SOLOPOS.COM - Istimewa

Sragen (Solopos.com) – Seratusan aktivis Forum Peduli Kebenaran dan Keadilan Sambirejo
(FPKKS) Sragen melakukan aksi pembangunan rumah di wilayah perkebunan karet milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, tepatnya di Desa Bayanan, Sambirejo, Minggu (9/10/2011). Aksi sepihak FPKKS itu membuat puluhan petugas keamanan PTPN IX Kerjoarum dan aparat kepolisian datang ke lokasi.

NEGOSIASI -- Ketua FPKKS Sragen, Sunardji (kanan) bernegosiasi dengan petugas keamanan PTPN IX Afdeling Kepoh di lahan milik PTPN IX,
Desa Bayanan, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Minggu (9/10/2011). (Istimewa)

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pihak FPKKS sempat adu mulut dengan petugas keamanan PTPN IX Kerjoarum. PTPN IX meminta agar aksi pembangunan rumah itu dihentikan. Sementara FPKKS tetap bertahan dengan alasan hanya menggunakan lahan masyarakat untuk tempat berteduh keluarga miskin, bukan untuk menguasai.

Aksi tersebut berlangsung mulai pukul 07.00 WIB. Sedikitnya ada 150 orang anggota FPKKS yang bekerja bhakti untuk membangun rumah untuk warga miskin. Mereka membawa peralatan berupa, cangkul, sabit dan alat pertukangan. Di tengah aksi para aktivis FPKKS itu, sejumlah petugas keamanan PTPN IX Kerjoarum Afdeling Kepoh, Sambirejo datang
didampingi aparat Polres Sragen dan Muspika Sambirejo serta beberapa pejabat PTPN.

Karena muncul perbedaan pendapatan di antara kedua pihak, akhirnya terjadi proses negosiasi antara FPKKS dan PTPN IX yang dikawal ketat oleh Polres Sragen. Sejumlah perwira Polres yang dipimpin Kabag Operasional, Kompol Yuliana Bangun, ikut mengamankan sengketa tersebut. Namun negosiasi itu menemui jalan buntu. Akhirnya aparat Polres Sragen turun tangan untuk memberi pengarahan kepada FPKKS agar menghentikan pembangunan rumah itu. Walhasil, antara FPKKS dan Polres menemukan kesepakatan untuk menghentikan pembangunan rumah itu sampai ada pertemuan lebih jauh dengan PTPN IX Kerjoarum .

Ketua FPKKS Sragen, Sunardji, saat dihubungi Espos, Minggu sore, menerangkan pembangunan rumah itu diperuntukkan bagi warga miskin di Desa Bayanan yang memiliki dua orang anak. Warga miskin itu, kata dia, membutuhkan perhatian pemerintah karena tidak memiliki tempat berlindung. Dengan kesepakatan anggota, ungkap dia, FPKKS berinisiatif untuk membangun rumah di tanah PTPN IX wilayah Afdeling Kepoh.

“Kami tidak ingin menguasai atau memperkaya diri atas pembangunan rumah itu. Kami hanya ingin warga miskin itu mendapatkan tempat untuk berteduh. Kalau di lahan PTPN IX itu tidak boleh, maka silakan dicarikan tanah di lokasi lain untuk tempat berteduh keluarga miskin itu,” tegas Sunardji. Dia mengaku menghentikan proses pembuatan rumah itu untuk sementara sampai ada pertemuan antara kedua belah pihak.

Terpisah, Kapolsek Sambirejo, AKP Haryanto, mewakili Kapolres Sragen, AKBP IB Putra Narendra, mengungkapkan aksi pembangunan rumah sudah dihentikan. “Kami memang tadi dibantu Polres mengamankan aksi tersebut. Kamis sudah memberi pengarahan kepada FPKKS agar aksinya dihentikan. Dan akhirnya berhenti,” ujarnya.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya