SOLOPOS.COM - Anggota Komunitas Pegiat Cagar Budaya Klaten mengecek ukuran batu bata kuno di lahan persawahan Dukuh Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Sabtu (7/1/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Warga Dukuh Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom menemukan struktur batu bata kuno saat membajak sawah. Diduga, struktur batu bata itu merupakan bagian dari bangunan candi yang pernah berdiri di wilayah tersebut.

Struktur batu bata itu berada di area persawahan. Beberapa batu bata merah sudah dalam kondisi pecah dan sebagian masih utuh.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ukuran batu bata merah yang utuh memiliki tinggi atau ketebalan 10 sentimeter, lebar 24 sentimeter, dan panjang 36 sentimeter. Di dekat area tersebut, terdapat gundukan tanah yang di dalamnya dipenuhi batu bata merah berukuran besar.

Struktur bangunan candi itu ditemukan salah satu warga, Joko Warsito, 30, saat membajak sawah. Roda traktor membentur benda keras dan setelah dicek ternyata batu bata merah.

“Kalau tidak salah, penemuannya hari Kamis [5/1/2023] kemarin,” kata Joko saat ditemui di lokasi penemuan batu bata merah, Sabtu (7/1/2023).

Temuan itu kemudian disampaikan ke Kelompok Pelestari Cagar Budaya (KPCB) Nglumbang Dungik dan diteruskan ke KPCB Klaten. Setelah digali lebih lanjut, ternyata ada struktur batu bata merah.

Selain batu bata merah, tak jauh dari tatanan batu bata merah itu ditemukan batu andesit berbentuk dorpel atau ambang pintu candi dengan panjang 80 sentimeter. Batu dorpel itu kemudian disimpan di sekretariat KPCB Nglumbang Dungik.

Warga bersama-sama mulai mengeruk tanah di sekitar temuan batu bata merah tersebut secara manual. Tujuannya mengetahui struktur tatanan batu bata merah tersebut. Lokasi temuan batu bata merah itu berada di tanah kas desa.

Pelaksana Humas KPCB Klaten, Hari Wahyudi, menduga susunan batu bata merah yang ditemukan warga tersebut merupakan lantai candi. Diperkirakan, di tempat itu pernah berdiri candi dari era Mataram Kuno pada abad ke-9 hingga ke-10.

Belum bisa diperkirakan luasan struktur batu yang diperkirakan bagian dari bekas bangunan candi itu. Bagian yang kini ditemukan dan sudah terlihat yakni 3 meter x 3,8 meter.

Lokasi penemuan susunan batu bata merah itu berjarak sekitar 200 meter dari Situs Nglumbang Dungik dan diperkirakan sebagai bekas bangunan candi induk.

“Struktur batu bata merah ini diperkirakan bangunan candi untuk pendarmaan,” jelas dia.

Di wilayah Nglumbang Dungik diduga pernah berdiri kompleks candi berdasarkan temuan-temuan objek diduga cagar budaya di tempat itu. Objek itu seperti yoni yang berada pada lahan tengah persawahan. Selain itu ada temuan prasasti berupa bongkahan batu berukir yang ditemukan pada 2020.

Warga dibantu KPCB Klaten berupaya meminta bantuan kepada ahli epigrafi guna membaca tulisan pada batu yang diduga prasasti tersebut. Lantaran kondisi ukiran sudah mulai aus, beberapa tulisan belum bisa terbaca.

“Dari dinas sudah mempelajari. Kemudian kami meminta bantuan untuk dibaca oleh epigrafi nasional dan epigrafi dari BRIN. Hasil pembacaan hampir sama dan seingat saya yang terlihat itu ada angka tiga dan sarawana atau waktu antara Juli dan Agustus,” kata Hari.

Nama dukuh diyakini juga berkaitan erat dengan peradaban yang pernah ada di tempat tersebut. Hari mengatakan Nglumbang dari kata Lelumba berarti tempat yang indah dan Dungik yang artinya abdi pendita.

“Kemudian ada Dukuh Nglumbang Kramat. Nama Kramat itu mengarah ke seorang resi karena yang dituakan. Dari nama-nama itu sangat memungkinkan di tempat ini dulunya pernah ada sebuah peradaban yang beraliran Hindu yang menguasai keresian semacam Kasta Brahmana,” kata Hari.

Banyaknya temuan benda cagar budaya di kawasan Dukuh Nglumbang Dungi, warga membentuk komunitas bernama KPCB ND. Mereka berupaya melindungi dan melestarikan temuan-temuan ODCB di kawasan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya