SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Sedikitnya 20 titik di Kali Dengkeng yang melintasi tujuh kecamatan di Kabupaten Klaten dan bermuara di Sungai Bengawan Solo, mendesak dinormalisasi. Hal itu menyusul rawannya kondisi tanggul sehingga dapat memicu banjir bandang di musim penghujan.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (4/10/2014), sejumlah tanggul yang kritis tersebar di aliran Kali Dengkeng di kecamatan Gantiwarno, Wedi, Bayat, Trucuk, Cawas, Karangdowo, dan Juwiring. Sekitar 20 tanggul maupun tebing di kawasan tersebut kini dalam kondisi rawan longsor.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Menurut Kasi Pembangunan dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, Darminto, kerusakan tanggul dapat memicu limpasan air yang tak terkendali saat musim hujan. “Jika hujan terjadi dalam kurun waktu lama, kami khawatir tanggul bakal tergerus sedikit demi sedikit,” ujarnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya.

Darminto mengatakan kondisi tanggul yang kritis terancam membawa efek domino berupa banjir. Dari inventarisasi DPU, sedikitnya ada 20 desa yang tersebar di tujuh kecamatan yang rawan terkena limpasan air apabila tanggul bocor. Potensi banjir makin besar menyusul sejumlah ruas Sungai Dengkeng yang mengalami pendangkalan.

“Tanggul harus segera diperkuat dengan pemberian bronjong. Untuk tanggul yang pendek setidaknya diberi parapet agar air tidak melimpas,” tuturnya.

Wewenang Balai Besar
Pihaknya mengaku tak bisa berbuat banyak karena Kali Dengkeng merupakan wewenang Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). DPU mengklaim sudah mengajukan dana normalisasi berupa perbaikan tanggul dan penguatan tebing sungai kepada BBWSBS sejak tahun lalu. “Nominal totalnya Rp15 miliar. Namun sampai sekarang hanya segelintir yang terealisasi seperti di Desa Serenan, Juwiring dan Desa Krikilan, Bayat,” keluhnya.

Mengacu kondisi lapangan, imbuhnya, perbaikan tanggul di Desa Karangjoho, Karangdowo dan beberapa desa lain di Bayat sebenarnya cukup mendesak. “Saat ini kami coba mendekati Kementerian Pekerjaan Umum untuk tambahan pendanaan.”

Kabid SDA DPU Klaten, Harjaka, menambahkan selama ini Pemkab hanya bisa membantu normalisasi di anak-anak Sungai Dengkeng. Tahun ini, DPU mengalokasikan dana Rp1 miliar untuk pengerukan sedimen dan lain-lain. Pihaknya berharap bantuan dari instansi terkait dapat turun dalam waktu dekat. “Apalagi ini sudah mendekati musim hujan. Kami khawatir sungai meluap ke permukiman dan persawahan warga jika tidak ada penanganan,” tandasnya.

Peta Kerusakan Sungai Dengkeng
1. Desa Ngandong, Gantiwarno 11. Desa Gaden, Trucuk
2. Desa Kragilan, Gantiwarno 12. Desa Planggu, Trucuk
3. Desa Pacing, Wedi 13. Desa Baran, Cawas
4. Desa Kadilanggon, Wedi 14. Desa Tirtomarto, Cawas
5. Desa Kaligayam, Wedi 15. Desa Cawas, Cawas
6. Desa Melikan, Wedi 16. Desa Balak, Cawas
7. Desa Paseban, Bayat 17. Desa Japanan, Cawas
8. Desa Kebon, Bayat 18. Desa Tlingsing, Cawas
9. Desa Tawangrejo, Bayat 19. Desa Karangjoho, Karangdowo
10. Desa Wiro, Bayat 20. Desa Serenan, Juwiring
Sumber: DPU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya