SOLOPOS.COM - Sulistiyo Rini, 34, mengawasi pengemasan brambang goreng (bramgor) di rumah produksinya di Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (26/1/2024) sore. (Istimewa/Dok. pribadi Sulistiyo Rini)

Solopos.com, SUKOHARJO — Mantan asiten rumah tangga (ART) yang pernah bekerja di Jakarta, Sulistiyo Rini, 34, sukses menjadi pengusaha berambang goreng di Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Langkah besarnya diambil saat ia dihadapkan pada pilihan pendidikan sang putra sulung atau pekerjaan yang ia lakoni di Jakarta.

Pada 2014, perempuan yang karib disapa Anik ini memilih pulang kampung dan meninggalkan pekerjaannya sebagai ART yang kala itu telah mendapat gaji Rp2 juta. Tak hanya itu, majikannya pun cukup baik. Kebutuhan kedua anaknya pun terpenuhi. Namun pada akhirnya ia lebih memilih pulang kampung demi pendidikan sang putra sulung yang istimewa. Meski saat itu ia tak memiliki tujuan pasti terkait keberlanjutan perekonomiannya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Anak saya itu kan istimewa, tuna rungu dan wicara. Waktu saya di Jakarta, suami saya jualan sayur dari subuh sampai pukul 07.30 WIB. Nnak saya sekolah harus berangkat pukul 06.30 WIB. Kalau ngeboti anak gak jualan. Kalau jualan, anaknya tidak sekolah. Anak saya tuna rungu dan wicara kalau tidak disekolahkan mau jadi apa,” cerita Anik saat ditemui Solopos.com di rumah produksinya, Jumat (26/1/2024).

Ibu tiga anak itu sempat membawa sang putra sulungnya yang bernama Andi Sulistiawan itu ke tempat pengobatan alternatif hingga lainnya sejak usianya sembilan bulan. Terapi dijalani Ani dan suami, Sumardi, 48, untuk kesembuhan sang putra. Namun akhirnya terapi itu dihentikan setelah Anik tak kuat melihat Awan kesakitan setiap kali menjalani terapi. Saat itu usia Awan empat tahun.

Sejak itu Ani dan Sumardi menerima nasib bahwa putranya adalah anak istimewa. Sembari membersamai tumbuh kembang sang putra, Anik berupaya membuka berbagai pintu rejeki dengan berjualan. Ia sempat menjual beragam makanan salah satunya berambang goreng yang ia jual di sekolah anaknya. Dari sana produk berambang gorengnya mulai dikenal hingga laris manis.

Kini ia sudah mempunyai tiga rumah produksi dan memiliki 40 karyawan yang merupakan ibu-ibu di sekitar lokasi produksinya. Kesuksesannya tak lantas membuat Anik terlena akan pendidikan anak-anaknya terutama Awan. Ia tak mau menyerah pada keadaan dan memilih mengupayakan segala cara agar sang Awan dapat berdaya meski memiliki keterbatasan.

Anak Mandiri

Kini di usia Awan yang duduk di bangku SMA kelas XI, sang putra bahkan mampu membeli kendaraannya sendiri untuk berangkat ke sekolah. Kemandirian ditanamkan Anik sejak dini kepada anak-anaknya meskipun ia tak bermaksud memaksa sang putra bekerja.

Awan memilih turut bekerja di rumah produksi berambang goreng ibunya seusai pulang sekolah. Ia pun mendapat gaji seperti pekerja lainnya. Dari sana Awan memilih mengumpulkan uang hasil jerih payahnya untuk membeli motor.

“Alhamdulillah keputusan yang saya buat ini menjadikan saya seperti ini. Tujuan saya memang bagaimana Mas Awan bisa membaca, menulis dan mengerti. Untuk bekal ke depannya nanti saya ajari usaha ini. Semoga ke depannya Mas Awan bisa melanjutkan usaha. Untuk adik-adiknya insyaallah mereka bisa sekolah tinggi dan mencari pekerjaan karena tidak memiliki kondisi istimewa seperti kakaknya,” ungkap Anik.

Dua anak Anik lainnya yakni Andini Nugrahainingtyas yang duduk di bangku Kelas VIII SMP dan Aqhya Putri Umardi yang baru berusia 2,5 tahun. Kini bisnis brambang goreng dengan nama produk Bramgor Putri Mangu itu mampu memproduksi hingga 400 kilogram/hari. Jumlah tersebut jauh meningkat dibandingkan awal ia membuka usaha yang hanya memproduksi 2 kilogram/hari.

Tak hanya berupaya memberdayakan sang putra yang istimewa, Anik juga memiliki komitmen memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar lokasi produksinya. Ia lebih memilih mempekerjakan para ibu-ibu itu ketimbang menggunakan mesin dalam produksinya.

Kini berambang gorengnya itu telah dipasarkan hingga ke mancanegara melalui reseller yang membawanya hingga ke Malaysia, Singapura, Swiss bahkan Amerika. Ia berharap orisinalitas dan kualitas yang jadi kelebihan dari berambang goreng buatannya mampu membawa usahanya lebih melejit. Anik mengaku menggunakan bahan baku bawang merah berkualitas yang ia datangkan dari Tawangmangu. Bawang merah ini yang memberikan cita rasa manis yang khas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya