SOLOPOS.COM - Pekerja memperbaiki pagar bangunan kuno bekas pabrik garmen di Jl. Sam Ratulangi, Gremet, Manahan, Banjarsari, Solo, Jumat (9/2/2018). (Nicolous Irawan/JIBI/SOLOPOS)

Bekas pabrik tekstil di Manahan bakal dijadikan taman hiburan.

Solopos.com, SOLO—Kompleks bekas pabrik tekstil SSS (sering disebut tiga S) di wilayah RW 010 Kelurahan Manahan bakal dijadikan sebagai taman hiburan anak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal tersebut disampaikan Pengawas Pekerja PT Cipta Prima Abdi Mangunggal, Dendi Putro Rejono, saat dijumpai Solopos.com di kompleks bekas pabrik tekstil SSS, Jumat (9/2/2018).

PT Cipta Prima merupakan kontraktor yang dipercaya sang pemilik lahan untuk menggarap rehab kompleks bekas pabrik tekstil di Jl Sam Ratulangi tersebut. Pada tahap awal, PT Cipta Prima baru diminta merestorasi pagar dan menata tanaman di kompleks bekas pabrik tekstil SSS. (baca: KISAH UNIK : Bekukan 5.000 Hewan Laut, Taman Hiburan Jepang Ini Diprotes)

Dendi mengatakan, pemilik lahan kini serius mengurus proses perizinan penggunaan kembali kompleks bekas pabrik tekstil SSS. Berdasarkan informasi yang diperoleh, Dendi menyebut, kompleks bekas pabrik SSS dengan luas lahan hingga 4 hektare (ha) tersebut bakal dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan sekaligus. Antara lain taman hiburan anak, pembangunan pusat kuliner, hingga penyediaan fasilitas perkantoran.

“Infonya kompleks bekas pabrik ini mau dibuat macam-macam. Tapi kami belum tahu kepastiannya. Kami belum menerima perintah untuk menyiapkan pekerjaan itu. Mungkin pihak pemilik lahan masih menguru izin,” paparnya.

Menurutnya, bagian kompleks bekas pabrik tekstil SSS yang kini dipugar PT Cipta Prima merupakan milik pengusaha Budhi Santoso, pemilik saham dari PT Sari Warna maupun PT Indo Acidatama.

Dendi menceritakan kompleks pabrik tekstil SSS kurang lebih sudah 10 tahun ditinggalkan atau tidak dimanfaatkan lagi untuk produksi kain. Kali ini kompleks bekas pabrik tekstil SSS bakal dimanfaatkan kembali dengan cara yang berbeda.

“Ini bangunan tua, tapi bukan peninggalan Belanda, bukan juga BCB [benda cagar budaya]. Jadi bangunan bisa tambah atau dikurangi sesuai kebutuhan. Namun, arahnya nanti hanya bagian atap dan lantai yang bakal disentuh. Tembok bangunan akan dipertanahkan. Lagi pula kondisinya masih bagus. Benar saja, tebal tembok ini kira-kira mencapai 40 cm atau hampir lebih besar empat kali lipat dari tebal tembok rumah biasa,” paparnya.

Sementara itu, Lurah Manahan, Irianto, menceritakan kurang lebih sebulan yang lalu, ada rombongan investor dari Jakarta yang menemuinya di Kantor Kelurahan Manahan.

Rombongan investor itu datang guna menyampaikan keterarikan untuk menyewa kompleks bekas pabrik tekstil SSS. Irianto menyebut, investor itu mengaku sudah berkoordinasi dengan pemilik lahan. Mereka berencana menyewa lahan untuk dipakai menjadi taman hiburan anak.

“Ada investor yang sudah datang kulanuwun. Mereka baru menyampaikan secara lisan terkait rencana pemanfaatan lahan di kompleks  bekas pabrik SSS. Jika serius, mereka saya minta untuk datang kembali guna  melakukan presentasi di hadapan warga. Pada dasarnya pemerintah kota kan mendukung saja adanya investor, yang penting warga menerima,” ujar Irianto.

Irianto menyebut investor itu belum menjelaskan secara detail konsep pengembangan taman hiburan anak yang ingin disediakan. Hanya secara garis besar, taman hiburan anak yang ingin dibuat, yakni memiliki wahana bermain khusus anak, seperi komedi putar, kereta kelinci, dan lain sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya