Soloraya
Senin, 5 Desember 2011 - 10:21 WIB

Banjir lahar kembali menerjang, warga andalkan gotong royong

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

AKSES UTAMA-Kondisi Dam Kedung Kayang yang terletak di antara Desa Tlogolele, Kecamatan Selo dengan Desa Wonolelo, Sawangan Magelang pasca banjir lahar hujan. Foto diambil Minggu (4/12/2011). (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Boyolali (Solopos.com)–Banjir lahar hujan kembali menerjang kawasan Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali akhir pekan kemarin.

Advertisement

Banjir yang membawa material berupa pasir dan batu dari puncak Merapi tersebut tak pelak menutup akses utama dam Kedung Kayang yang terletak di perbatasan antara Tlogolele, Selo dengan Wonolelo, Sawangan, Magelang.

Alhasil, banjir yang kerap datang ini membuat warga setempat hanya mengandalkan gotong-royong untuk menyingkirkan material yang menutup dam. Pasalnya, peristiwa seperti banjir lahar hujan ini tidak bisa terelakkan.

“Alhamdulillah, banjir yang terjadi pada Sabtu (3/12/2011)  kemarin tidak sebesar beberapa waktu lalu. Memang, setiap kali banjir lahar hujan datang dam Kedung Kayang tertutup material. Namun, kali ini material bisa tersingkir dengan sendirinya karena material berupa batu tersapu air,” ujar Kepala Desa Tlogolele, Budi Harsono saat ditemui Espos, Minggu (4/12/2011).

Advertisement

Budi menuturkan warga setempat terus memantau cuaca terlebih di saat hujan turun dan mendung yang sangat gelap. Pasalnya, hujan yang lebat itu akan berujung pada banjir lahar hujan. Peristiwa tersebut berujung pada tertutupnya akses utama ke Tlogolele, Selo melalui dam Kedung Kayang.

Dijelaskan, dam yang baru selesai dibangun pada pertengahan tahun 2011 ini merupakan jalan penghubung utama ke desanya. Jembatan sekaligus dam aliran Kali Apu ini menjadi jalan utama untuk warga beraktivitas. Baik perekonomian, pendidikan, perkantoran serta keseharian warga.

“Jika dam tertutup material seperti beberapa waktu lalu, warga harus memutar melalui Muntilan, Magelang. Padahal jaraknya dua kali lipat jika melewati jalur alternatif itu. Kasihan anak-anak sekolah yang harus memutar dengan jarak sangat jauh,” imbuh Slamet, warga setempat.

Advertisement

Ditambahkan, rusaknya pagar jembatan yang berada tepat di tengah dam juga mengkhawatirkan. Pagar tersebut rusak karena terjangan material banjir lahar hujan yang berupa batu-batu besar seukuran mobil.

(rid)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif