SOLOPOS.COM - Ibu-ibu dari Kelompok Wanita Mekar Melati dari Jerengan, Desa Sentono, Kecamatan Karangdowo, Klatean sedang merawat bibit tanaman cabe rawit di polybag, Selasa (11/6/2013). (Shoqib Angriawan/JIBI/SOLOPOS)


Ibu-ibu dari Kelompok Wanita Mekar Melati dari Jerengan, Desa Sentono,Kecamatan Karangdowo, Klatean sedang merawat bibit tanaman cabe rawit di polybag, Selasa (11/6/2013). (Shoqib Angriawan/JIBI/SOLOPOS)

Beberapa ibu-ibu terlihat berkumpul di halaman salah seorang warga yang beralamat di RT 001/002, Jerengan, Desa Sentono, Kecamatan Karangdowo, Klaten,  Selasa (11/6/2013) pagi. Mereka tengah menyirami dan merawat bibit tanaman yang ada di polybag.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hijaunya wana daun nan segar cukup membuat hati merasa nyaman meski pagi itu tersiram hujan. Tanaman itu seperti tomat, cabe rawit, terong, bayam, sawi, pare, kacang panjang dan kangkung. Tanaman-tanaman itu ditampung dalam polybag yang ada di rumah bibit dengan ukuran 5 meter x 10 meter dengan dua tingkat.

Rumah bibit itu diklaim bisa menampung puluhan ribu bibit tanaman yang siap dibagikan kepada warga. Ya, sejumlah bibit tanaman itu adalah bantuan yang diberikan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah melalui program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).

Desa itu mendapatkan bantuan senilai Rp47 juta untuk mengembangkan keanekaragaman jenis tanaman pangan. Bantuan itu dikelola langsung oleh Kelompok Wanita Mekar Melati (KWMM) desa setempat. Dengan dibantu oleh Petugas Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Karangdowo, kelompok wanita itu mengembangkan sendiri berbagai jenis tanaman.

Ketua KWMM, Sri Sunarni, mengatakan tanaman itu nantinya dibagikan kepada seluruh anggotanya seusai pembibitan. “Tanaman itu bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari atau dijual setelah berhasil membibitkan tanaman yang lain dengan jumlah yang banyak,” jelasnya saat ditemui  Solopos.com di lokasi.

Dengan demikian, bantuan itu bisa menambah pendapatan dan meminimalkan pengeluaran masyarakat. “Sebab, sebagian dari kebutuhan sudah bisa dicukupi melalui budidaya tanaman yang dilakukan secara mandiri,” imbuhnya.

Dia mengatakan bantuan turun empat tahap. Saat ini, baru tahap pertama senilai Rp12 juta yang sudah cair dan dimanfaatkan. Ke depan masih ada banyak kegiatan yang sudah diprogramkan dalam P2KP di daerahnya itu. Salah satu warga Jerengan, Sentono, Sri Suyatmi, mengatakan masyarakat sekitar rata-rata memiliki mata pencaharian berdagang sayur-sayuran dan membuka warung makan. Dia menanggapi positif dengan adanya bantuan itu.

“Bantuan itu bisa mendukung perekonomian dan meningkatkan keterampilan dalam bercocok tanam masyarakat,” katanya di sela-sela kegiatan.

Selain bercocok tanam, mereka juga membuat pupuk organik secara mandiri. Untuk tahap awal ini, mereka telah membuat sekitar 7 kuintal pupuk organik yang sudah kering. Rencananya, pekan ini mereka menambah pupuk organik lagi dengan jumlah yang sama. Setelah itu, pupuk akan dibagikan kepada warga untuk dimanfaatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya