Soloraya
Minggu, 14 November 2021 - 06:42 WIB

Asale Taman Doa Ngrawoh Sragen, Ziarah untuk Ngarah Uwoh

Wahyu Prakoso  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Taman Doa Santa Perawan Maria Di Fatima, Ngrawoh, Gesi, Sragen, Minggu (3/10/2021).(Wahyu Prakoso/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Sragen mungkin tidak asing dengan Tempat Ziarah Taman Doa Santa Perawan Maria Di Fatima di Dukuh Ngrawoh, Desa Pilangsari, Kecamatan Gesi, Sragen. Tempat itu merupakan kawasan kegiatan rohani yang dibangun dan ditata oleh umat Katolik Paroki Sragen.

Kala itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meresmikan kawasan bersama Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Minggu (22/10/2017). Sejumlah warga lebih sering menyebut tempat doa tersebut dengan Taman Doa Ngrawoh.

Advertisement

Ketua I Pengelola Taman Doa Santa Perawan Maria Di Fatima Wahyu Retno Budianto menjelaskan Ngrawoh merupakan nama dukuh. Selain itu, di dalam Paroki Sragen memiliki sejumlah lingkungan, salah satunya lingkungan Ngrawoh.

Baca Juga: Musrenbang Kecamatan dan Desa di Sragen Wajib Libatkan Anak

Advertisement

Baca Juga: Musrenbang Kecamatan dan Desa di Sragen Wajib Libatkan Anak

Dia mengatakan tidak memahami makna nama dukuh Ngrawoh. Namun, Uskup Agung Semarang Mgr. Johanes Maria Pujasumarta ketika melantik panitia pembangunan taman doa memunculkan nama kiasan Ngrawoh yang disangkut pautkan dengan dukuh Ngrawoh, yakni ngarah uwoh.

“Ngarah uwoh bahasa kiasan untuk meyakinkan umat supaya berduyun-duyun berdoa hingga mengarah ke satu titik atau mengarah ke buah. Buahnya apa di sana. Setiap orang kan masing-masing, bisa kesaksian-kesaksian, misalkan sakit bisa sembuh, keinginan mendaftar bisa lulus, atau yang lain,” kata dia kepada Solopos.com, Sabtu (13/11/2021).

Advertisement

Kemudian Goa Maria diubah menjadi taman doa. Gua pada taman tidak dihilangkan namun ada gua makam Yesus yang disesuaikan dengan jalan salib. Umat Katolik memperingati kisah jalan salib setiap Paskah di Taman Doa Ngrawoh.

Baca Juga: Bupati Sragen Buka Kesempatan Anak-Anak Gantian Jadi Bupati di HAN 2021

Sejarah Pembangunan

Pastor Paroki Sragen Yusuf Warsito mengatakan sejarah perkembangan tempat ziarah tersebut dimulai pada 1967 dengan jumlah umat 126 jiwa yang terdiri atas 35 keluarga. Pemerintah desa setempat memberikan sebidang tanah desa untuk pendirian kapel/gereja dengan luas tanah lebih kurang 7.500 m2.

Advertisement

Pada 1975, pemerintah desa membantu dana sebesar Rp75.000 untuk modal mendirikan sebuah Kapel di Ngrawoh. Kapel Ngrawoh berdiri dan diberkati oleh Romo St. Suhartono, Pr pada 21 Juni 1976.

Kemudian sejumlah umat, antara lain Totok, Athanasius Agus Aminarto, dan Petrus Yoyok Sudaryo memiliki gagasan awal membuat tempat ziarah di Ngrawoh pada 2010. Satu tahun berikutnya, terbentuk kepanitiaan pembangunan tahap pertama. Mgr. Johanes Maria Pujasumarta melakukan pemberkatan peletakan batu pertama.

Baca Juga: Kasatlantas dan Kapolsek Kota Sragen Dimutasi

Advertisement

Pembangunan tahap I menghabiskan biaya Rp.384.107.000 selama 2013-2014. Lalu pembangunan berhenti karena melengkapi perencanaan, izin mendirikan bangunan,dan pengesahan dari Keuskupan Agung Semarang. Pembangunan berlanjut dengan total biaya Rp2,976 miliar. Sebanyak 60% dari dana yang digunakan adalah partisipasi umat Katolik Sragen.

Adapun konsep taman doa ingin menggambarkan peziarahan melalui pertobatan dalam jiwa dan roh yang seutuhnya agar bisa mendapatkan pengampunan dari Allah melalui Yesus Kristus. Penggambaran tersebut diwujudkan melalui pembangunan tiga bagian dalam taman doa, yakni pertama menggambarkan perjuangan mengikuti Yesus di dunia yang meliputi bangunan Kapel St. Maria, St. Yusuf, Taman Getsemani, dan Stasi Jalan Salib.

Kedua, menggambarkan orang yang sudah meninggal atau yang masih hidup menjalani peziarahan iman bersama Bunda Maria. Meliputi bangunan Kolam Pertobatan, Lingkaran Tak Berujung Bunda Maria, dan Salib Millenium.

Ketiga, menggambarkan persatuan umat dengan Yesus. Meliputi bangunan Kapel Adorasi Santo Aloysius, bangunan panjang yang lebarnya sama, bangunan menghadap empat sisi, dan 12 pintu gerbang dari 4 sisi tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif