Soloraya
Jumat, 20 Desember 2013 - 22:15 WIB

ASI EKSKLUSIF : 44% Ibu di Solo Enggan Menyusui

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ruang menyusui

Solopos.com, SOLO—Kesadaran memberi air susu ibu (ASI) di kalangan ibu di Kota Solo masih memprihatinkan. Dari 5.274 kelahiran bayi tahun ini, hanya 55,78% yang menikmati ASI eksklusif selama enam bulan. Faktor kesibukan masih menjadi alasan utama keengganan ibu menyusui anaknya.

Kabid Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Purwanti, saat ditemui Solopos.com di Balai Kota, Jumat (20/12/2013), mengatakan masih ada sebagian ibu yang kurang sadar pentingnya ASI bagi tumbuh kembang anak.

Advertisement

Hal itu terlihat dari 44,22% bayi yang belum terpapar ASI eksklusif hingga usia enam bulan. “Pekerjaan masih menjadi alasan ibu-ibu baru enggan menyusui. Padahal, kesibukan harusnya tidak menjadi halangan memberikan ASI eksklusif. Sekarang ada kotak khusus yang bisa menyimpan ASI secara fleksibel,” ujarnya.

Menurut Purwanti, lingkungan ikut berperan mendukung sang ibu dalam menyusui. Terlebih, kehadiran susu formula selama ini turut menambah keengganan ibu menyusui anaknya.

Padahal jika dilihat dari kadar gizi, imbuhnya, ASI masih jauh lebih baik dibanding susu formula terbaik. Secara biologis, ASI juga sesuai dengan alat pencernaan bayi.
“Kegiatan menyusui pun merangsang pertumbuhan gigi,” tuturnya.

Advertisement

Pihaknya mengatakan capaian 55,78% tahun ini jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada 2010, ungkapnya, hanya 20,35% bayi usia hingga enam bulan yang mendapat ASI.

Menurut Purwanti, angka ibu menyusui di Solo meningkat setiap tahun sejak lahirnya kelompok pendukung ibu pada 2010. Purwanti mengatakan komunitas itu aktif menyosialisasikan cara menyusui dan pentingnya ASI di tataran akar rumput.

“Mereka share pengalaman saat menyusui dan memacu program IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Dari awalnya satu, komunitas ini tumbuh menjadi 132 kelompok yang tersebar di kelurahan.”

Advertisement

Kabid Bina Kesehatan Masyarakat DKK, Dwi Martyastuti, mengatakan pencapaian ASI Eksklusif turut mendukung Solo menjadi Kota Layak Anak (KLA) pada 2015.

Dengan potensi yang ada, pihaknya optimistis dapat menembus angka 80% sesuai target rencana aksi gizi nasional pada 2014. “Terlebih Solo sedang menyiapkan Perwali tentang ASI. Diharapkan kelengkapan ini dapat memacu pemberian ASI eksklusif di Kota Solo,” ujar dia.

Lebih jauh, pihaknya meminta setiap elemen di Kota Bengawan mendukung upaya pencapaian tersebut. Menurutnya, kalangan swasta bisa memberi corporate social responsibility (CSR) berupa pojok ASI untuk mendorong kegiatan menyusui secara nyaman.
“ASI eksklusif bukan hanya tanggungjawab ibu, tapi kita semua.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif