Soloraya
Selasa, 11 Januari 2022 - 12:15 WIB

Bangunan Titik Nol Kilometer Solo Ala Kolonial, Ini yang Paling Identik

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tugu Pamandengan, titik 0 km Solo. (Instagram/@asedinocom)

Solopos.com, SOLO — Tugu Pamandengan yang merupakan titik nol kilometer (km) Kota Solo di Jawa Tengah mempunyai bangunan khas kolonial atau era penjajahan.

Hal ini terlihat dari empat lampu gantung yang ada di atas tugu tersebut, sebagaimana diungkap oleh akun Instagram yang kerap mengunggah cerita sejarah, @lampaubercerita.

Advertisement

Tugu Pamandengan pakai material batu sama campuran beton. Badan tugu sisi bawah pakai batu andesit ekspos yang sekarang dicat warna hitam. Tugu ini juga dipasangi empat buah hanging lamp ala kolonial,” jelas dia pada unggahannya 1 Juni 2021.

Baca Juga: Potret Cantik Velline Chu, Artis VU yang Ditangkap karena Narkoba

Advertisement

Baca Juga: Potret Cantik Velline Chu, Artis VU yang Ditangkap karena Narkoba

Berdasarkan sejarahnya, titik nol km Solo ini diduga merupakan peninggalan antara Paku Buwono VI hingga Paku Buwono X yang disebut-sebut sudah ada sejak pindahnya Keraton Solo dari Kartasura.

Pada zaman dahulu, Tugu Pamandengan juga sempat mengalami pemugaran pada era Paku Buwono X atntara 1893-1939.

Advertisement

Tugu ini sebenernya udah ada semenjak awal pindahnya keraton, terus dipugar dan diperbaiki masa Sri Susuhunan PB X antara tahun 1893-1939. Tugu ini ada di barat Jembatan KaliPepe sama Pasar Gedhe Hardjanagara, dan tepat di timur Balaikota Surakarta yang dulunya masih jadi kantor Residen Surakarta,” ungkap pengelola akun Instagram @lampaubercerita.

Sementara itu, pada zaman dahulu keberadaan Tugu Pamandengan, sebagai titik nol km Kota Solo  ternyata mempunyai peran penting di masa lalu.

Baca Juga: 5 Aplikasi yang Wajib Dipunyai untuk yang Mulai Berbisnis atau Usaha

Advertisement

Menurut informasi yang diunggah oleh Pemkot Solo dalam situs resminya, Tugu Pamandengan pada zaman dahulu dijadikan titik fokus pandangan Raja Keraton Kasunanan Surakarta untuk memusatkan pikirannya.

Hal tersebut dia lakukan untuk menemukan solusi atas persoalan yang dihadapi oleh masyarakat pada zamannya.

Baca Juga: Sejarah Kanjeng Ratu Kidul: Berasal dari Tanah Sunda?

Advertisement

Tugu nol km Solo ini juga diklaim sebagai titik kosmologi budaya Jawa. Hal ini dibuktikan dengan letaknya yang berada di Pasar Gede di sebelah timur yang bersimbol sifat duniawi yang berhubungan dengan ekonomi.

Baca Juga: Sederet Tren Bisnis di 2022, Bisa Jadi Peluang Usaha Nih!

Kemudian, ada Masjid Agung di sebelah barat sebagai simbol untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Ada poros Tugu Pemandengan sebagai simbol visi Raja yang luas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif