SOLOPOS.COM - Sejumlah orang dari berbagai instansi dan sukarelawan membabat dan membersihkan eceng gondok di Waduk Cengklik Boyolali, Selasa (14/5/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Ratusan orang dari berbagai instansi dan sukarelawan terjun ke Waduk Cengklik Boyolali untuk membabat dan membersihkan eceng gondok, Selasa (14/5/2024) pagi. Mereka bergotong-royong menggunakan sabit hingga alat berat.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Maryadi Utama, mengungkapkan kegiatan gotong royong tersebut diikuti instansinya, TNI, Polri, perwakilan dari organisasi perangkat daerah Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selain itu juga dari Pemerintah Kecamatan Ngemplak, pemerintah desa sekitar Waduk Cengklik, petani karamba jaring apung (KJA), dan sukarelawan. Mereka ada yang membawa bambu, perahu, sapu, sabit, cangkul, mesin bubut, hingga alat berat seperti harvester dan ekskavator.

“Kegiatan ini untuk membersihkan dan memperindah Waduk Cengklik yang selama ini dipenuhi eceng gondok. Ini juga sebagai langkah merawat Waduk Cengklik agar bersih dan indah sehingga bisa mendatangkan wisatawan dan menjadi pusat ekonomi baru di Boyolali,” kata dia kepada Solopos.com di sela-sela acara.

Maryadi berharap seluruh warga dan pejabat di Boyolali ikut memelihara Waduk Cengklik demi kesejahteraan masyarakat Kota Susu. Ia mengatakan gara-gara eceng gondok, atlet dayung dari Jawa Tengah yang berlatih di Waduk Cengklik untuk persiapan PON Aceh terganggu.

Ia mengatakan eceng gondok juga menjadi salah satu penyebab sedimentasi di Waduk Cengklik. Karenanya sampah-sampah eceng gondok yang dibersihkan harus diangkut keluar.

Berdasarkan penelitian tugas akhir berjudul Analisis Potensi Laju Sedimentasi pada Waduk (Studi Kasus Waduk Cengklik Kabupaten Boyolali) karya Vardanella Vinaya Bhasia dan Nanda Tasya Surya Puspita dari Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata pada 2023, sedimentasi Waduk Cengklik pada 2020 mencapai 18,82 ton/ha/tahun.

Selain karena erosi, sedimentasi Waduk Cengklik juga disebabkan sisa pakan ikan pada karamba-karamba dan pertumbuhan eceng gondok sebagai sedimen terapung yang cukup besar.

Penertiban Pemancing dan Wisata Ilegal

Maryadi mengakui selain sampah eceng gondok, ada pula sampah plastik buangan dari pengunjung maupun tempat usaha di sekitar waduk. Untuk itu, ia mengatakan sudah memberikan teguran dan akan menertibkan pemancing ilegal, warung apung, dan wisata ilegal.

Kepala Unit Pengelola Bendungan (UPB) Waduk Cengklik BBWS Bengawan Solo, Fajar Puji Nugroho, mengatakan selain eceng gondok, aktivitas warga yang mengolah lahan waduk saat surut juga mempengaruhi sedimentasi.

Lahan area waduk yang diolah seperti dicangkul dapat mempermudah erosi lalu sedimen masuk ke waduk. Sedangkan untuk sampah plastik dari pengunjung, pengelola waduk sebenarnya sudah menyiapkan tempat sampah. Namun faktanya masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan dan masuk ke waduk.

“Alat berat untuk membersihkan eceng gondok ada harvester, kami ada tiga. Beroperasi tiap hari. Lalu, ditambah satu eskavator amfibi untuk membantu mengangkat eceng gondok ke darat,” kata dia.

Sementara itu, Camat Ngemplak, Ari Wahyu Prabowo, berterima kasih dan mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi BBWS Bengawan Solo. “Ini adalah terobosan untuk memaksimalkan fungsi bendungan Cengklik selain untuk waduk bagi pertanian juga ke depan mengembangkan terkait wisata. Fokusnya hari ini adalah bagaimana mengurangi eceng gondok,” kata dia.

Ari mengatakan permasalahan eceng gondok menjadi perhatian utama agar tak hanya berakhir sebagai sampah. Namun, nantinya bisa memiliki nilai untuk kerajinan, pakan ternak, hingga pakan maggot.

Ia mengatakan ada beberapa kelompok masyarakat sudah ada yang memanfaatkan eceng gondok untuk membuat biogas. Namun, pemanfaatan itu belum bisa maksimal. Bersama instansi terkait, nantinya eceng gondok akan ditangani.

“Harapannya ke depan ketika eceng gondok bisa tertangani dengan baik, Waduk Cengklik bisa dioptimalkan untuk pariwisata bahkan dimanfaatkan olahraga dayung,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya