Soloraya
Kamis, 23 Maret 2023 - 16:23 WIB

Awal Ramadan, Harga Cabai Rawit dan Telur Ayam Naik Tajam di Pasar Wonogiri

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang aneka bahan pangan, Suwarni, melayani pembeli cabai di los pedagang lantai I Pasar Wonogiri, Kamis (23/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Harga sejumlah bahan pangan seperti telur ayam dan cabai rawit di pasar tradisional Wonogiri melonjak pada awal Ramadan 1444, Kamis (23/3/2023). Kendati demikian penjualan komoditas yang harganya naik tersebut juga meningkat.

Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri, komoditas yang naik harga di antaranya cabai rawit. Pada awal Maret 2023, harga cabai rawit merah atau sret masih Rp60.000/kg.

Advertisement

Harga itu kemudian naik Rp10.000/kg menjadi Rp70.000/kg pada 14 Maret 2023. Awal Ramadan ini, Kamis (23/3/2023), harga jual cabai sret naik mencapai Rp80.000/kg.

Kemudian harga telur ayam negeri juga naik. Pada awal Maret harga telur ayam negeri masih Rp25.000/kg kemudian naik menjadi Rp28.000/kg dan awal Ramadan ini tercatat menyentuh harga Rp30.000/kg.

Advertisement

Kemudian harga telur ayam negeri juga naik. Pada awal Maret harga telur ayam negeri masih Rp25.000/kg kemudian naik menjadi Rp28.000/kg dan awal Ramadan ini tercatat menyentuh harga Rp30.000/kg.

Pedagang aneka bahan pangan di Pasar Wonogiri, Iyem, mengatakan harga bahan kebutuhan pokok naik, seperti cabai rawit merah yang dia jual di kiosnya harganya Rp80.000/kg. Harga tersebut bertahan sejak dua pekan menjelang Ramadan.

Kenaikan itu sangat dimaklumi karena permintaan cabai rawit menjelang dan saat Ramadan meningkat. “Saya jual seperempat kilogram cabai rawit merah seharga Rp20.000. Kalau sekilogram berarti Rp80.000. Ini ada kenaikan, sebelumnya sekitar Rp60.000-an,” kata Iyem saat ditemui Solopos.com di kios dagangannya di Pasar Wonogiri, Kamis (23/4/2023).

Advertisement

Menjelang hingga awal Ramadan ini, dia menyediakan cabai sret mencapai 50 kg. Iyem menyebut ketika harga bahan kebutuhan pokok di pasar Wonogiri naik, justru banyak orang yang mencari. Padahal komoditas itu tidak ada kelangkaan.

Khususnya cabai atau komoditas bumbu dapur lain seperti bawang merah atau putih. “Tidak tahu, saya juga bingung. Kalau harganya naik ibu-ibu malah suka beli. Mungkin karena penasaran ya kalau harganya naik,” ujar dia.

Ramai Pembeli Sepekan Awal Ramadan

Omzet yang didapat Iyem pada awal Ramadan ini pun meningkat dari biasanya Rp5 juta/hari menjadi lebih dari Rp8 juta/hari. Pedagang aneka bahan pangan lain, Suwarni, juga menyampaikan hal serupa.

Advertisement

Awal Ramadan ini tingkat penjualan untuk beberapa komoditas meningkat dua kali lipat. Misalnya, untuk komoditas cabai rawit merah yang biasanya hanya menyediakan lima kilogram per hari naik menjadi 10 kg/hari.

“Tapi biasanya ramainya itu cuma sepekan awal Ramadan dan sepekan akhir Ramadan. Kalau mau lebaran itu,” ucap Suwarni. Harga cabai rawit merah yang ia jual di los pedagang lantai I Pasar Wonogiri itu lebih murah dari harga yang dipatok Iyem, yaitu 70.000/kg.

Harga tersebut sudah bertahan sekitar dua pekan lalu. Selain cabai rawit, lanjut dia, kenaikan harga juga terjadi pada telur ayam negeri. Harga telur ayam negeri naik sejak sepakan lalu dari Rp27.000/kg menjadi Rp30.000/kg.

Advertisement

Penjual aneka bahan kebutuhan pokok lain di Pasar Kota Wonogiri, Karsi, mengatakan harga per kilogram telur ayam negeri hampir sama dengan harga daging ayam ras yang mencapai Rp35.000/kg. Kendati harga naik, hal itu tidak mengurangi tingkat penjualan.

Sebaliknya, permintaan justru meningkat meski tidak terlalu signifikan. Menurutnya kenaikan harga saat Ramadan sudah dimaklumi konsumen.

Pembeli cabai rawit asal Kecamatan Selogiri, Darsi, mengaku tetap membeli cabai rawit sebanyak seperempat kilogram meski harga naik. Sebab dia dan anggota keluarganya sangat menyukai olahan makanan pedas. Sehingga mau tidak mau Darsi tetap membelinya.

“Mau harganya turun atau naik, belinya tetap seperempat kilogram. Soalnya suka pedas. Makan kalau enggak ada pedasnya itu, kurang enak,” kata Darsi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif