Soloraya
Selasa, 9 Juli 2013 - 18:29 WIB

BALAP LIAR : Tol Soker Jadi Arena Balap, Warga Boyolali Resah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Balapan liar di tol Soker, Karanganyar (Dok/JIBI/Solopos)

Balapan liar di tok Soker, Karanganyar (Dok/JIBI/Solopos)

BOYOLALI–Aksi balap liar di ruas Tol Solo-Kertosono (Soker) di Desa Pandeyan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, yang terjadi sejak dua bulan terakhir meresahkan warga. Aktivitas itu dinilai mengganggu ketenangan waktu istirahat warga.

Advertisement

Seorang warga Menjing, RT 003/RW 001, Pandeyan, Sardi, 40, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Selasa (9/7/2013), mengatakan aktivitas balap liar digelar sejak sore hingga dini hari. Suara knalpot motor yang memekakkan telinga, membuat ia dan warga lain merasa terganggu.

“Saya memang tidak lihat balapannya. Saya hanya mendengar bunyi knalpot yang sangat keras dari sebelah selatan kampung saya ini,” ujarnya.

Warga lain, Tuminah, 61, yang saat itu berada di rumah Sardi menambahkan waktu istirahatnya di malam hari terganggu dengan suara knalpot para pembalap liar tersebut. Pasalnya, suara-suara itu kerap terdengar sekitar pukul 03.00 WIB dini hari saat warga masih tidur. “Saya enggak tahu mereka [pembalap] masuk tol lewat barat atau timur. Tahu-tahu, suaranya sudah terdengar keras sampai sini,” kata dia.

Advertisement

Kades Pandeyan, Sukasno, saat dijumpai di kantornya, Selasa, mengatakan aktivitas balapan itu sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Balap liar itu menurutnya terjadi hampir setiap hari.

“Para pembalap menggunakan ruas tol di sebelah barat overpass Menjing ke barat sampai jalan perbatasan dengan Desa Donohudan. Senin (8/7) sore kemarin juga masih ada balapan. Kalau Bulan Puasa besok saya enggak tahu,” katanya.

Sebagai orang yang tinggal di Menjing, ia mengaku juga merasa terganggu dengan balapan liar tersebut. “Saya kira, balapan tidak akan terjadi kalau kontraktor menempatkan pasir batu (sirtu) di jalan tol itu. Sementara ini warga belum bertindak,” terangnya.

Advertisement

Suara knalpot tersebut ternyata tak hanya mengganggu warga Pandeyan. Warga Menjing, RT 002/RW 008, Desa Donohudan, Sujiman, 78, juga mengaku terganggu. Menurutnya, suara knalpot sangat keras hingga warga di daerahnya juga merasa tak nyaman.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif