SOLOPOS.COM - Anggota Koramil Wonosari bersama warga Desa Bener, Wonosari, Klaten, membersihkan sampah pada alur sungai di Bener, Minggu (19/2/2023). (Istimewa/Koramil Wonosari)

Solopos.com, KLATEN — Alur Sungai Dengkeng di wilayah Kecamatan Bayat, Klaten, direncanakan dinormalisasi pada tahun ini. Hal itu dilakukan untuk mengatasi permasalahan banjir akibat luapan sungai yang kerap melanda terutama wilayah Desa Beluk, Bayat, ketika hujan deras.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, mengatakan Beluk menjadi salah satu wilayah yang kerap tergenang luapan Sungai Dengkeng setiap memasuki musim hujan. Kondisi itu terutama terjadi di SMK Rota.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Sudah dirapatkan dua kali di Klaten dan di PSDA Surakarta. Pendangkalan di Sungai Dengkeng menjadi penyebab utama terjadinya luapan,” kata Winoto saat ditemui Solopos.com di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (20/2/2023).

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) berencana menormalisasi alur Sungai Dengkeng guna menangani banjir dan genangan yang kerap terjadi di wilayah Beluk, Bayat, Klaten.

“Setelah musim hujan ini mulai mereda akan ada normalisasi [Sungai Dengkeng]. Untuk lokasinya yang menentukan dari BBWSBS. Setelah ada normalisasi nanti mudah-mudahan masalah genangan di Beluk bisa terselesaikan, setidaknya terkurangi,” jelas Winoto.

Winoto menjelaskan Sungai Dengkeng pernah dinormalisasi di kawasan Jembatan Ngabetan wilayah Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes. Setelah ada normalisasi alur sungai di kawasan itu, pada musim hujan kali ini tidak ada genangan.

Winoto mengatakan curah hujan diprediksi masih tinggi selama beberapa pekan ke depan hingga Maret. Dia mengimbau berbagai elemen masyarakat untuk senantiasa melakukan upaya kesiapsiagaan guna mengantisipasi potensi luapan sungai.

Salah satunya dengan rutin menjaga kebersihan saluran air termasuk sungai. Tingginya curah hujan pada pekan lalu menyebabkan sejumlah wilayah di Klaten tergenang banjir luapan sungai termasuk dari Sungai Dengkeng di Bayat.

Kerusakan Jembatan

Selain itu, ada sejumlah kerusakan infrastruktur yakni jembatan yang dibangun secara swadaya oleh warga di wilayah Desa Bener, Kecamatan Wonosari, putus akibat diterjang derasnya arus Kali Jebol. Jembatan di Dukuh Bogor, RT 014/RW 006, Desa Bener, itu memiliki panjang 25 meter dengan lebar 1,5 meter.

Selain itu, jembatan di Dukuh Santren, RT 002/RW 008, Desa Dukuh, Kecamatan Bayat, Klaten, ambrol. Jembatan di atas Kali Gamping dengan panjang jembatan 12 meter dan lebar 2 meter itu ambrol pada Jumat (17/2/2023) sore.

“Untuk jembatan di Dukuh Santren hari ini dilakukan penguatan sayap jembatan sebagai penanganan darurat dengan pemasangan beronjong kawat,” kata Winoto.

Sementara itu, warga bersama anggota Koramil 22 Wonosari Kodim 0723/Klaten menggelar kegiatan gotong royong pembersihan sampah di alur sungai wilayah Desa Bener, Minggu (19/2/2023). Kegiatan itu untuk mencegah luapan air sungai kembali menggenangi permukiman.

Danramil 22/Wonosari, Kapten Inf Luis Timur Riyanto, mengatakan tujuan kegiatan pembersihan sampah di sungai tersebut adalah agar aliran sungai menjadi lancar sekaligus mencegah terjadinya banjir.

“Kami turun masuk ke sungai untuk membersihkan sampah dan kayu yang tersangkut di bawah jembatan, dengan adanya ranting-ranting kayu dan sampah di sungai akan dapat menghambat air mengalir sehingga dapat menimbulkan atau menyebabkan banjir,” tutur Kapten Inf Luis Timur Riyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya