SOLOPOS.COM - Puluhan petani mengikuti pertemuan dengan perwakilan investor di Balai Desa Bonagung, Tanon, Sragen, Kamis (16/7/2020). (Istimewa/Thonie Sujarwanto)

Solopos.com, SRAGEN — Peluang investor untuk membangun pabrik sepatu di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, masih 50:50. Ini setelah pertemuan yang digelar perwakilan investor dengan puluhan petani di Desa Bonagung pada Kamis (16/7/2020) sore tidak menghasilkan keputusan.

Tak Mau Terganggu dengan Status Zona Covid-19, Bupati Wonogiri: Fokus Penanganan Saja!

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Pertemuan itu tidak ada keputusan apa-apa. Kepala desa tidak berani mengambil keputusan untuk membubarkan panitia pembebasan tanah. Padahal, ada 78 petani yang tidak setuju menjual tanahnya kepada investor,” papar Thonie Sujarwanto, perwakilan petani kepada Solopos.com, Jumat (17/7/2020).

Thonie menilai Kepala Desa Bonagung, Suwarno, angkat tangan terhadap masalah itu. Sebagai orang yang telah membentuk kepanitiaan pembebasan lahan, mestinya ia bisa mengambil sikap untuk membubarkan kepanitiaan itu karena rencana pendirian pabrik sepatu mendapat penolakan dari petani.

“Tokoh masyarakat juga sudah mendorong agar proses pembebasan lahan itu berhenti karena potensi konfliknya cukup besar,” ujar Thonie.

Update Covid-19 Klaten: Pasien Positif Total 92 Orang, 38 Masih Dirawat

Camat: Tahan Emosi

Sementara itu, Suwarno, menegaskan sebagai kepala desa dirinya tidak bisa memenuhi permintaan sebagian petani untuk membubarkan panitia pembebasan lahan. Dia mengklaim jumlah petani yang setuju menjual tanahnya kepada investor pabrik sepatu sudah 50%.

“Kalau saya disuruh membatalkan rencana investor bangun pabrik sepatu, saya tidak bisa karena petani yang sudah setuju itu 50%. Sekarang posisi saya ada di tengah-tenga warga yang setuju dan warga yang tidak. Keputusan saya serahkan kepada petani dan investor. Kalau bersedia dibeli petani ya monggo, kalau tidak bersedia ya monggo. Keputusan bagaimana biar digodok investor dulu,” ucapnya.

Camat Tanon, Suratman, yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan keputusan untuk mau melanjutkan atau tidak proses pembebasan lahan ada di tangan investor. Dalam hal ini, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspimcam) Tanon mengimbau petani tidak mengedepankan emosi demi menjaga Tanon tetap kondusif.

Kasus Positif Covid-19 Sragen Tambah 2, Semua OTG Tanpa Klaster

“Soal penolakan petani untuk menjual sawah ya kami serahkan kepada petani. Muspimcam dalam pertemuan kemarin hanya menyaksikan kegiatan. Kami hanya ingin jalannya pertemuan itu berjalan lancar tanpa ada gangguan keamanan,” ucap Suratman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya