SOLOPOS.COM - Kondisi rumah warga di Kampung Patihan, Kelurahan Karangtengah, Sragen Kota, Sragen, terancam ambrol lantaran tanah di belakang rumahnya longsor terkikis arus Sungai Mungkung, Senin (21/3/2022). (Istimewa/Galih Setyo Nugroho)

Solopos.com, SRAGEN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen meminta pimpinan seluruh pemangku kepentingan untuk mengingatkan masyarakat agar melakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa pancaroba. Ada potensi bencana hidrometeorologi bisa terjadi di Bumi Sukowati.

Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan pengaruh cuaca ekstrem, seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono, sudah mengeluarkan surat edaran yang berisi imbauan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang ditujukan kepada para pemangku kepentingan. Upaya antisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi bisa dilakukan dengan sosialisasi  kepada masyarakat untuk waspada ancaman bencana.

“Mengoptimalkan peran dan fungsi Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di setiap desa/kelurahan untuk mengedukasi warga tentang mitigasi bencana. Menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan peralatan. Serta meningkatkan koordinasi dengan perangkat daerah terkait, sukarelawan penanggulangan bencana, TNI/Polri, tokoh masyarakat, dan lainnya,” kata Agus.

Warga juga dimintabekerja bakti membersihkan drainase, memangkas ranting pohon yang berdaun lebat, dan menutup retakan tanah di daerah rawan longsor.

Baca Juga: Hati-Hati, Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sragen Sepekan Mendatang

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, Agus menyarankan untuk menyiapkan perlengkapan darurat dalam tas yang mudah dibawa. Jika sewaktu-waktu terjadi bencana, tas yang berisi masker, handsanitizer, kotak P3K, alat komunikasi, dan uang secukupnya, itu bisa langsung dibawa.

Selain itu menyiapkan tempat yang aman untuk menyimpan uang dan barang-barang berharga lain, seperti sertifikat tanah, ijazah, buku tabungan. Sebaiknya tempat tersebut terbuat dari bahan yang tahan api dan air seperti lemari besi.

Agus juga mengimbau petani tidak beraktivitas di persawahan atau perkebunan apabila terjadi perubahan cuaca secara cepat yang ditandai dengan munculnya awan gelap dan angin sebelum terjadi hujan. Dia mengatakan hal itu dilakukan untuk menghindari adanya sambaran petir atau angin kencang.

Baca Juga: Puting Beliung Terjang Gondang Sragen, Rusak 3 Rumah Warga

“Jika terjadi angin kencang segera matikan arus listrik, hindari berteduh di bawah pohon, jaringan listrik dan bangunan yang tidak kokoh. Jika terjadi pemadaman listrik dan menggunakan lilin sebagai sarana penerangan sementara, pastikan dalam kondisi aman dari bahaya kebakaran,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya