Soloraya
Kamis, 30 Juni 2011 - 22:05 WIB

Atlet NPC Karanganyar tagih janji pesangon

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Solopos.com) – Atlet National Paralympic Committee (NPC) Karanganyar menuntut bonus yang sempat dijanjikan oleh KONI dan Pemkab Karanganyar.

Mantan Ketua NPC Karanganyar (dulu Badan Pembina Olahraga Cacat Karanganyar) 2008, Jasin Marpaung mengungkapkan, KONI dan Pemkab Karanganyar belum memberikan bonus kepada ofisial dan pelatih saat bertanding pada ajang Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas) di Kalimantan Timur, 2008 lalu. “Waktu ada Porcanas di Kaltim sampai sekarang belum diberikan bonus. Karena itu, Pemda dan KONI Karanganyar harus memperhatikan nasib kami,” kata Jasin kepada wartawan di Gedung Setda Karanganyar, awal pekan ini.

Advertisement

Sebagai penyandang cacat, kala itu pihaknya bisa memberikan yang terbaik dan membuktikan bisa berprestasi dan membanggakan Karanganyar. Namun bonus yang dijanjikan tiga tahun lalu, sampai saat ini belum keluar. Menurutnya, perhatian Pemda dan KONI sama sekali tidak memuaskan. Padahal, kata dia, anggaran yang digunakan untuk mendanai olahraga cukup besar, yakni hingga Rp 2 miliar. Pada 2009 lalu, dia mengajukan bonus. Namun bonus tersebut tak kunjung ia dapatkan. Pada 2010, ia diminta untuk mengajukan surat usulan bonus lagi. “Ternyata hingga 2011 belum ada. Saya sampai heran, ada apa dengan KONI dan Pemda?” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua NPC Karanganyar, Nano Sumarno. Pemkab Karanganyar, kata dia, memang ada respon. Kendati demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa olahraga juga membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Padahal di NPC sendiri ada 10 cabang olahraga yang digeluti. “Ini memang masih jauh sekali dari memadai. Untuk biaya operasional dari APBD sendiri nominalnya juga fluktuatif. Terakhir pada tahun 2010 hanya mendapatkan Rp 40 juta. Jadi untuk operasional rata-rata Rp 4 juta,” katanya.

Nano juga menyebut, peralatan olahraga juga sangat minim. Dengan dana yang mepet, katanya, sangat tidak mungkin untuk membeli peralatan yang memadai. Karena itu, untuk latihan pihaknya bergabung dengan Solo. Karena di sana tersedia perlengkapan dari bantuan NPC Jateng. “Untuk satu kursi roda saja harganya mencapai Rp 20 juta. Kalau dananya hanya Rp 40 juta, lalu mau bagaimana?” ungkapnya.

Advertisement

fas

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Atlet Difabel Karanganyar NPC
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif