SOLOPOS.COM - Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Sukoharjo Kota menyosialisasikan bahaya ciki ngebul kepada pedagang dan siswa pada Selasa (10/1/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Direktur RSUD Ir Soekarno, Sukoharjo, telah menyiapkan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) beserta tenaga medis khusus untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kasus keracunan ciki ngebul atau jajanan mengandung nitrogen atau smoked ice di wilayah mereka.

Hal itu dilatarbelakangi adanya surat edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan soal bahaya jajanan tersebut, menyusul penetapan kejadian luar biasa (KLB) atas keracunan ciki ngebul di Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Direktur RSUD Ir Soekarno, Sukoharjo, Selasa, Yunia Wahdiyati menyampaikan terkait kesiapsiagaan merespons temuan kasus keracunan jajanan es ciki ngebul itu. Yunia mengatakan pihaknya telah mendapat surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Dia meminta tenaga medis di IGD jika menemukan kasus gejala terduga keracunan ciki ngebul segera melapor dan memberikan tata laksana pelayanan yang sesuai. Sebab menurutnya potensi temuan kasus keracunan sangat terbuka.

“Karena di wilayah kita ada yang menjual. Biasanya dijual di sentra-sentra kuliner seperti di Gedung Lowo, Sentra Niaga Solo Baru, maupun di mal. Jadi, tidak menutup kemungkinan bisa saja terjadi (keracunan jajanan ciki ngebul),” papar Yunia.

“Memang tidak semua yang mengkonsumsi jajanan itu keracunan, namun mengingat risikonya maka sebaiknya tidak usah membeli lagi,” imbuhnya.

Disisi lain, Yunia berharap ada penertiban terhadap para penjual jajanan makanan, sekaligus memberi edukasi terkait penggunaan bahan makanan maupun minuman yang berpotensi membahayakan kesehatan.

Sosialisasi

Keracunan jajanan ciki ngebul atau smoke ice di Jawa Barat ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) setelah membuat sejumlah anak keracunan hingga mengalami peradangan pada usus beberapa waktu lalu.

Alarm bahaya jajanan dengan sensasi asap mengebul itu kemudian sampai di Kabupaten Sukoharjo.

Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Sukoharjo yang terdiri atas Puskesmas hingga Camat Sukoharjo menyosialisasikan bahaya tersebut kepada pedagang dan para siswa pada Selasa (10/1/2023).

“Uap ciki ngebul mengandung nitrogen yang sangat berbahaya terutama pada lambung, di usus. Jajanan itu akan menyebabkan korosi dari zat nitrogen yang menyebabkan perut kembung, terasa sakit dan kaku seperti kayu,” terang Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani usai melakukan sosialisasi, Selasa (10/1/2023).

Perempuan yang akrab disapa Anik itu mengatakan gejala paling terlihat adalah ditemukannya perut membesar dan kaku. Hal itu terjadi dalam jarak 15 menit usai mengkonsumsi makanan yang mengandung nitrogen cair.

Sebab menurutnya daya serap zat tersebut cukup cepat hingga menuju ke lambung. Langkah pertama ketika mendapati anak dengan gejala serupa, dia meminta segera membawa ke rumah sakit karena hal itu merupakan keadaan medis darurat.

“Tidak perlu dibawa ke Puskesmas harus langsung dibawa ke rumah sakit. Karena memang terlihat sepele tetapi sangat berbahaya karena bisa menimbulkan kebocoran lambung,” kata Anik.

Camat Sukoharjo, Havid Danang Purnomo Widodo mengatakan di daerahnya tidak terdapat penjual ciki ngebul. Meski demikian dia tetap melakukan sosialisasi pencegahan terhadap siswa-siswi hingga pedagang di sekitar SMPN 1 Sukoharjo.

Mengingat di daerah tersebut cukup banyak penjual makanan, termasuk anak-anak yang menjadi konsumen. Dalam sosialisasinya dia memberikan imbauan kepada para pedagang.

Dia meminta pedagang setempat melarang jika ditemukan seseorang yang akan berjualan ciki ngebul di daerah setempat.

“Menurut hemat kami karena pusat pendidikan dan sentral UMKM jajanan anak-anak di seputaran SMPN 1 Sukoharjo. Sehingga kami bergerak bersama, menyosialisasikan meski di daerah sini tidak ditemukan. Kami informasikan kepada siswa agar mengkomunikasikan kepada teman dan saudara supaya tidak mengkonsumsi makanan itu,” terang Havid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya