SOLOPOS.COM - Kepala Kantor Kemenag Sragen, Ihsan Muhadi, menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan guru di MIM Gemantar, Kecamatan Mondokan, Sragen, Senin (9/1/2023). (Istimewa/Kantor Kemenag Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen mendorong masyarakat untuk ikut membantu  Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Gemantar, Kecamatan Mondokan, Sragen. Atap salah satu ruangan sekolah itu ambruk pada Senin (9/1/2023), mencederai kepala sekolah dan dua siswa.

Kepala Kantor Kemenag Sragen, Ihsan Muhadi, menilai bantuan masyarakat akan sangat berarti bagi pihak sekolah untuk memperbaiki sarana pendidikan tersebut. “Kami memberikan bantuan seadanya untuk memancing pihak-pihak lain untuk ikut membantu MIM Gemantar,” jelasnya, Selasa (10/1/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ia mengaku sudah mengecek ke lokasi untuk melihat kondisi riil MIM Gemantar. Dia melihat kayu-kayu struktur atap bangunan MIM dar luar terlihat masih bagus tetapi di dalamnya lapuk dimakan rayap. Bangunan itu dibangun pada 1976 dan direnovasi kali terakhir pada 2009.

Ihsan sudah bertemu dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen. PDM sudah mengambil langkah dengan kekuatan semampunya untuk memperbaiki atap yang runtuh tersebut. “Saya sudah ketemu Pak Abdullah Affandi dan dari Dikdasmen PDM Sragen. Kejadian itu bisa dilaporkan ke pimpinan selanjutnya supaya bisa mendapatkan bantuan,” ujar Ihsan.

Sepengetahuannya, MIM Gemantar baru sekali mendapat bantuan dari pemerintah. Pihak yayasan sudah memperbaiki sebagian bangunan MIM.

Sementara itu, Ketua Majelis Dikdasmen PDM Sragen, Agus Ulinuha, menyampaikan untuk tindaklanjut atap ruang kelas di MIM Gemantar akan dirapatkan di internal PDM pada Selasa sore. Agus belum bisa menjelaskan lebih lanjut karena masih menunggu hasil rapat tersebut.

Belajar dari kasus MIM Gemantar, Ihsan berencana mendata kondisi bangunan semua MI, baik negeri dan swasta di Sragen. Dia berharap tidak terlalu banyak MI yang kondisi bangunannya memprihatinkan. Total ada 79 MI di Sragen, sembilan diantaranya MIN  dan kondisinya baik dan 70 lainnya merupakan MI swasta.

Pelain gedung, persoalan lain yang dihadapi MI adalah nilai honor gurunya yang belum layak, terutama di MI swasta. Persoalan tersebut menjadi pekerja rumah (PR) bagi Kemenag Sragen.

Ihsan mengapresiasi para guru honorer yang tetap semangat dan ikhlas mengajar meski gaji yang mereka terima masih kecil. “Mereka juga tidak pernah sambat karena bisa memahami apa yang diberikan yayasan,” jelasnya.

Kebanyakan sekolah mengandalkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk membiayai guru honorer. Di sebagian MI swasta biasanya ada tunjangan dari yayasan, tapi nilainya relatif tak seberapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya