SOLOPOS.COM - IDAP HERNIA -- Vicky Setiaputra, 4, yang mengidap hernia bersama sang ibu di rumah mereka. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

IDAP HERNIA -- Vicky Setiaputra, 4, yang mengidap hernia bersama sang ibu di rumah mereka. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

KARANGANYAR – Sekilas tidak ada kelainan pada tubuh Vicky Setyaputra. Bocah berusia empat tahun itu menjalani kegiatan, seperti bermain, bersepeda dan sebagainya, sebagaimana bocah pada umumnya. Ia kadang minta dimanjakan ibunya, Heni, 37, dengan minta digendong.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Tapi hampir setiap kali usai hujan-hujanan, Vicky merasakan sakit pada alat kelaminnya,” ujar Heni saat ditemui wartawan di rumahnya, Desa Jaten RT 2 RW XIV, Kecamatan Jaten, Senin (15/1/2012) siang. Putra ketiga dari pasangan Heni dan Suyanto, 38, ini mengalami hernia sejak setahun dari kelahiran. Baik Heni maupun Suyanto, tidak tahu menahu penyebab anaknya kena hernia. Tiba-tiba saja buah zakar sebelah kiri anaknya, kala itu kian hari makin membesar.

Heni pun merasa ikut bersalah dengan penyakit yang dialami anaknya itu. Pasalnya beberapa hari setelah melahirkan Vicky, ia pulang kepada orangtuanya di Bandung, Jawa Barat. Katanya, waktu itu ia sedang ada masalah dengan suaminya. Ia begitu saja meninggalkan Vicky selama empat bulan. Selama itu, Vicky dirawat oleh suaminya dan neneknya. “Setelah empat bulan tidak bertemu, Vicky sudah agak besar. Apa mungkin penyakitnya itu karena perbuatan saya?” ujar Heni sembari meneteskan airmata.

Saat mengetahui anaknya mengalami hernia, Heni dan Suyanto membawanya ke dukun pijat anak. Sudah puluhan dukun pijat ia datangi. Mulai dari dukun pijat anak yang dekat dengan tempat tinggalnya, maupun dukun pijat di daerah lain. Namun dari sekian banyak dukun pijat yang dikunjunginya, sama sekali tidak menampakkan kesembuhan bagi Vicky. Malah hernia yang dideritanya itu semakin besar.

Selama ini Vicky belum pernah diperiksakan ke dokter. Padahal Heni berharap anaknya itu bisa sehat seperti bocah yang lain. Pekerjaan Heni yang hanya sebagai buruh cuci dan menyetrika pakaian tetangganya itu, tidak cukup untuk biaya operasi mengembalikan ukuran buah zakar anaknya seperti sedia kala.

Penghasilannya per hari hanya Rp10.000-25.000. Sementara Suyanto yang bekerja sebagai tukang bangunan, juga jarang pulang untuk membawa uang. “Suami saya pulang sepekan sekali. Itu pun tidak membawa duit banyak. Jadi upah saya setiap hari hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari,” ungkap Heni.

Kadang ia merasa iba bila anaknya itu mengeluh kesakitan. Untungnya Vicky tidak manja untuk dibelikan barang kesukaannya, sehingga ia tidak terlalu merepotkan. Meskipun termasuk keluarga miskin, namun Heni sama sekali tidak memiliki kartu Jamkesmas. Katanya, ia tidak tahu bagaimana cara mengajukan Jamkesmas. Belum lagi ia juga harus menanggung biaya sekolah kedua anaknya, serta si bungsu, Bambang Randika.

JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya