SOLOPOS.COM - Pameran Buku di Festival Literasi Solo di Atrium Grand Mall Solo, Kamis (16/3/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO —Pameran buku di Solo Grand Mall merupakan lanjutan dari acara membaca buku massal yang menjadi rangkaian acara dari Literacy Festival Solo.

Acara yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Solo tersebut digelar selama dua hari berturut-turut yang ditutup pada Kamis (14/3/2023).

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Di pameran ini, pengunjung bisa menemukan sejumlah literasi unik seperti naskah kuno, naskah lontar Jawa, serat atau karya sastra berbentuk tembang, kumpulan naskah media cetak masa lampau, buku-buku pelajaran, komik, cerita pendek, serta sejumlah literasi berbahasa inggris.

Dua hari digelar, pameran buku di Solo Grand Mall turut dimeriahkan dengan acara talkshow interaktif bersama para penerbit, penampilan seni budaya, serta lomba foto, presenter, dancerpen tingkat SD SMP SMA sekaligus pengumuman pemenang lomba.

Antusias peserta memang tidak terbendung, total peserta lomba foto di tingkat SD SMP SMA tercatat sebanyak 169 pelajar, kemudian peserta lomba presenter cilik sebanyak 77 pelajar. Lalu peserta lomba cerpen sebanyak 131 pelajar di tingkat SD SMP SMA.

Festival Literasi Solo
Pameran Buku di Festival Literasi Solo di Atrium Grand Mall Solo, Kamis (16/3/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).
literasi Solo
Penampilan pemenang lomba presenter tingkat SMA di Pameran Buku di Festival Literasi Solo di Atrium Grand Mall Solo, Kamis (16/3/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Ketika sejumlah pemenang lomba diumumkan, para pelajar bersama orang tua memadati area pameran buku di atrium dasar Solo Grand Mall. Sambil berdiri dan duduk di kursi, mereka tampak tak sabar menunggu nama kandidat pemenang diumumkan.

Masih mengenakan seragam sekolah, para pelajar menanti dan berharap namanya terpanggil sebagai pemenang juara. Saat satu per satu pemenang nama pemenang disebutkan, raut bahagia pun terpancar dari para pemenang lomba, baik foto, cerpen, maupun presenter.

Keluar sebagai presenter terbaik tingkat SMA, Safitri Silfia Ramadhani murid SMA MTA Surakarta, mengaku ikut lomba presenter adalah hal yang baru baginya.

Karena menyukai dunia public speaking, Safitri tidak terlalu gugup saat di atas panggung memerankan diri sebagai presenter. Ia pun mengucap syukur bisa keluar menjadi pemenang presenter di acara Pameran Buku Literacy Festival Solo.

Sebagai pimpinan redaksi di majalah sekolahnya, Safitri menilai literasi adalah hal yang penting bagi setiap pelajar untuk pengembangan wawasan. Kegiatan yang digelar Dispersip tersebut dinilai sangat bagus untuk mengenalkan pelajar terhadap kesadaran berliterasi.

“Kegiatan seperti ini perlu diperbanyak dan dikembangkan lagi untuk ke depannya, karena literasi itu penting banget bagi pemuda di Indonesia,” jelasnya.

Pameran buku yang digelar Dispersip Kota Solo mendapat dukungan dari sejumlah stakeholders baik swasta maupun instansi pemerintah. Meliputi Monumen Pers Nasional, Museum Radyapustaka Solo, Yayasan Sastra Lestari, Penerbit Erlangga, Periplus Yogyakarta, Penerbit Andi, Mafindo, Nyalanesia, Bank Indonesia, Javanologi Universitas Sebelas Maret, serta dari perpustakaan daerah Dispersip sendiri.

Menurut Kepala Bidang Perpustakaan Dispersip, Adityo Setyawarman, animo para pelajar untuk mengenal literasi bisa ditangkap melalui serangkaian acara kompetisi.

Dari hasil evaluasi, Adityo memahami untuk mendekatkan para pelajar terhadap literasi itu butuh sebuah stimulus, misalnya lewat lomba dan pembagian hadiah. Adityo menilai lomba-lomba yang digelar tersebut mendapat menjadi magnet dan menarik antusiasme luar biasa dari para pelajar untuk berkunjung ke pameran buku.

Literasi tidak cukup untuk mengunjungi pameran buku, para pelajar mestinya juga tertarik untuk membeli buku yang ada di pameran. Namun demikian, kemampuan atau daya beli buku para pelajar saat di pameran masih belum begitu tampak.

Adityo menangkap dari kondisi tersebut, pemerintah ke depan seharusnya bisa hadir untuk memberi semacam hibah buku kepada pelajar. Agar semangat literasi tidak terbatas hanya mengenal bukunya saja, tapi juga memahami isi dari buku yang ada.

Adityo menyadari keterbatasan anggaran pemerintah saat ini untuk memberikan hibah buku kepada para pelajar. Namun untuk kedepannya, pemerintah melalui Dispersip akan mengusahakan wacana tersebut. Tentunya dengan menggandeng para stakeholder seperti penerbit di Indonesia.

“Ikatan Penerbit Indonesia bisa menjadi stakeholder kunci untuk mendekatkan anak dengan literasi,” tuturnya.

Selanjutnya, Sekretaris Dispersip, Mufti Rahardjo mengatakan Solo Literacy Festival sudah berjalan melewati berbagai tahapannya dan sangat bagus sekali. Tak lupa Mufti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan acara Literacy Festival Solo.

Melihat gelora para peserta yang mengikuti serangkaian acara sangat bagus, Mutfi yakin para panitia akan mengusung kembali gagasan semacam ini di waktu mendatang.

“Panitia akan menggagas lagi hal-hal yang lebih spektakuler di tahun-tahun berikutnya,” ucap dia.

Mufti mengapresiasi kinerja seluruh panitia yang bertugas dengan baik selama ini. Selain itu, Mufti juga mengucapkan terima kasih kepada para peserta lomba atas partisipasi dan antusias yang diberikan sehingga acara bisa selesai dengan lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya