Solo (Espos)–Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah tidak merestui Rektor UMS, Prof Dr Bambang Setiaji untuk melenggang dan mencalonkan diri sebagai bakal calon Walikota Solo.
Pertimbangan Muhammadiyah mengeluarkan kebijakan tersebut, karena duel antara Jokowi-Rudy dan kubu Edy Wirabhumi diprediksi akan membuat suasana perpolitikan menghangat. Dengan pertimbangan tersebut, Jaringan Masyarakat Independen Indonesia (JMII) yang sebelumnya melirik Bambang Setiaji harus mengurungkan niatnya.
Menurut Bambang, beberapa hari lalu perwakilan Muhammadiyah menghubungi dan meminta dirinya tetap menggeluti bidang pendidikan. Dia mengatakan kebijakan untuk maju sebagai bakal calon walikota harus melalui izin PP Muhammadiyah. Meskipun secara fisik dirinya tidak memangku jabatan, dirinya mengaku siap untuk memberikan gagasan terkait penataan pengelolaan anggaran daerah dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM).
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
“Muhammadiyah memiliki pertimbangan tersendiri, dan terkait hal ini saya tinggal tunggu penugasan saja apakah ya atau tidak (mencalonkan diri-red),” jelasnya ketika dijumpai Espos di UMS Solo, Rabu (13/1).
Mengenai pencalonan dirinya melalui JMII, selama ini Bambang cenderung pasif untuk menanyakan apakah Muhammadiyah memberikan izin atau tidak. Lebih lanjut, dia mengatakan, mengenai sumbangan gagasan penggelolaan anggaran dan peningkatan kualitas SDM dirinya lebih condong ke kubu Edy Wirabhumi.
Menurutnya, Jokowi-Rudy telah memiliki tim yang solid dan mempunyai konsep tersendiri untuk mengelola daerah. “Ada beberapa gagasan yang dapat menjadi pertimbangan untuk kemajuan Solo kedepannya,” ungkap dia.
das
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
