SOLOPOS.COM - Pertemuan antara pedagang atau tenant PGS dengan manajemen membahas kenaikan service charge yang dimediasi Pemkot Solo di Balai Kota Solo, Selasa (15/3/2022). (Solopos/Wahyu Prakosa)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memediasi pertemuan antara pedagang (tenant) Pusat Grosir Solo atau PGS dengan manajemen mengenai kenaikan biaya servis (service charge) di Kompleks Balai Kota Solo, Selasa (15/3/2022). Namun pertemuan itu berakhir deadlock alias belum ada keputusan.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo Heru Sunardi memimpin pertemuan antara pedagang dan manajemen PGS itu. Polresta Solo juga ikut memberikan masukan kepada kedua pihak untuk menjaga situasi tetap kondusif dan menghindari perbuatan yang berpotensi menimbulkan tindakan pidana.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu pedagang, Joice, 49, menjelaskan kekecewaannya terhadap manajemen PGS Solo yang berencana menaikkan service charge dari Rp57.500/meter persegi per bulan menjadi Rp80.000/meter persegi per bulan.

Baca Juga: Pedagang Pakaian PGS Solo Demo Protes Kenaikan Tarif Service Charge

“Mau naik wong atap bangunan enggak ada seperti hutan belantara gitu. Service charge kan salah satunya untuk fasilitas gedung. Fasilitas enggak ada, mau naik ceritanya gimana,” katanya kepada Solopos.com.

Penyewa sembilan kios PGS tersebut mengatakan manajemen tidak bisa bekerja dengan baik. Manajemen melimpahkan beban kepada para penyewa dengan cara menaikkan tarif service charge. Jumlah pedagang menyisakan hampir 400 orang dari yang semula 800 orang.

Penjelasan Manajemen

Pedagang lain, Cahyo Sasongko, 42, menjelaskan PGS Solo bisa lebih baik dari pusat grosir lain tergantung manajemen. Salah satu cara yang bisa dilakukan manajemen untuk meramaikan PGS dengan menghitung tarif keekonomian sewa tanpa menaikkan tarif service charge.

Baca Juga: Biaya Servis Gedung Naik, Pedagang Pusat Grosir Solo Ngadu ke Pemkot

Salah satu Direksi Holding PGS, Panji Narendra, mengatakan bakal menyerap aspirasi para penyewa dan memberikan keputusan soal tarif bulan ini. Ia menjamin tidak akan melakukan intimidasi kepada para pedagang selama belum ada keputusan.

“Memang tantangan tiga tahun Covid-19 pendapatan kami turun drastis bahkan sampai 70 persen. Hal ini menjadi pertimbangan kami ketika mau menaikkan tiga tahun terakhir kami tunggu sampai tahun ini,” jelasnya.

Baca Juga: Ribuan Pedagang BTC Dan PGS Solo Divaksin Covid-19

Ia mengatakan pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi manajemen dalam merampungkan pembangunan bagian atap. PGS berniat segera merampungkan proyek pembangunan atap. “PGS sangat bergantung dengan pariwisata, kedatangan turis luar kota, dan luar negeri. Kami berharap tahun ini pulih,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disdag Solo Heru Sunardi meminta manajemen mengambil langkah bijak, melakukan kalkulasi tarif dengan tim ahli sesegera mungkin, dan tidak melakukan intimidasi sampai ada keputusan. Pemkot Solo siap menjadi penengah dalam menentukan kebijakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya