Soloraya
Rabu, 22 Februari 2012 - 15:34 WIB

BANJIR BOYOLALI: Siswa Tetap Try Out di antara Genangan Air

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEKOLAH KEBANJIRAN--SDN Kismoyoso 3, Kecamatan Ngemplak tergenang air, Rabu (22/2/2012). Banjir membuat anak-anak diliburkan sekolah. (Foto: Espos/Farida Trisnaningtyas)

Jarum jam telah beranjak meninggalkan pagi. Namun, suara celoteh anak-anak tidak terdengar di lorong sekolah maupun di kelas-kelas seperti hari biasa. Pagi itu memang hari luar biasa bagi para siswa SDN Kismoyoso 1 dan SDN Kismoyoso 3. Sekolah tercinta kebanjiran. Air luapan sungai yang dekat dengan sekolah mereka meluber dan masuk ke rumah-rumah serta sekolah.

Advertisement

Padahal hari itu Rabu (22/2) kedua sekolah dasar ini sedianya menggelar try out untuk persiapan ujian nasional (UN) hari ketiga atau terakhir. Akan tetapi, banjir yang menerjang beberapa dukuh di Desa Kismoyoso praktis menghambat kegiatan ini.

“Kondisinya seperti memang di luar dugaan kita. Keadaan sekolah juga tidak memungkinkan untuk dilakukan kegiatan belajar. Baik SDN Kismoyoso 1 maupun 3 sama-sama tergenang banjir,” tutur Kepala UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak, Sugiatun saat ditemui Solopos.com di lokasi banjir.

Sugiatun pun berinisiatif memundurkan jam untuk try out hingga seluruh siswa Kelas VI dapat dikumpulkan. Menurutnya, uji coba UN untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia harus tetap digelar tetapi menunggu banjir agar surut sebentar.

Advertisement

Kedua sekolah tidak memungkinkan untuk ditempati dan digelar kegiatan. Akhirnya, try out pun dilaksanakan di salah satu ruangan dengan meminjam tempat di TK Aisyiyah Kismoyoso yang letaknya di dekat SDN Kismoyoso 1. Kebetulan, tempatnya cukup tinggi sehingga tidak terendam banjir.

“Try out tetap kita gelar. Kita jemput anak-anak ataupun orangtua diminta mengantar mereka. Ini hari terakhir dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kondisinya sudah seperti ini bagaimana nanti kalau saat UN,” tutur perempuan yang akrab dipanggil Atun ini.

Selang beberapa lama sekitar pukul 09.30 WIB anak-anak mulai berdatangan. Meski rumah kebanjiran, mereka tetap berangkat dengan memakai seragam seadanya. Begitu halnya dengan alas kaki.

Advertisement

Salah satu anak, Sinta mengatakan memanggul tasnya di atas kepala untuk berangkat dari rumah ke tempat itu. Ia pun rela bertelanjang kaki karena banjir menggenang hampir sepinggangnya.

Peristiwa banjir ini menurut Trisno, salah satu guru SDN Kismoyo 3 merupakan yang terparah. Kondisi SDnya pun memprihatinkan. Semua ruangan tergenang. Bahkan, akses menuju sekolah pun sulit. Sebab, lapangan yang berada di depan sekolah sudah tertutup air sehingga tidak terlihat lagi jalan masuknya.

“Jika kondisi seperti ini terus juga sangat mengkhawatirkan. Padahal sebentar lagi anak-anak UN. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah karena anak-anak pasti terganggu dengan banjir ini,” pungkasnya.

(JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif