Soloraya
Jumat, 5 Agustus 2022 - 08:35 WIB

Bangsal Pascapanen, Cara Desa Senden Boyolali Kelola Komoditas Pangan

Nova Malinda  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sayuran segar yang dipanen petani. (JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Solopos.com, BOYOLALI–Bangsal Pascapanen dan Pengelolahan komoditas Holtikultura Desa Senden, Selo, Boyolali, diresmikan Bupati Boyolali, M Said Hidayat, pada Kamis (4/8/2022) bersamaan acara tungguk tembakau.

Kepala Desa Senden, Sularsih menjelaskan bangsal tersebut akan digunakan kelompok tani dan warga setempat untuk mengolah pangan dan hasil tani sayur mereka.

Advertisement

Diharapkan membawa kesejahteraan dan kemajuan untuk komoditas pangan Desa Senden.

Ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) Ngudi Luhur, Sugiyantoro, mengatakan program bantuan dari Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian tersebut akan dikelola bersama Gapoktan Desa Senden.

“Di dalam bangsal pascapanen ada proses penanganan sayur segar, serta penanganan pascapanen yang menghasilkan berbagai kripik seperti kripik brokoli, kripik labu siam, serta kripik tales,” ucap dia saat ditemui di acara peresmian, Kamis (4/8/2022).

Advertisement

Ia menyebutkan program bantuan dari Kementan masuk tahun anggaran 2022, dan menelan biaya pembangunan hingga Rp300 juta.

Bangsal pascapanen tersebut untuk bisnis agrowisata. Selain itu, potensi alam Desa Senden akan dimanfaatkan untuk kegiatan paralayang sebagai wujud pengembangan agrowisata.

Bupati Boyolali, Said Hidayat menjelaskan pentingnya memproses izin pemasaran agar produk pertanian bisa tersebar dan dirasakan minimal oleh masyarakat di Boyolali, hingga ke menjangkau lebih luas lagi.

Advertisement

“Ketika hal tersebut dapat dilakukan, otomatis akan meningkatkan kesejahteraan para petani yang ada di Kecamatan Selo,” ucap Said.

Said mengapresasi keberadaan petani muda di Kecamatan Selo sebagai tumpuan regenerasi petani saat ini. Petani muda perlu disiapkan dan dibangkitkan kesadaran untuk cinta tanah airnya, untuk dapat meneruskan petani sebelumnya.

“Dengan menyiapkan petani-petani muda, kesuburan tanah akan terjaga, serta panen yang baik akan selalu mampu dihadirkan. Tidak terputusnya genarasi petani akan menjaga keberlanjutan lahan dan mendukung ketahanan pangan,” papar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif