Solopos.com, SOLO — Balai Bahasa Jawa Tengah mengadakan diskusi Sanggar Penerjemahan bertajuk Sanggar Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Dwibahasa Jawa-Indonesia Berbasis Komunitas di Ruang Gagasan Griya Solopos, Sabtu (8/7/2023).
Kepala Balai Bahasa Jateng, Syarifuddin, menyebut program itu bertujuan untuk menumbuhkan minat baca. Maka, perlu ada pengadaan bahan bacaan, terutama untuk anak-anak. “Salah satu bahan bacaan adalah hasil karya penulis ini. Ditulis dengan bahasa daerah dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia,” kata dia kepada Solopos.com, Sabtu (8/7/2023).
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Rencananya ada 110 Judul buku yang akan dirilis Balai Bahasa Jateng. Bahasa daerah dipilih sebagai medium penulisan cerita anak agar para penulis bisa berkontribusi untuk penguatan bahasa daerahnya. Menurut Syarifuddin, karya yang dihasilkan para peserta mengandung nilai pembelajaran. Ini bakal menjadi pedoman kehidupan sehari-hari anak. “Itu akan menguatkan karakternya,” lanjut dia.
Dia menambahkan pada sesi ini hasil karya penulis akan diulas dan didiskusikan. Termasuk mengevaluasi tulisan mana yang perlu ditambah dan diperkaya.
Salah satu peserta sekaligus penulis buku asal Wonogiri, Parpal Poerwanto, menulis lima cerita rakyat dari daerah asalnya. “Ada cerita tentang Sambernyawa, Sendang Siwani, kemudian asal mula nama Wonogiri, dan Punden Mbah Kendil. Nah keempat cerita ini semua berkaitan dengan Sambernyawa. Terakhir tentang Gunung Muser,” kata dia.
Parpal merasa perlu mengangkat cerita asli Wonogiri agar anak-anak lebih dekat dengan daerah asalnya. Menurutnya dengan perkembangan teknologi anak-anak hari ini malah lebih dekat dengan cerita dari luar daerah bahkan luar negeri.
“Tetapi budaya atau cerita milik kita sendiri tidak dikenal, karena mungkin belum ada semacam publikasi dalam bentuk buku atau media lain,” lanjut dia.
Acara ini tidak hanya diadakan di satu kota, melainkan di lima daerah. Sebelumnya sudah terlaksana di Kota Semarang dan kali ini di Kota Solo. Selanjutnya Balai Bahasa Jateng bakal mengadakan kegiatan serupa di Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Magelang.
Melalui kegiatan ini diharapkan menarik minat masyarakat dalam penulisan dan penerjemahan cerita anak. Lebih jauh lagi agar ada ketersedian bahan bacaan yang bermutu bagi.