SOLOPOS.COM - Sumur raksasa berada di tengah jalan di Dukuh Taraman, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (4/8/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sumur raksasa menganga di tengah jalan di Dukuh Taraman, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Sumur tua yang dipercaya warga sebagai pedanyangan dukuh itu diyakini ada kaitannya dengan cikal bakal Dukuh Taraman.

Sumur kawak yang sebelumnya berupa sendang itu merupakan buatan wali. Di dukuh terdapat makam seseorang yang dipercaya adalah wali yang dikenal dengan sebutan Kiai Mentaram.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sendang itu berbentuk lingkaran dengan tatanan batu bata berukuran besar-besar, seperti batu bata zaman Majapahit. Diameter sumur itu sekitar 3 meter dengan kedalaman sekitar 6 meter dari bibir sumur.

Saat Solopos.com bertandang, Jumat (4/8/2023), sumur itu terlihat mengering dan menyisakan sedikit air. Sumur itu berada di tengah jalan antara dua rumah penduduk.

Sekitar 100 meter arah timur dari sumur kawak itu terdapat Padepokan Kumbang Malam. Di bagian belakang padepokan itu terdapat makam Kiai Mentaram. Makam itu sering dikunjungi warga dari berbagai daerah, terutama pada momentum Sura.

asale Sumur Dukuh Taraman sragen
Mbah Marto Sukarno, 80, duduk di samping makam Kiai Mentaram yang ada di bagian belakang kompleks Padepokan Kumbang Malam, Dukuh Taraman, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (4/8/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Taburan bunga mawar masih terlihat segar di makam yang terletak di dekat tunggak pohon randu alas besar. Randu alas itu mulai trubus pohon baru di sisi timur.

Marto Sukarno, 80, warga yang tinggal di depan padepokan, tepatnya di Dukuh Taraman RT 001, Desa Taraman, mengisahkan sekelumit asal-usul dukuh tersebut yang berasal dari makam wali di belakang padepokan itu. Mbah Marto menyebut makam wali itu dikenal dengan sebutan Kiai Mentaram. Sosok inilah yang diduga menjadi pendiri Dukuh Taraman.

“Termasuk sumur di tengah jalan itu dulu sebuah sendang yang dibuat wali. Dulu sendang itu sempat dikuras dan didasar sendang terdampak lubang seperti bekas tungkak kaki orang. Di dekat sendang itu juga ada semacam gorong-gorong berukuran cukup besar yang tembus sampai ke Kedung Ngetep, Bengawan Solo. Saat musim penghujan dulu sering ada sangkrah atau sampah daun bambu yang masuk ke sumur itu,” ujar Marto.

Dia mengungkapkan sendang yang dibuat wali itu menjadi pedanyangan dukuh. Sejak Mbah Marto belum lahir, sendang itu sudah dibangun dengan susunan batu bata. Meskipun berada di tengah jalan, Mbah Marto menyampaikan belum ada orang yang jatuh atau hewan yang jatuh.

Asal Usul Misterius

Di sendang itu, kata dia, pernah ada pohon beringin dan pohon sepreh besar. Kini, dua pohon itu sudah tidak ada dan menjadi pekarangan rumah warga.

Dari makam Kiai Mentaram ke timur secara berurutan ada Sendang Kroyo, Sendang Grompolan, Sendang Jipangan, sampai wilayah Desa Jambanan. Lokasi-lokasi itu masih ada hubungannya dengan Kiai Mentaram. “Dulu makam Kiai Mentaram ini hanya gundukan tanah di bawah pohon randu alas. Kemudian oleh padepokan dibangun. Di kanan kiri makam ini merupakan makam umum campuran tetapi sudah tidak aktif,” sambung Mbah Marto.

Ia menjelaskan tak ada yang tahu asal usul Kiai Mentaram ini siapa. Tetapi warga meyakini Kiai Mentaram seorang wali. Orang tua terdahulu juga tidak menceritakan tentang siapa sosok Kiai Mentaram.

Dia mengungkapkan dulu tempat ini jarang digunakan untuk tirakat karena kalau ada yang tiduran langsung dipindah ke sawah. Dia mengatakan sekarang berbeda, banyak warga dari luar Sragen yang tirakat di tempat ini, seperti dari Irian Jaya, Sumatra, Bali, Jakarta, dan seterusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya