SOLOPOS.COM - Dosen FEBI UIN Surakarta, Wahyu Dian Selviani (dilingkari) semasa hidup bersama mahasiswanya, beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Jenazah dosen UIN Surakarta, Wahyu Dian Silviani, telah selesai diautopsi, Jumat (25/8/2023) dini hari.

Menurut rencana, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Surakarta yang meninggal tak wajar itu akan disemayamkan dulu di kampus sebelum diterbangkan pihak keluarga ke Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dekan FEBI UIN Surakarta, M. Rahmawan Arifin, kepada Solopos.com, Jumat pagi, mengatakan keluarga mendiang Wahyu Dian diperkirakan mendarat di Bandara NYIA sekitar pukul 06.30 WIB.

Keluarga lantas meluncur langsung menuju ke kampus UIN Surakarta yang berada di Jl. Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Setelah proses autopsi selesai, jenazah Wahyu Dian akan disemayamkan di kampus untuk mendapatkan penghormatan terakhir dan disalati.

“Serah terima jenazah dari kepolisian ke keluarga diwakili Pak Khairul Imam di RSUD Dr. Moewardi Solo pukul 09.00 WIB. Jenazah langsung dibawa ke kampus dan disemayamkan di Masjid Al Bukhori untuk dilakukan salat jenazah oleh civitas akademika,” tutur Rahmawan.

Jenazah akan mendapatkan penghormatan terakhir melalui doa yang dipimpin salah satu dosen yang juga Ketua MUI Sukoharjo, Abdullah Faisol.

Selanjutnya, jenazah bakal dibawa ke Bandara Juanda Surabaya melalui jalur tol sekitar pukul 10.45 WIB.

Bakal ada perwakilan dari kampus UIN Surakarta yang mendampingi keluarga membawa jenazah hingga ke Mataram, NTB.

“Jenazah dan pengiring menuju Bandara Juanda Surabaya melalui jalur darat, wakil dari kampus Pak Usnan dan Pak Rumpoko mengiringi hingga Mataram,” tutur salah satu doktor ilmu ekonomi itu.

Sebelumnya, ratusan dosen UIN Raden Mas Said Surakarta menggelar tahlilan secara online melalui aplikasi Zoom, Kamis (24/8/2023) malam.

Mereka mendoakan Wahyu Dian Silviani, 34, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) yang ditemukan meninggal tak wajar pada Kamis siang.

Pantauan Solopos.com, tahlilan diikuti 189 dosen dipimpin Dekan FEBI UIN Surakarta, M. Rahmawan Arifin.

Secara berbarengan para dosen melantunkan Surat Yasin. Tahlilan berlangsung sekitar satu jam. Setelah selesai melantunkan doa, M. Rahmawan Arifin lantas memberikan sambutan singkat.

Ia mengucapkan terima kasih kepada para dosen yang telah berpartisipasi mendoakan Wahyu Dian.

Rahmawan juga berharap kasus kematian salah satu dosennya itu segera terungkap.

“Ini duka mendalam, almarhumah merupakan dosen terbaik, lulusan Australia, sedang persiapan S3 melalui beasiswa LPDP. Beliau sudah menyelesaikan passing grade bahasa dengan nilai 7,5. Sudah pasti lolos,” ujar Rahmawan.

Menurutnya, selama ini almarhumah Wahyu Dian memberikan kontribusi besar bagi kampus.

Wahyu Dian juga merupakan salah satu dosen yang terlibat aktif dalam prodi baru UIN yakni Ilmu Lingkungan.

“Mbak Dian bukan hanya milik FEBI tapi milik keluarga besar UIN. Beliau banyak beri kontribusi dalam kegiatan-kegiatan kampus,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan ditemukan meninggal di rumah yang ditinggalinya di Perumahan Graha Sejahtera, Tempel, Gatak, Sukoharjo, pada Kamis (24/8/2023) siang.

Ditemukan ada bekas luka di bagian kepala dosen asal Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.

Aparat Polres Sukoharjo mengevakuasi jenazah itu sekitar pukul 13.32 WIB.

Seusai melakukan evakuasi, Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, membenarkan adanya penemuan mayat dosen UIN Surakarta.



Tim medis dari puskesmas dan rumah sakit dilibatkan dalam proses evakuasi tersebut.

Kini rumah yang ditinggal korban diberi garis polisi sebagai tempat kejadian perkara.

Kapolres tidak menyebutkan kemungkinan Wahyu Dian adalah korban pembunuhan. Namun melihat adanya tanda kekerasan, kuat dugaan wanita tersebut meninggal tak wajar.

“Diimbau untuk seluruh masyarakat perumahan ini agar tetap tenang dan tidak gundah. Mana kala ada masyarakat yang bisa memberikan bantuan berupa informasi [kami persilakan]. Dugaan masih dalam penyelidikan, bisa macam-macam entah itu pacaran, iri, atau lainnya, kami belum tahu. Ada tanda-tanda kekerasan,” ujar Kapolres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya