SOLOPOS.COM - Pengangkatan air bersih di Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, Agustus 2020 lalu. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemkab Wonogiri pada tahun ini menganggarkan dana senilai Rp3,7 miliar untuk membantu mengatasi masalah krisis air bersih akibat kekeringan di sejumlah desa wilayah Kecamatan Paranggupito.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Wonogiri, Didik Sudarmaji, mengatakan anggaran senilai Rp3,7 miliar itu untuk membangun jaringan tambahan sepanjang sekitar 12 kilometer di Paranggupito, khususnya desa-desa yang belum terlayani air dari dua sumber air di kecamatan tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kami, Cipta Karya, membantu membangun jaringan tambahan, sedangkan untuk SR [sambungan rumah] digarap PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum] Wonogiri. Realisasinya diusahakan tahun ini, sebab anggaran itu berasal dari APBD Perubahan 2023,” ucap dia saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (22/9/2023).

Dia menerangkan penanganan krisis air bersih sebagai dampak kekeringan di Wonogiri selama ini terkendala sulitnya mencari potensi sumber air, terutama di wilayah selatan.

Kondisi geologis wilayah Wonogiri selatan yang berupa tanah dan batu karang atau karst membuat sumber air sulit dijangkau karena terlalu jauh hingga ratusan meter di bawah tanah.

Untuk menemukan sumber air di kedalaman itu sangat tidak mudah. Butuh kajian dan penelitian yang lama. Tidak jarang ketika dilakukan pengeboran tanah pun belum tentu ditemukan sumber air.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri memperkirakan masih ada 18.666 jiwa yang terdampak krisis air bersih di sejumlah desa wilayah selatan kabupaten tersebut.

Mereka tersebar di 117 dusun, 25 desa, dan tujuh kecamatan meliputi Paranggupito, Giritontro, Giriwoyo, Eromoko, Nguntoronadi, dan Tirtomoyo. Berbagai upaya dilakukan Pemkab untuk mengatasi permasalahan kekeringan dan krisis air bersih di wilayah tersebut.

“Ini kendala kami. Jadi kekeringan yang terjadi di Wonogiri selatan itu memang karena potensi sumber airnya yang sulit ditemukan. Kalau saja ditemukan potensi  itu, sudah pasti akan kami tangani,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Trias Budiono, Jumat.

Sementara ini, penanganan jangka pendek dilakukan dengan mengirim bantuan air bersih. Pemkab Wonogiri telah menyiapkan anggaran senilai Rp500 juta untuk bantuan air bersih bagi belasan ribu warga terdampak kekeringan tersebut.

Trias menyebut dengan anggaran itu, BPBD bisa mengirim hampir 2.000 tangki air bersih berkapasitas 6.000 liter per tangki. Bantuan itu rencananya disalurkan mulai pertengahan Oktober sampai pertengahan November 2023.

 Sedangkan untuk penanganan jangka panjang, Pemkab Wonogiri juga terus berupaya, salah satunya dengan mencari sumber-sumber air bawah tanah terutama di wilayah Wonogiri selatan. Beberapa upaya itu sudah berhasil dan dirasakan manfaatnya oleh warga.

Misalnya di Paranggupito yang sebagian besar keluarga sudah mendapatkan layanan air bersih yang bersumber dari sumber Banyu Towo di Desa Paranggupito dan sumber Waru di Desa Gudangharjo kecamatan setempat.

Hal yang sama juga dilakukan di kecamatan-kecamatan lain seperti Pracimantoro yang saat ini hampir tidak ada desa yang mengalami kekeringan.

“Tahun ini Pemkab Wonogiri mengalokasikan anggaran senilai Rp3,7 miliar untuk menambah sekitar 3.300 SR [sambungan rumah] di Paranggupito. Ini bagian dari solusi jangka panjang penanganan kekeringan,” jelas Trias.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya