Soloraya
Jumat, 4 Agustus 2023 - 15:52 WIB

Asale Sumur Raksasa dan Kisah Kiai Mentaram di Dukuh Taraman Sragen

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sumur raksasa berada di tengah jalan di Dukuh Taraman, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (4/8/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sumur raksasa menganga di tengah jalan di Dukuh Taraman, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Sumur tua yang dipercaya warga sebagai pedanyangan dukuh itu diyakini ada kaitannya dengan cikal bakal Dukuh Taraman.

Sumur kawak yang sebelumnya berupa sendang itu merupakan buatan wali. Di dukuh terdapat makam seseorang yang dipercaya adalah wali yang dikenal dengan sebutan Kiai Mentaram.

Advertisement

Sendang itu berbentuk lingkaran dengan tatanan batu bata berukuran besar-besar, seperti batu bata zaman Majapahit. Diameter sumur itu sekitar 3 meter dengan kedalaman sekitar 6 meter dari bibir sumur.

Saat Solopos.com bertandang, Jumat (4/8/2023), sumur itu terlihat mengering dan menyisakan sedikit air. Sumur itu berada di tengah jalan antara dua rumah penduduk.

Advertisement

Saat Solopos.com bertandang, Jumat (4/8/2023), sumur itu terlihat mengering dan menyisakan sedikit air. Sumur itu berada di tengah jalan antara dua rumah penduduk.

Sekitar 100 meter arah timur dari sumur kawak itu terdapat Padepokan Kumbang Malam. Di bagian belakang padepokan itu terdapat makam Kiai Mentaram. Makam itu sering dikunjungi warga dari berbagai daerah, terutama pada momentum Sura.

Mbah Marto Sukarno, 80, duduk di samping makam Kiai Mentaram yang ada di bagian belakang kompleks Padepokan Kumbang Malam, Dukuh Taraman, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (4/8/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Taburan bunga mawar masih terlihat segar di makam yang terletak di dekat tunggak pohon randu alas besar. Randu alas itu mulai trubus pohon baru di sisi timur.

Advertisement

“Termasuk sumur di tengah jalan itu dulu sebuah sendang yang dibuat wali. Dulu sendang itu sempat dikuras dan didasar sendang terdampak lubang seperti bekas tungkak kaki orang. Di dekat sendang itu juga ada semacam gorong-gorong berukuran cukup besar yang tembus sampai ke Kedung Ngetep, Bengawan Solo. Saat musim penghujan dulu sering ada sangkrah atau sampah daun bambu yang masuk ke sumur itu,” ujar Marto.

Dia mengungkapkan sendang yang dibuat wali itu menjadi pedanyangan dukuh. Sejak Mbah Marto belum lahir, sendang itu sudah dibangun dengan susunan batu bata. Meskipun berada di tengah jalan, Mbah Marto menyampaikan belum ada orang yang jatuh atau hewan yang jatuh.

Asal Usul Misterius

Di sendang itu, kata dia, pernah ada pohon beringin dan pohon sepreh besar. Kini, dua pohon itu sudah tidak ada dan menjadi pekarangan rumah warga.

Advertisement

Dari makam Kiai Mentaram ke timur secara berurutan ada Sendang Kroyo, Sendang Grompolan, Sendang Jipangan, sampai wilayah Desa Jambanan. Lokasi-lokasi itu masih ada hubungannya dengan Kiai Mentaram. “Dulu makam Kiai Mentaram ini hanya gundukan tanah di bawah pohon randu alas. Kemudian oleh padepokan dibangun. Di kanan kiri makam ini merupakan makam umum campuran tetapi sudah tidak aktif,” sambung Mbah Marto.

Ia menjelaskan tak ada yang tahu asal usul Kiai Mentaram ini siapa. Tetapi warga meyakini Kiai Mentaram seorang wali. Orang tua terdahulu juga tidak menceritakan tentang siapa sosok Kiai Mentaram.

Dia mengungkapkan dulu tempat ini jarang digunakan untuk tirakat karena kalau ada yang tiduran langsung dipindah ke sawah. Dia mengatakan sekarang berbeda, banyak warga dari luar Sragen yang tirakat di tempat ini, seperti dari Irian Jaya, Sumatra, Bali, Jakarta, dan seterusnya.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Asale Sejarah Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif