SOLOPOS.COM - Cawapres Gibran Rakabuming Raka menerima keluhan terkait PKL saat bertemu UMKM dan pedagang di Gedung Kartini Sragen, Senin (1/1/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN–Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka melakukan road show di wilayah Kabupaten Sragen pada hari pertama Tahun 2024.

Wali Kota Solo itu berkunjung mulai dari Gemolong, Miri, Sragen Kota, hingga Kandangsapi Kecamatan Jenar, Sragen, Senin (1/1/2024).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Gibran menghadiri kegiatan senam gemoy bersama warga di wilayah Kecamatan Gemolong dan sekitarnya yang diinisiasi Aliansi Pemuda Gemolong Raya. Kegiatan senam massal itu digelar di terminal angkuta kota (angkot).

Ketua Aliansi Pemuda Gemolong Raya Harmono kepada Solopos.com, Senin (1/1/2024), mengungkapkan kegiatan tersebut bukan kampanye tetapi hanya sekadar senam. “Pesertanya kurang lebih 1.000 orang yang didominasi ibu-ibu,” kata dia.

Lawatan politik kedua dilakukam Gibran di Pasar Gilirejo Baru, Miri, Sragen. Di tempat itu, Gibran menyapa masyarakat dan berdialog dengan petani, pedagang, dan pemudanya.

Setelah dari Miri, Gibran bergerak menemui pedagang dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Gedung Kartini Sragen yang dihadiri 1.000 orang. Kemudian Gibran bertolak ke Kandangsapi, Jenar, Sragen, untuk bersilaturahmi dengan petani tebu dan petani di kawasan hutan di wilayah Sragen dan Grobogan.

Kedatangan Gibran di Gedung Kartini Sragen disambut Tim Kampanye Daerah (TKD) Kabupaten Sragen yang dipimpin Ketua TKD Sragen Pujono Elli Bayu Efendi dan para pimpinan partai politik (parpol) anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Massa yang menghadiri Gedung Kartini di luar ekspektasi karena gedung berjejal dan membeludak ke luar gedung. Ketua DPC Partai Gerindra Sragen Wahyu Dwi Setyaningrum menyampaikan para pedagang dan UMKM yang diundang 600 orang tetapi yang hadir sampai lebih dari 1.000 orang.

Salah seorang perwakilan pedagang kaki lima (PKL) Sragen, Kamto, menyampaikan keluhan kepada Gibran tentang kondisi PKL di Sragen. Dia menerangkan dulu para PKL bebas berjualan di mana pun dan enak berjualan, terutama berjualan di depan sekolah.

Dia menyampaikan sekarang di sekolah mulai tutup dan mungkin kantin sekolah berkerjasama dengan kepala sekolah agar pedagang di luar tidak boleh berjualan.

“Hal itu mengganggu kami, banyak orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) langsung menjadi PKL sehingga PKL di Sragen bertambah banyak,” ujarnya.

Gibran menanggapi keluhan PKL itu bahwa prisipnya tidak mempersulit para PKL. Dia mencontohkan di Solo, tidak semua tempat dibolehkan untuk berjualan karena ada zona khusus yang dibolehkan untuk PKL.

“PKL di Solo itu tidak boleh membuang sampah, tidak boleh membuang bekas minyak, tidak boleh mengotori paving. Intinya kami tidak mempersulit pedagang tetapi diatur dan ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu pejalan kaki,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya