekan, kata dia, pembeli mayoritas warga luar kota. Saat ramai, mereka kadang kewalahan.

Emagazine Solopos

Oleh karena itu perlu sejumlah inovasi agar proses penjualan hingga transaksi lebih efektif.

Dawet Hj. Sipon ini cukup legendaris karena berjualan sejak puluhan tahun lalu. Kali pertama mereka jualan bahan pembuatan dawet seperti telasih, kolang kaling, dan lainnya.

Namun sejak 2006 hingga sekarang mereka memutuskan mengembangkan usaha dengan menjual olahan dawet dan gempol pleret karena dinilai prospektif.

Apalagi Solo saat ini jadi Kota Wisata dengan Pasar Gede sebagai salah satu icon-nya. Penjualan dawet memang terbukti tinggi dibandingkan dagangan sebelumnya.

Dalam sehari mereka bisa menjual ratusan mangkuk. Saat liburan penjualan mereka naik hingga dua atau tiga kali lipat. “Ya pokoknya kalau libur penjualan bisa naik dua hingga tiga kali lipat,” kata Sipon singkat saat ditanya detail soal omzet.

Dawet ini jadi salah satu langganan keluarga Presiden Jokowi. Pada Maret 2023 lalu pasangan Kaesang Pangarep dan isterinya Erina Gundono juga mencicipi racikan dawet Sipon secara langsung.

Selain membuat inovasi varian dawet, mereka juga menambah cara pembayaran dengan memanfaatkan transaksi digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) BRI via BRIMobile (BRImo).

Sipon mengaku sudah hampir tiga bulan melayani pembayaran dengan QRIS BRImo. Salah satu keuntungannya yakni lebih mudah dan praktis karena mempermudah pembeli maupun penjual.

Salah satu pembeli yang mengamini kemudahan transaksi dengan digital yakni Linda, 22, asal Yogyakarta. Baginya layanan digital seperti QRIS BRImo lebih memudahkan pembeli.

Interaktif Solopos

Apalagi ia jarang membawa uang tunai. Paling sering melakukan pembayaran secara non-tunai.

Pagi itu, Linda, datang bersama seorang temannya. Kali pertama sampai di Solo, dia langsung ke Pasar Gede untuk sarapan dawet. Setelah itu, ia berencana mengelilingi pasar dan melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata lainnya.

Ini bukan kali pertama Linda membeli dawet Hj. Sipon. Ia kembali membeli dawet tersebut karena rasanya yang cocok di lidah Linda. Saat mampir jajan Sabtu lalu ia juga mengaku kaget sekarang sudah melayani transaksi pembayaran QRIS via BRImo.

Sebelumnya, atau lebih dari tiga bulan lalu, ia belum melihat adanya fasilitas tersebut. “Ya bagus kalau ada QRIS, jadi lebih mudah transaksi,” kata dia.

Merchant BRI

Branch Manager BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, Senin (18/3/2024), mengatakan ada beberapa strategi pengembangan yang mereka lakukan untuk mendorong digitalisasi di Solo.

Dorongan ini salah satunya dilakukan di pasar tradisional. Mulai dari optimalisasi penggunaan quick response code Indonesian standard (QRIS) maupun electronic data capture (EDC).

“Kerapatannya [penggunaan QRIS maupun EDC BRI] harus kami kawal betul,” kata Agung, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin.

Pihak BRI Kanca Sosri juga melakukan kolaborasi dengan sejumlah merchant untuk memaksimalkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Perbaikan juga terus dilakukan, misalnya mengenai program apa yang perlu dievaluasi hingga kendala atau trouble yang harus segera dibenahi.



Apalagi ia jarang membawa uang tunai. Paling sering melakukan pembayaran secara non-tunai.

Pagi itu, Linda, datang bersama seorang temannya. Kali pertama sampai di Solo, dia langsung ke Pasar Gede untuk sarapan dawet. Setelah itu, ia berencana mengelilingi pasar dan melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata lainnya.

Ini bukan kali pertama Linda membeli dawet Hj. Sipon. Ia kembali membeli dawet tersebut karena rasanya yang cocok di lidah Linda. Saat mampir jajan Sabtu lalu ia juga mengaku kaget sekarang sudah melayani transaksi pembayaran QRIS via BRImo.

Sebelumnya, atau lebih dari tiga bulan lalu, ia belum melihat adanya fasilitas tersebut. “Ya bagus kalau ada QRIS, jadi lebih mudah transaksi,” kata dia.

Merchant BRI

Branch Manager BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, Senin (18/3/2024), mengatakan ada beberapa strategi pengembangan yang mereka lakukan untuk mendorong digitalisasi di Solo.

Dorongan ini salah satunya dilakukan di pasar tradisional. Mulai dari optimalisasi penggunaan quick response code Indonesian standard (QRIS) maupun electronic data capture (EDC).

“Kerapatannya [penggunaan QRIS maupun EDC BRI] harus kami kawal betul,” kata Agung, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin.

Pihak BRI Kanca Sosri juga melakukan kolaborasi dengan sejumlah merchant untuk memaksimalkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Perbaikan juga terus dilakukan, misalnya mengenai program apa yang perlu dievaluasi hingga kendala atau trouble yang harus segera dibenahi.



Kelebihan lain yang dimiliki BRI yakni adanya teknologi terdepan dengan EDC system android dan satelit sendiri. EDC android menghasilkan interface tampilan yang lebih menarik, modern, dan user friendly.

Meskipun tetap ada beberapa kendala yang berkaitan dengan jaringan Internet di wilayah masing-masing. Sementara itu, pertumbuhan EDC BRI maupun QRIS di Solo cukup bagus. Jumlahnya saat ini mencapai 500-an merchant.

Salah satu nasabah militan mereka yakni klinik skin care yang cukup terkenal di Solo. Transaksi penjualan klinik kecantikan tersebut menggunakan layanan EDC BRI baik untuk wilayah Solo maupun 30-an cabang mereka di luar Soloraya.

“So far, sejauh ini EDC BRI banyak bersaing, kami juga pakai Android dengan tampilan layar yang gede dan touch ,” kata Agung.

Sementara itu, Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, Rabu (20/3/2024), melalui wawancara tertulis dengan wartawan menjelaskan pihaknya memang terus melakukan peningkatan layanan digital, termasuk melalui BRImo.

Menurutnya, jumlah penggunaan BRImo terus tumbuh. Di lingkup BRI RO Yogyakarta, jumlah user BRImo pada 2023 mencapai 2,006 juta. Sementara, sejak Februari 2024, jumlah user BRImo mencapai 2,261 atau mengalami peningkatan sebesar 12,7%.

John menambahkan, dalam memberikan pelayanan terbaik, PT BRI terus fokus pada customer experience. Salah satunya dalam memenuhi kebutuhan global nasabah, dengan bentuk layanannya layanan pembayaran di luar negeri atau QRIS cross-border.

Pada tahap awal, layanan QRIS cross-border dari Super App BRImo dapat digunakan untuk bertransaksi di negara Singapura.

Nasabah cukup menggunakan BRImo dengan fitur QRIS untuk melakukan pembayaran di merchant yang tersedia yakni Singapore Quick Response Code atau SGQR.



Di sisi lain, jumlah merchant yang menggunakan EDC BRI maupun QRIS di wilayahnya juga terus meningkat setiap tahun. Pada 2022 silam sebanyak 9.282 merchant telah menggunakan EDC BRI dan 209.285 merchant telah menggunakan alat transaksi QRIS BRI.

Selanjutnya, pada 2023 sebanyak 10.296 merchant telah menggunakan EDC BRI dan 245.053 merchant telah menggunakan alat QRIS.
Volume transaki EDC pada 2022 mencapai Rp2,9 triliun dan mengalami peningkatan menjadi Rp3,7 triliun pada 2023.

Sementara itu, transaksi QRIS pada 2022 sebesar Rp 315 juta dan ditutup dengan peningkatan hingga Rp1,7 triliun pada 2023.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Refleksi Kepemimpinan Walkot Madiun: Perkuat Ekonomi dari Sektor Wisata & UMKM

Refleksi Kepemimpinan Walkot Madiun: Perkuat Ekonomi dari Sektor Wisata & UMKM
author
Abdul Jalil Minggu, 28 April 2024 - 08:38 WIB
share
SOLOPOS.COM - Webinar Refleksi Kepemimpinan Wali Kota Madiun yang diselenggarakan Solopos Media Group dengan narasumber Wali Kota Madiun, Maidi; Guru Besar Universitas PGRI Madiun, Prof. Parji; Lurah Klegen, Endro Suwandi; dan Ketua Paguyuban Bumi Semendung Madiun, Sugiharti, dan dipandu oleh Redaktur Pelaksana Solopos, Syifaul Arifin, Sabtu (27/4/2024). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN – Pembangunan Kota Madiun berjalan cukup pesat lima tahun terakhir. Saat ini, Madiun bukan hanya sebagai kota transit, tetapi menjadi tujuan destinasi wisata. Hal itu setelah dibangunnya pusat kawasan wisata buatan di Pahlawan Street Center (PSC). Ada enam miniatur negara yang dibangun di kawasan tersebut.

Jalan Pahlawan yang dulunya hanya menjadi jalan kota yang sepi dan terkesan kumuh, kini disulap menjadi kawasan yang menarik bagi masyarakat. Di kawasan tersebut terdapat enam miniatur ikon dunia, seperti patung Merlion Singapura, patung Liberty dari Amerika Serikat, miniatur Ka’bah di Makkah, rumah kincir angin Belanda, Menara Eiffel Prancis, dan Menara Big Ben Inggris.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Enam miniatur ini berada di satu kawasan, sehingga pengunjung hanya cukup datang di satu lokasi untuk menikmati seluruh keunikan bangunan tersebut. Keberadaan ikon dunia itu sukses menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Madiun. Setiap hari ada puluhan hingga ratusan orang yang menikmati kawasan wisata gratis tersebut. Terlebih lagi saat akhir pekan dan libur nasional.

Penataan kota ini menjadi salah satu yang diprioritaskan oleh Wali Kota Madiun, Maidi, saat pertama kali memimpin pada 2019 silam. Dia melihat pembangunan kota ini sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang berjuluk Kota Pendekar itu.

Koran Solopos

Maidi mengatakan pertumbuhan ekonomi Kota Madiun pada saat awal Covid-19 tercatat -5,34 persen. Pada saat berbagai daerah melakukan refocusing terkait anggaran untuk pembangunan, ia justru menggenjot pembangunan fisik dengan mempertimbangkan kekuatan anggaran dan menjaga perekonomian. Salah satu bangunan yang dikerjakan adalah kawasan wisata Sumber Wangi atau PSC.

Langkah tersebut dianggap tepat, karena pembangunan kawasan wisata itu ternyata menyedot antusiasme warga untuk berkunjung. Pertumbuhan ekonomi di Madiun berangsur membaik pascapandemi Covid-19.

“Pertumbuhan perekonomian Kota Madiun pada 2023 menurut BPS [Badan Pusat Statisti] mencapai 5,80 persen,” kata dia saat acara Refleksi Kepemimpinan Wali Kota Madiun yang diselenggarakan Solopos Media Group, Sabtu (27/4/2024) siang.

pahlawan street center madiun

Ribuan orang memadati kawasan Pahlawan Street Center, Kota Madiun. (Istimewa/Pemkot Madiun)

Maidi menuturkan setelah dianggap sukses menata kawasan PSC. Wali Kota Maidi kemudian melanjutkan pembangunan tempat wisata di Bogowonto Business Center dan penataan Alun-alun Madiun yang disertai pembangunan miniatur Tugu Monas.

Maidi menuturkan pembangunan kota yang dilakukan secara massif ini karena selain untuk menarik minat para pengunjung supaya mau datang, juga menarik para investor supaya mau menanamkan uangnya di Madiun.

Emagazine Solopos

Strategi ini cukup berhasil untuk menarik para investor datang ke Madiun. Menurutnya, investor datang karena melihat pertumbuhan ekonomi daerah yang akan dituju.

“Kalau kota belum siap, meminta investor, tentu investor pasti ga mau. Untuk itu, kota hadir, menyiapkan jalan, lampu, fasilitas lainnya. Kita siapkan semuanya. Investor pasti datang. Karena menjanjikan, uang kembalinya cepat. Kemarin saya baru menandatangani kerja sama dengan Mitra10,” jelasnya.

Selain berupaya mendatangkan investor, pemkot juga memperkuat pembangunan di sektor lokal dengan menata lapak UMKM di seluruh kelurahan. Setiap kelurahan di Madiun memiliki lapak UMKM dengan karakteristik masing-masing.

Pertumbuhan ekonomi itu salah satu indikatornya adalah realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD Madiun dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, meskipun nilainya tidak besar. Ia memberi contoh pada 2023, realisasi PAD dari sektor pajak mencapai Rp115 miliar dari target Rp104 miliar.

“Banyak strategi yang disiapkan dalam mengoptimalkan PAD. Seperti penerapan parkir elektronik di Pasar Sleko dan Pasar Besar Madiun. Kemudian penggunaan tapping box untuk hotel dan restoran,” jelasnya.

Peningkatan Ekonomi dari Kelurahan

Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Madiun dalam meningkatkan perekonomian adalah dari kelurahan. Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi di masing-masing kelurahan, seperti yang dialami di Kelurahan Klegen, Kecamatan Kartoharjo.

Interaktif Solopos

Di kelurahan ini ada salah satu lapak UMKM yang berkembang menjadi destinasi wisata. Ketua Paguyuban Bumi Semendung, Sugiharti, mengatakan penataan yang dilakukan di Bumi Semendung adalah dengan memanfaatkan potensi lokal. Lapak UMKM berada di tengah area persawahan. Potensi ini yang membuat lapak UMKM Bumi Semendung bisa terus eksis dan dikunjungi ratusan hingga ribuan orang per pekan.

Saat ini jumlah pelapak yang ada di Bumi Semendung ada sebanyak 22 orang. Mereka berjualan berbagai macam kuliner. Selain ada beragam kuliner, juga ada beberapa spot foto yang estetik dengan pemandangan tengah sawah.

wisata madiun

Pengunjung menikmati fasiltas yang ada di lapak UMKM Bumi Semendung, Kelurahan Klegen, Kota Madiun. (Istimewa/Pemkot Madiun)

“Ini yang berjualan di lapak Bumi Semendung, harus warga Klegen. Keberadaan lapak ini juga bisa mengentaskan pengangguran, karena banyak tenaga kerja yang diserap, bisa berjualan, kerja, bisa jadi juru parkir,” ujarnya dalam Refleksi Kepemimpinan Wali Kota Madiun.

Perputaran uang di Bumi Semendung pun tidak bisa dianggap remeh. Dalam sebulan, paguyuban mencatat nilai transaksi dari para pedagang mencapai antara Rp52 juta hingga Rp84 juta. Rata-rata nilai transaksi pedagang setiap hari antara Rp300.000 hingga Rp1,5 juta.

Sementara itu, Guru Besar Universitas PGRI Madiun, Prof. Parji, menyampaikan pembangunan Kota Madiun dalam empat tahun terakhir memang cukup bagus progresnya. Terutama dalam hal perkembangan pariwisata domestik, seperti di PSC yang kini menjadi ikon Kota Madiun.

“Ini menandakan Madiun kini jadi kota yang hidup. Kalau dulu relatif sepi. Tapi sekarang denyut nadi kota ini terasa. Saya jalan jam 12 malam dan jam 1 malam, Madiun masih hidup. Itu bisa dilihat dari kasat mata,” ujarnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Ayo Nobar! Videotron Susu Murni Boyolali bakal Putar Semifinal Piala Asia U-23

Ayo Nobar! Videotron Susu Murni Boyolali bakal Putar Semifinal Piala Asia U-23
author
Anik Sulistyawati Minggu, 28 April 2024 - 08:31 WIB
share
SOLOPOS.COM - Poster nonton bareng pertandingan semifinal AFC Asian Cup U-23 Tim Indonesia vs Uzbekistan di Monumen Susu Murni, Senin (29/4/2024). (Instagram/pemkab_boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali bakal mengadakan nonton bareng (nobar) semifinal AFC Asian Cup U 23 antara Timnas Indonesia vs Uzbekistan. Nobar bakal digelar di sekitar Monumen Susu Murni Boyolali, Senin (29/4/2024).

Hal tersebut terlihat dalam unggahan media sosial Instagram milik Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, @msaid_hidayat pada Sabtu (27/4/2024).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Said mengunggah foto bergambar anggota Timnas Indonesia berisi informasi lokasi dan waktu nobar.

“Videotron Monumen Susu Murni Boyolali akan digunakan untuk nonton bareng pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan,” ungkapnya dalam takarir unggahan seperti yang dikutip Solopos.com, Minggu (28/4/2024).

Koran Solopos

Ia mempersilakan masyarakat untuk datang dan menonton pertandingan semifinal AFC Asian Cup U23 antara Timnas Indonesia dan Uzbekistan.

“Kita duduk bareng, nonton bareng, dukung Indonesia,” kata dia.

Diperkirakan kedatangan banyak orang, Said meminta masyarakat yang datang untuk menjaga kebersihan, menjaga sopan santun, dan selalu tertib.

Emagazine Solopos

Akun resmi Instagram Pemkab Boyolali @pemkab_boyolali juga mengunggah foto serupa dan mengajak masyarakat untuk nonton bareng pertandingan semifinal AFC Asian Cup tersebut. Dilengkapi dengan imbauan-imbauan kepada masyarakat.

“Mimin nyuwun tulung jaga kebersihan [tidak buang sampah sembarangan] dan jaga ketertiban. Tidak membawa/mengaktifkan flare, tidak membawa senjata tajam. Dilarang membawa minuman keras, tidak melakukan konvoi dan tidak memakai knalpot brong, dilarang membawa bendera ormas/atribut partai/atribut ormas/organisasi lainnya,” tertulis dalam takarir.

Dalam akun Pemkab juga mengajak masyarakat yang datang untuk membeli jajanan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berada di sekitar lokasi nobar.

Interaktif Solopos

Kegiatan tersebut disambut gembira masyarakat. Beberapa akun terlihat menyambut gembira dan berterima kasih atas nobar yang diadakan ke laman komentar Instagram Bupati Said.

Ada akun @dolan.cepogo mengucapkan terima kasih atas nobar yang digelar.

“Siapp pak. Matursuwun. Sedulur Cepogo siap meramaikan dan mendukung penuh Timnas U23,” ketik dia.



Lalu, ada akun lain @ekothree yang juga mengapresiasi nobar yang diadakan Pemkab Boyolali.

“Nah, masio telat tapi rpp kanggo meramaikan,” kata dia.

Bahkan, ada warganet yang menyarankan agar agenda serupa bisa dirutinkan. Hal tersebut untuk menyenangkan warga Boyolali

“Dirutinke Pak Bup, nyenengke wargane,” tulis akun @footballforfun.byl. (Ni’matul Faizah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories