Soloraya
Senin, 14 Februari 2022 - 16:35 WIB

Balada Perajin Tahu Karanganyar di Tengah Kenaikan Harga Kedelai

Akhmad Ludiyanto  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pekerja menata tahu goreng di salah satu rumah pembuatan tahu di Cangakan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Senin (14/2/2022). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Harga kedelai di Karanganyar kembali naik. Hal ini sudah berangsung sejak beberapa waktu lalu dan belum berhenti. Tentu saja hal ini berdampak negatif pada para perajin tahu di Bumi Intanpari.

Tak mau merugi, cara yang paling mungkin dilakukan perajin saat ini adalah dengan mengurangi ukuran tahu. Karena menaikkan harga jual tahu bakal menurunkan omzet penjualan mereka.

Advertisement

Pada Senin (14/2/2022), harga kedelai terpantau pada kisaran Rp10.900 per kilogram. Padahal pada awal Februari lalu, harga bahan baku pembuatan tahu dan tempe tersebut sekitar Rp10.500 per kilogram. Pada Januari, harga kedelai pada kisaran Rp10.400 per kilogram.

Baca Juga: Duh, Tempe dan Tahu di Boyolali Kian Mini Imbas Harga Kedelai Naik

Advertisement

Baca Juga: Duh, Tempe dan Tahu di Boyolali Kian Mini Imbas Harga Kedelai Naik

“Pokoknya harga kedelai itu naik terus sejak beberapa bulan lalu. Biar kata naiknya hanya Rp50 per kilogram atau Rp100 per kilogram, tapi terus naik,” ujar perajin tahu di Manggeh, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Totok Suranto, saat ditemui pada Senin .

Padahal, setiap 12 hari sekali ia harus membeli kedelai minimal dua ton untuk memenuhi kebutuhan produksinya. Dengan jumlah pembelian sebanyak itu, kenaikan Rp100 rupiah per kilogram pun jadi terasa memberatkan.

Advertisement

“Bahan baku naik tapi kami tidak bisa menaikkan harga jual tahu karena diprotes pembeli,” imbuhnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Bertahan Tinggi Rp11.000/Kg, Perajin Tahu di Klaten Kian Menjerit

Di sisi lain, kenaikan harga kedelai ini bersamaan dengan harga minyak goreng yang belum juga turun. Sehingga kondisi ini kian menyulitkan usaha pembuatan tahu yang ia lengkapi dengan produk tahu goreng tersebut.

Advertisement

Agar usahanya tetap bertahan, ia terpaksa mengecilkan ukuran tahu. “Akhirnya ukuran tahunya yang agak diperkecil. Misalnya satu cetakan tahu yang biasanya diiris menjadi 40 potongan, sekarang jadi 45 potongan. Ya sedikit-sedikit biar buat nutup biaya produksinya,” ujarnya.

Ia berharap harga kedelai dapat kembali seperti semua yaitu di rentang Rp8.000-Rp9.000 per kilogram agar usahanya dapat berjalan normal.

Pantauan di rumah pembuatan tahu lainnya kawasan Cangakan, Kecamatan Karanganyar para pekerja tetap memproduksi makanan rakyat tersebut. Namun Solopos.com tidak dapat mewawancara pemiliknya karena ia sedang pergi ke Solo. “Yang punya sedang pergi ke Solo,” ujar salah satu pekerja.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif