SOLOPOS.COM - Lokasi kebakaran lahan yang mengakibatkan seorang nenek-nenek warga Dusun Bendorejo RT 001/RW 003 Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, meninggal dunia, Senin (21/8/2023). (Istimewa/Damkar Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Nasib tragis dialami seorang nenek-nenek warga Dusun Bendorejo RT 001/RW 003 Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, yang meninggal dunia akibat terbakar saat membakar sampah kering di dekat rumahnya, Senin (21/8/2023).

Korban diketahui bernama Suparni yang berusia sekitar 70 tahun dan hidup sebatang kara. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Wonogiri, Joko Gembong Santoso, mengatakan kejadian bermula saat Suparni membakar sampah di lahan yang terletak di bawah rumahnya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun api dengan cepat membesar. Menurut keterangan Joko, saat itu tetangga Suparni yang bernama Suparno telah mengingatkan korban agar segera ke rumahnya dan menyelamatkan diri.

Namun, api sudah membesar dan korban tidak dapat ditolong lagi. Saat ditemukan nenek-nenek yang bakar sampah di Wonogiri itu sudah meninggal dunia. Joko mengatakan laporan kejadian nenek-nenek yang meninggal saat bakar sampah itu masuk ke Damkar Wonogiri pada pukul 10.02 WIB.

Tim Damkar dipimpin Danru III Setyo Pamungkas lalu mengerahkan enam orang anggota dengan dua unit mobil Damkar dibantu BPBD, Polres, SAR, dan masyarakat sekitar untuk memadamkan api yang sudah meluas dan membakar lahan. “Selesai pemadaman pukul 11.00 WIB,” papar Joko saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Joko menjelaskan korban meninggal karena terbakar. Lahan tempat nenek-nenek itu membakar sampah berupa terasering dan rumah korban berada di atasnya. Hal itu membuat tetangga korban tidak mampu menyelamatkannya dari kobaran api yang membesar.

Kepala Desa Sendang, Sukamto, mengatakan membakar sampah kering menjadi aktivitas sehari-hari nenek-nenek yang meninggal dalam kebakaran di Sendang, Wonogiri, itu. Menurutnya, korban dikenal sebagai sosok yang tidak mau ada sampah di sekitarnya.

“Tidak mau ada banyak sampah, jadi setiap harinya membakar sampah terutama daun kering. Selain itu dia memang sudah berkurang pendengarannya,” papar Sukamto kepada Solopos.com via telepon, Senin.

Sukamto melanjutkan peristiwa itu terjadi di lahan milik Suparno. Namun, Suparno sudah menganggap kejadian tersebut sebagai kecelakaan dan tidak ada kerugian material yang dia alami. Menurut Sukamto, keluarga Suparni sudah datang setelah kejadian tersebut sebagai musibah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya