SOLOPOS.COM - Dua petugas BPBD Sragen mengecek kondisi atap ruangan MI Muhammadiyah Gemantar, Kecamatan Mondokan, Sragen, yang ambruk pada Senin (9/1/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Atap ruang kelas MI Muhammadiyah yang terletak di RT 033, Dukuh Jurangsono, Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Sragen, ambruk, Senin (7/1/2023). Penyebabnya adalah dua kuda-kuda penyangga atap patah. Musibah tersebut mengakibatkan kepala sekolah dan dua siswa mengalami luka-luka ringan tertimpa reruntuhan.

Peristiwa itu terjadi saat kegiatan belajar mengajar (KBM) masih berlangsung, tepatnya sekitar pukul 08.15 WIB. Ruang yang atapnya ambruk itu digunakan untuk tiga kelas karena jumlah siswanya sedikit, yakni Kelas II, IV, dan VI.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Guru Kelas V MI Muhammadiyah Gemantar, Nadia Devisa, saat itu mengajar di sebelah ruang yang ambruk itu mengaku mendengar suara gmuruh yang disusul jeritan anak-anak.

“Saya dan Bu Ning [Tri Lestariningsih, guru lain] langsung lari keluar. Saya kira ada siswa yang jatuh, ternyata yang jatuh atapnya dan menimpa anak-anak. Anak-anak dievakuasi keluar. Ada dua anak yang luka. Ibu kepala sekolah juga luka-luka,” ujar Nadia saat berbincang dengan Solopos.com, Senin siang.

Terdapat delapan siswa dan tiga guru di ruangan yang atapnya ambruk tersebut. Tiga guru itu terdiri atas Dwi Hastuti yang menjabat kepala sekolah sekaligus wali Kelas II; guru Kelas IV yakni Reni Anggarwati, dan guru Kelas VI yaitu Rita Pustikawati.

“Dua siswa yang luka yakni Riko, siswa Kelas VI yang jarinya sobek 2 cm dan Fiko, siswa Kelas VI yang mengalami lecet pada kepala. Kemudian yang agak parah Bu Kepala Sekolah mengalami nyeri pada punggung dan perut. Dua anak dibawa ke puskesmas dan Bu Kepala dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Masaran,” jelas Nadia.

Kepala sekolah tertimpa kayu. Untuk dua guru lainnya selamat dan enam siswa lainnya juga tidak luka.

Lebih lanjut Nadia memaparkan sudah empat bulan terakhir para siswa dari tiga kelas dijadikan satu ruangan. “Di MI ini ada empat lokal, dua lokal sudah dibangun, yang satu ruang  belum dibangun, malah ambruk atapnya,” ujarnya.

Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mondokan, Mawardi, 63, mengatakan bangunan MI Muhammadiyah Gemantar berdiri sejak 1978. MI ini menjadi yang kondisinya paling memprihatinkan di antara lima MI Muhammadiyah lain di Mondokan. Lima MI itu yakni Jambangan, Trombol, Jekani 1, Jekani 2, dan Pare.

“Kami sudah laporan ke Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen. Tahun lalu sudah dapat bantuan taawun Rp50 juta dari iuran MI se-Kabupaten Sragen untuk membangun dua lokal yang digunakan Kelas I, III, dan V. Nanti menunggu petunjuk PDM,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya