SOLOPOS.COM - Monitoring progres embung Desa Pranan, Polokarto, Sukoharjo. Dokumentasi 4 Oktober 2022. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau pada 2023 akan berlangsung panjang karena dampak perubahan iklim. Bupati Sukoharjo mengimbau para petani agar segera memajukan masa tanam mumpung saat ini masih tersedia air.

Ditemui di Balai Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Rabu (24/5/2023), Bupati Etik menyampaikan berdasarkan info dari BMKG tahun ini Sukoharjo berada dalam fenomena El Nino setelah 3 tahun berada pada fase La Nina. Kondisi tersebut akan menyebabkan lonjakan suhu global dan bisa meningkatkan resiko kekeringan di Indonesia. Peluang terjadinya El Nino mencapai 60% pada Mei-Juli 2023 dan 80% pada September 2023.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Untuk itu saya mengimbau kepada seluruh petani untuk segera mempercepat masa tanam, manfaatkan ketersediaan air, agar pada saat puncak El Nino, fase pertumbuhan tanaman sudah tidak membutuhkan air. Manfaatkan sumber-sumber air yang masih tersedia untuk memaksimalkan produksi komoditas pertanian,” imbau Etik.

Kabupaten Sukoharjo selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Tengah. Pada 2022 Sukoharjo surplus beras sebesar 138.000 ton meskipun sempat terdampak pandemi Covid-19 dan anomali iklim. Angka surplus beras tersebut meningkat 33.768 ton jika dibandingkan pada realisasi surplus tahun 2021 yakni sebanyak 104.232 ton. Sedangkan realisasi produksi padi Kabupaten Sukoharjo pada 2022 sebesar 308.688 ton gabah kering giling/GKG dengan produktivitas rata-rata sebesar 64,03 kuintal/ha GKG.

“Keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari peran serta petani dalam mendukung semua program pemerintah dan berkolaborasi dengan Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan/PPL dalam mendampingi petani,” kata Bupati.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, meminta para petani memaksimalkan sumber air yang sudah dibuat, seperti embung dan sumur-sumur dalam. Pihaknya juga akan melakukan lobi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk menunda penutupan Dam Colo yang biasanya dilakukan pada Oktober.

Bagas menyebut Sukoharjo kini memiliki 12 embung yang kesemuanya dalam kondisi baik. Beberapa embung tersebut berada di Desa Tanjung dan Desa Juron, Kecamatan Nguter; Desa Puhgogor dan Paluhombo, Kecamatan Bendosari. Kemudian  di Desa Grogol, Kecamatan Weru; dan di Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya