SOLOPOS.COM - Karyawan toko Thrift di Boyolali, Second Original Boyolali and Top Adventure di Kota Boyolali, Minggu (4/9/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI — Peminat pakaian bekas atau second hand, atau dikenal thrift di Boyolali dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Pebisnis thrift di Boyolali, Taufik Idayah, bahkan mampu meraup omzet hampir Rp120 juta per bulan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Rata-rata per bulan omzet kotor antara Rp80 juta hingga Rp120 juta, tiga bulan terakhir naik sekitar 25% an. Sebelum 2016, antara Rp30 juta sampai Rp40 juta, itu sebelum ada offline store,” ucap dia saat ditemui Solopos.com, Senin (5/9/2022).

Taufik mendefinisikan Boyolali sebagai kota kecil, anak mudanya kalau soal fashion masih kurang karena belum ada kampus besar. “Sedangkan fashion itu biasanya yang mendongkrak mahasiswa,” ucap dia.

Seolah naik kelas, Taufik mengatakan perkembangan thrift di Boyolali semakin meningkat, terbukti dengan munculnya penjual-penjual thrift baru di area Boyolali.

Baca juga: Ancaman Beragam Penyakit di Balik Pakaian Bekas, Ini Penjelasan Dokter

Taufik berpendapat peminat thrift di Boyolali rata-rata membeli produk tersebut karena kebutuhan.

“Tapi akhirnya juga karena mumpung nemu atau ada barang nya. Karena mungkin sebelum nya mereka tidak menemukan barang itu di toko lain,” ucap dia.

Meski demikian, peminat thrift di Boyolali tak hanya melihat dari sisi fungsional baju, tapi mulai bisa melihat brand-brand ternama. “Menurut kula [saya] jelas bukan karena murah tapi lebih karena brand dan model atau trend sekarang,” ucap dia.

Tak hanya anak muda saja, peminat thrift milik Taufik rata rata juga ada dari kalangan orang tua.

“Peminat usaha saya tidak cuma anak muda. Malah rata-rata orang tua dan orang yang berada. Karena pada paham brand dan story barang. Contoh nya barang-barang militery,” ucap dia.

Baca juga: Thrifting Baju Bekas, Antara Ancaman Kesehatan dan Mencintai Bumi

Taufik menjelaskan terdapat beberapa nama brand yang paling diminati oleh pelanggannya.

“Jenis outfit casual, meliputi merek Dickies, Supreme, MLB, Pancoat, dan brand casual lain nya yang kami temukan. Outfit outdoor meliputi TNF, Mammut, Patagonia dan lainnya,” kata Taufik.

“Outfit army dan vintage meliputi Alpha, dan tag-tag USA, ataupun barang jarang ada atau susah ditemukan,” tambah Taufik.

Untuk suplai barangnya, Taufik memperoleh dagangan thrift di Boyolali melalui booking / sortir barang via video call dengan kenalan yang berada di luar pulau.

Baca juga: Impor Baju Bekas Dilarang, Ini Alasan Penggemar Tetap Milih Thrift

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya