SOLOPOS.COM - Gambaran Pasar Mebel Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Anda sedang berkunjung ke Kota Solo rasanya kurang lengkap kalau tidak mampir ke pasar tradisional. Kota Solo memiliki puluhan pasar tradisional, beberapa di antaranya cukup unik dan punya kekhasan yang tidak dimiliki pasar lainnya.

Kota Solo memiliki banyak pasar tradisional dengan ciri khas masing-masing. Ada pasar yang menjual barang kebutuhan sehari-hari, ikan, unggas, kain/konveksi, barang antik, klithikan, pakaian baru maupun bekas, elektronik, bunga dan tanaman hias, rempah-rempah, hingga tempat kulak bakul dari berbagai daerah.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tercatat 44 pasar tradisional tersebar hampir di setiap kelurahan di Solo. Dari sekian banyak itu ada 4 pasar tradisional legendaris di Solo, yakni Pasar Gede, Pasar Legi, Pasar Triwindu, dan Pasar Klewer.

Pamor 4 pasar legendaris itu sudah terdengar hingga mancanegara. Banyak orang dolan ke Solo demi mampir ke pasar tradisional yang unik itu untuk belanja oleh-oleh, kulineran, hingga membuat konten untuk diunggah ke media sosial.

Sejatinya, masih banyak pasar tradisional lain yang juga cocok dikunjungi saat berwisata ke Solo. Pasar Depok, Pasar Nusukan, Pasar Nangka, Pasar Klithikan, Pasar Gading, Pasar Mojosongo, Pasar Harjodaksino, Pasar Tanggul, dan lainnya. Sayangnya, belum banyak orang mengeksplorasi pasar-pasar tersebut.

Solopos.com merekomendasikan lima pasar tradisional di Solo yang layak Anda kunjungi karena memiliki keunikan dan kekhasan. Masing-masing pasar tradisional di Solo ini menjajakan barang-barang unik yang belum tentu ada di pasar lain atau daerah Anda.

1. Pasar Mebel Solo

pasar unik solo
Gambaran Pasar Mebel Solo. (Istimewa)

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mulai membangun Pasar Mebel Solo di lahan eks area permakaman Bong Mojo, Kecamatan Jebres, Solo.

Pembangunan dimulai Kamis (8/6/2023). Pasar tersebut diperuntukkan pedagang mebel Gilingan yang tidak lolos kurasi masuk ke sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Pasar Mebel Solo di eks Bong Mojo ini akan dibangun di lahan seluas 6.000 meter persegi. Sesuai kontrak pembangunan pasar ditargetkan rampung pada 24 November 2023. Anggaran yang dialokasikan Rp22 miliar dari DAK Kementerian Perindustrian.

Pasar Mebel Solo akan menonjolkan bangunan yang unik. Pasar didesain satu lantai dengan kapasitas 26 pedagang dan dilengkapi fasilitas 18 kios, 67 los untuk pedagang oprokan, 11 pedagang pelataran, kuliner, perkantoran, musala, hidran, dan ruangan khusus untuk workshop perajin mebel. Pasar Mebel Solo digadang-gadang menjadi ikon baru kota Solo.

“Secara fisik akan sangat berbeda dengan bangunan pasar tradisional lain di Solo. Sesuai arahan Wali Kota Solo [Gibran Rakabuming Raka] yang menginginkan wajah pasar memiliki karakter kuat,” tutur Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, saat acara peletakan batu pertama.

“Bangunan mampu menampilkan karakter Pasar Mebel serta mencerminkan kreativitas. Bisa dikatakan bangunan pasar ini antik dan unik, tidak seperti pasar-pasar biasanya.”

2. Pasar Depok Solo

pasar unik solo
Deretan sangkar burung digantung disepanjang selasar kios Pasar Depok Solo pada Jumat (14/7/2023). Pasar Depok tidak hanya menjual burung, tapi juga ikan hias dan hewan peliharaan lain. (Dokumentasi Solopos)

Pasar di Solo tidak hanya menjual sayur mayur, bumbu dapur, dan kebutuhan pokok lain. Ada pasar yang menawarkan dagangan khusus atau unik di Solo, yaitu Pasar Depok.

Pasar yang berada di Jl. Balekambang Lor, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo ini menjadi surga bagi pencinta burung kicau, ikan hias, dan hewan peliharaan.

Pasar ini sudah berdiri sejak tahun 1980-an. Selain menjadi tempat belanja burung kicau, ikan hias, dan hewan peliharaan, Pasar Depok juga sering menjadi tempat wisata edukasi.
Pasar Depok mudah diakses karena berada di tengah kota, yakni tak jauh dari Taman Balekambang Solo dan kawasan Stadion Manahan Solo.

Dengan keunikannya itu, Pasar Depok Solo ini ramai dikunjungi pembeli atau orang-orang yang sekadar datang untuk mencari hiburan dengan mendengarkan kicauan burung.

Pasar Depok buka pukul 09.00 WIB-17.00 WIB. Khusus hari Minggu, Pasar Depok buka pukul 08.30 WIB hingga 17.00 WIB.

3. Pasar Nusukan Solo

Pasar Nusukan Solo
Deretan sangkar burung digantung disepanjang selasar kios Pasar Depok Solo pada Jumat (14/7/2023). Pasar Depok tidak hanya menjual burung, tapi juga ikan hias dan hewan peliharaan lain. (Dokumentasi Solopos)

Pasar Nusukan berada di Jl. Kapten Piere Tendean, Keluruhan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo. Keunikan pasar yang ada di Solo bagian utara ini adalah seolah tak pernah mati karena aktivitas jual-beli berlangsung 24 jam.

Dikutip dari laman resmi Pemkot Solo, Jumat (14/7/2023), dulunya Pasar Nusukan merupakan tempat dibuatnya sungai baru Kali Anyar yang diupayakan Mangkunagoro VI agar Solo tidak tergenang banjir.

Aliran airnya dibuat menusuk langsung ke aliran Bengawan Solo sehingga dari kata menusuk tersebut orang zaman dahulu menyebut daerah tersebut dengan Nusukan agar mudah diingat dan dikenal.

Cerita lain awal mula nama Nusukan karena dikenal sebagai salah satu tempat pedagang menjual sayur mayur dan hasil bumi. Pasar yang didirikan tahun 1958 ini ini bermula dari transaksi barter di tepi jalan tentu ini sangakt unik di Solo kala itu.

Ada juga yang menyebut dulunya banyak pedagang sate yang menusuk-tusuk daging menjadi sate sehingga disebut Pasar Nusukan.

Pengunjung bisa membeli barang kebutuhan rumah tangga, elektronik, perhiasan, pakaian, dan lainnya di Pasar Nusukan pada pagi hingga sore hari. Saat tengah malam, pengunjung bisa berburu ikan laut dan air tawar di Pasar Nusukan.

Kehidupan di Pasar Nusukan dimulai pukul 02.30 WIB. Truk-truk mengangkut sayuran dari Boyolali, Tawangmangu, dan Magelang membongkar muatan di halaman pasar.
Pedagang sayuran di dalam dan luar pasar berjualan hingga pukul 17.00 WIB atau bahkan lebih malam.

Selain pedagang sayur, masih ada pedagang kelontong dan kebutuhan lain rumah tangga di area dalam maupun luar/serambi pasar.

4. Pasar Nongko Solo

Pasar Nongko Solo
Salah seorang warga berfoto di depan pintu masuk Pasar Nongko Solo, Jumat (14/7/2023). (Dokumentasi Solopos)

Nama resmi pasar ini Turisari karena berada di wilayah tersebut. Namun, masyarakat setempat lebih mengenal Pasar Turisari dengan nama Pasar Nongko.

Masih dikutip dari laman website resmi Pemkot Solo, penamaan Pasar Nongko karena dahulu pasar tersebut menjadi transit pedagang buah dari berbagai daerah dan jual beli buah nangka, gori, dan kluwih.

Informasi lain menyebutkan banyak pohon nangka di sekitar pasar sehingga lokasi itu diberi nama Pasar Nongko. Saat ini namanya masih Pasar Nongko, tetapi jangan mencari penjual nangka di Pasar Nongko ya apalagi pohon nangka di lokasi tersebut. Sudah tidak ada.

Salah satu keunikan Pasar Nongko Solo adalah ada sejak tahun 1870, khususnya setelah dibangun jalan kereta api dan Stasiun Balapan. Lokasi strategis dekat Stasiun Balapan membuat Pasar Nongko tidak hanya menjadi transit tetapi lokasi jual beli.

Kemudian, pemerintah pusat membangun gedung pasar pada 1986. Pemerintah merenovasi bangunan lama Pasar Nongko menjadi 3 lantai.

Pedagang di lantai dasar berjualan sayur, buah, kuliner, dan peralatan rumah tangga. Pedagang di lantai 2 berjualan jajan pasar, bumbu dapur, barang kebutuhan pokok, dan lainnya.

Lantai 3 dikhususkan bagi pedagang daging. Pedagang di bagian dalam Pasar Nongko buka sejak pagi hingga siang atau sore hari, tetapi pedagang kebutuhan sehari-hari yang berjualan di selasar Pasar Nongko itu buka hingga malam hari.

Pasar Nongko semakin istimewa dan unik karena tidak hanya dikenal sebagai tempat berbelanja barang kebutuhan sehari-hari warga Solo, tetapi bisa berburu kuliner dan tanaman hias.



Kuliner khas di Pasar Nongko adalah pecel gendar, es dawet, dan jamu tradisional. Letaknya di lantai dasar yang juga bisa digunakan sebagai parkir sepeda motor.

Di samping Pasar Nongko, berderet pedagang tanaman hias. Mereka buka mulai pukul 08.00 WIB-17.30 WIB (tetapi ada juga yang buka hingga malam). Banyak orang berbelanja tanaman hias sebagai klangenan maupun oleh-oleh.

5. Pasar Klithikan Notoharjo Solo

Pasar Klithikan Notohardjo Solo
Suasana Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi di Kota Solo, Jumat (14/7/2023). (Dokumentasi Solopos)

Satu lagi pasar unik di Solo yang tidak menjual sayuran maupun barang kebutuhan pokok. Pasar Klithikan Notoharjo berlokasi di Jl. Sungai Serang I No. 313, Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon.

Dikutip dari laman website resmi Pemkot Solo, pasar ini berdiri tahun 2006. Pasar ini menjadi tempat relokasi PKL dari kawasan Taman Monumen 45 Banjarsari.

Bahkan, Pemerintah Kota Solo mendapatkan penghargaan dari Muri karena berhasil merelokasi 1.000-an PKL tanpa diwarnai kekerasan.

Pasar Klithikan dikenal sebagai satu-satunya pasar barang-barang bekas di Solo yang menjual berbagai jenis barang, seperti barang kebutuhan rumah tangga, mainan, elektronik, sparepart, kendaraan, hewan, pakaian, kendaraan, dan lain-lain.

Kondisi barang yang dijual bervariasi, tetapi keistimewaan barang-barang itu adalah harganya terjangkau. Hal ini membuat banyak orang dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan sekitarnya berburu datang ke pasar yang sangat unik ini.

Pasaran Pasar Klithikan pada Sabtu-Minggu. PKL menggelar dagangan di halaman atau selasar di antara deretan kios Pasar Klithikan sejak setelah Subuh hingga pukul 09.00 WIB atau 10.00 WIB.

Lalu pedagang klithikan akan tutup atau masuk ke kios. Selanjutnya, lokasi tersebut digunakan pedagang aksesori kendaraan. Mereka membuka usaha hingga pukul 21.00 WIB atau 22.00 WIB.



Oh iya, pengunjung bisa berburu kuliner juga di Pasar Klithikan. Misalnya, olahan daging kambing, cilok, es krim, masakan jawa, dan lainnya. Mereka berjualan di area dalam pasar di antara deretan PKL yang menggelar barang dagangan.

“Pasar ini terbagi menjadi 18 blok. Setiap blok menjual jenis barang tertentu. Misal, aksesori mobil dan motor, sepatu, alat-alat elektronik, fesyen, CD/kaset, dan lainnya. Selain itu, pedagang di pasar juga menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai,” tulisnya.

Jadi, kapan mau dolan pasar sembari mempromosikan dan mengeksplorasi keunikan dan kekhasan sejumlah pasar tradisional di Solo? Kalau kita menghidupkan pasar tradisional di Solo maka bisa mendorong pertumbuhan pasar tradisional sebagai pondasi dasar perekonomian daerah. Ayo Dolan Pasar!





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya