Soloraya
Minggu, 22 November 2020 - 20:43 WIB

Bakal Carikan Rp100 Miliar, Bupati Karanganyar Pengin Lengkapi Fasilitas RSUD

Sri Sumi Handayani  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono (kedua dari kiri), membuka kembali objek wisata Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Jumat (3/7/2020). (Solopos.com-Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Bupati Karanganyar, Juliyatmono, berangan-angan mengubah RSUD Karanganyar menjadi rumah sakit yang nyaman untuk pasien dan memiliki fasilitas komplet.

Angin Kencang Bikin Pohon di Sidoharjo Sragen Tumbang, Pengendara Motor Asal Blora Jadi Korban

Advertisement

Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar berharap rencana itu bisa diwujudkan pada 2021. Bupati menyampaikan hal itu saat menghadiri Evaluasi Mutu Pelayanan dan Upaya Peningkatan Motivasi Kerja RSUD Kabupaten Karanganyar di Ruang Anthurium kompleks Rumah Dinas Bupati Karanganyar pada Senin (16/11/2020).

"Angan-angan ku sejak dulu. Saya carikan uang Rp100 miliar di 2021. Karep ku, semua fasilitas [di RSUD Karanganyar] komplet. RSUD jadi wisata kesehatan. Ada taman bunga, bersih, mes dokter, ruang bermain, food court, dan lain-lain," kata Bupati saat memberikan sambutan.

Advertisement

"Angan-angan ku sejak dulu. Saya carikan uang Rp100 miliar di 2021. Karep ku, semua fasilitas [di RSUD Karanganyar] komplet. RSUD jadi wisata kesehatan. Ada taman bunga, bersih, mes dokter, ruang bermain, food court, dan lain-lain," kata Bupati saat memberikan sambutan.

Bupati menyinggung fungsi rumah sakit menyehatkan masyarakat yang datang untuk berobat. Menurut dia, upaya mempercepat kesembuhan dapat dilakukan melalui fasilitas pendukung di lingkungan rumah sakit.

Tambah 33 Pasien Baru Sehari, Total Kasus Covid-19 di Klaten Jadi 1.531

Advertisement

Koordinasi Lebih Luwes

Di sisi lain, Juliyatmono menginginkan koordinasi RSUD dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar dan Pemkab Karanganyar lebih luwes dan fleksibel. Dia mempersilakan Direktur RSUD Karanganyar rutin melaporkan perkembangan dan persoalan yang terjadi di RSUD secara periodik kepada dirinya.

"Koordinasi luwes supaya masalah cepat selesai. Direktur [RSUD Karanganyar] maupun Dinkes secara periodik baik itu diminta atau tidak silakan sampaikan [permasalahan] kepada saya supaya cepat bisa mengambil keputusan. Ruang ICU kurang, trauma center, dan lain-lain. Segera ajukan supaya tidak ada hambatan," jelas dia.

2 Pegawai Positif Covid-19, Kampus ISI Solo Lockdown

Advertisement

Yuli, sapaan akrabnya, menyampaikan RSUD Karanganyar secara kelembagaan berada di bawah Dinkes Karanganyar. Tetapi, RSUD Karanganyar menjalankan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Keunggulan BLUD adalah instansi tersebut dapat mengelola anggaran secara mandiri.

"Secara kelembagaan [RSUD Karanganyar] itu UPT-nya Dinkes tapi manajemen BLUD. Manajemen silakan dikelola baik. Secara fungsional membutuhkan apa-apa langsung tidak menunggu tahun anggaran. Cukup minta izin Bupati. Itu fleksibilitas BLUD dan tidak ada masalah," papar dia.

Dia juga mengingatkan dokter yang bertugas di RSUD Karanganyar agar tidak melupakan fungsinya saat berada di rumah sakit pelat merah. Dokter yang bertugas di RSUD Karanganyar, lanjut Yuli, tidak boleh berorientasi profit. "Fungsi pelayanan karena rumah sakit pemerintah. Beda dengan saat [dokter] praktik di rumah sakit swasta."

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif