Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Beberapa pedagang yang ditemui Solopos.com, Minggu (2/9/2012), mengatakan sudah mengatur beberapa strategi untuk menghadapi wacana tersebut. Pedagang bakso dan gulai kambing di Pasar Panggungrejo, Sutarjo, 55 mengatakan telah mengatur rencana promosi baru untuk meraih lebih banyak pelanggan. Pria yang baru tiga bulan berjualan di pasar tersebut berencana memberikan bonus seporsi makanan bagi pelanggan yang membeli lima porsi hidangannya.
Warga Pucangsawit ini juga akan menyiapkan menu lain untuk menambah variasi pilihan menu. Dirinya mengaku siap bersaing dengan pedagang makanan lain karena meski baru tiga bulan berjualan, masakannya termasuk yang sering dicari pengunjung pasar tersebut.
Hal serupa juga diungkapkan pedagang makanan lain, Mukti Lustini, 44. Pedagang nasi tersebut sudah menyiapkan menu andalan untuk dapat bersaing dengan menu yang dihadirkan pedagang lain. “Jika sebelumnya saya berjualan nasi sayur, besok jika wacana tersebut jadi dilaksanakan saya sudah siap dengan menu pecel Madiun,” ujarnya.
Pedagang yang sudah tiga tahun berjulan di Pasar Panggungrejo ini menyambut baik rencana kepala pasar tersebut karena ia prihatin dengan nasib sesame rekannya yang telah gulung tikar. Menurutnya, jika melihat potensi, Pasar Panggungrejo akan lebih tepat jika pasar tersebut dijadikan kawasan pusat kuliner bagi masyarakat sekitar, sebab banyak mahasiswa yang setiap harinya membutuhkan beraneka ragam pilihan kuliner.
Pedagang makanan yang lain, Yatmo, 23 bahkan sangat siap dengan wacana pusat kuliner tersebut. Pria yang setiap hari berjualan aneka menu masakan bakar itu yakin bias meraih keuntungan lebih baik karena sudah memiliki pelanggan tetap. “Jadi saya tidak perlu khawatir jika banyak pedagang makanan lain yang nantinya masuk kemari,” kata pedagang yang mengaku bisa mandapatkan omzet Rp500.000-Rp600.000 sehari ini.
Berbeda dengan ketiga rekannya, Sukini, pedagang nasi di Pasar Panggungrejo mengatakan masih belum begitu siap menghadapi wacana pusat kuliner tersebut. Menurutnya, ia belum bisa memperkirakan kondisi pasar jika benar-benar akan dijadikan pusat kuliner. “Saya bukannya pesimistis, tetapi meilhat kawan-kawan lain banyak yang gulung tikar, saya masih harus menunggu tanggapan pembeli,” ujar wanita 45 tahun tersebut.