SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)--Naiknya harga bahan baku mebel hingga sekitar 21%-70% menyebabkan mandeknya belasan pengrajin mebel di Desa Manggung, Nogosari.

Salah satu warga Desa Manggung yang memiliki usaha kerajinan mebel, Sunardi menjelaskan, kenaikan bahan baku terasa dirasakan para pengrajin sekitar 2009 silam.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Saat itu, harga kayu mahoni harganya Rp 700.000 per meter kubik merangkak naik menjadi Rp 850.000 per meter kubik. Sementara harga kayu jati lokal harganya dari Rp 1.100.000 per meter kubik menjadi Rp 1.700.000 meter kubik.

“Dan sampai tahun ini, harga bahan baku masih tetap tinggi. Makanya sampai ada yang terpaksa menutup usahanya,” urai Sunardi saat dijumpai Espos, Kamis (5/8), di Balai Desa Manggung.

Dia menambahkan, faktor lain yang menyebabkan terpukulnya para pengrajin mebel di Desa Manggung yaitu mengenai kenaikan upah tenaga kerja. Setiap tahun, upah tenaga kerja terus meningkat. Padahal, di sisi lain, harga jual mebel yang mereka pasarkan tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

“Harga bahan baku dan upah tenaga kerja naik, tapi kalau mebel yang kita jual tidak naik harganya, maka mau tidak mau akan rugi. Pasaran di manca negara sepertinya juga belum pulih, kalau mengandalkan pasar lokal juga masih sulit,” urai Kepala Dusun (Kadus) II Desa Manggung tersebut.

hkt

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya